ManCity Jual Leroy Sane ke Bayern Munich, Banderolnya Rp971 Miliar!

Pemain berusia 24 tahun itu memang terus dikaitkan dengan klub asal tanah kelahirannya sejak beberapa waktu terakhir. Hal itu pula yang membuat City menyerah untuk mempertahankannya. Maklum, hampir dua tahun negosiasi kontrak baru untuk pemain internasional Jerman itu berjalan mandeg.

The Citizen pun pasti keberatan lantaran upah pemain yang berposisi sebagai penyerang sayap itu bakal digandakan dua kali lipat oleh Bayern Munich menjadi 20 juta pound sterling atau Rp385 miliar per tahun dari sebelumnya Rp 179 miliar per tahun.

Sane baru saja kembali dari cedera ligamen lutut yang dideritanya dalam kemenangan Manchester City atas Liverpool di ajang Community Shield pada Agustus 2019 silam. Hampir satu musim dia tak bermain dan sudah memasuki fase terakhir kontraknya di klub.

Oleh karena itu, Manchester City memilih realistis. Kesepakatan atas Sane itu dapat dilihat sebagai bisnis yang baik untuk klub. Sebab, mereka mendapatkan banyak keuntungan setelah mendaratkan sang pemain dari Schalke dengan harga 37 juta pound sterling  pada tahun 2016.

Absennya Leroy Sane, yang hanya bermain selama 11 menit dalam membuat Manchester City kesulitan melakukan back to back musim ini. Secara tidak terasa, kontribusinya terlalu sering diabaikan mengingat pengaruhnya yang signifikan dalam musim perebutan gelar secara berturut-turut sebelumnya.

Tidak hanya berhasil mencetak gol sebanyak dua digit pada dua kampanye Premier League, Sane pun berhasil memberikan 25 assist saat itu. Dan, catatan itu lebih banyak daripada pemain lain di Liga Premier selama dua tahun beruntun.

Maka, tak mengagetkan jika Sane dianggap aset yang luar biasa untuk tim dan punya harapan yang masih panjang. Bagaimana pun, dia sudah berhasil memulai kesuksesan luar biasa di usia yang masih belia. Padahal, pada Januari 2020 ini saja dia baru menginjak usia 24 tahun.

Kepindahan Leroy Dane ke Bayern Munich sudah lama bisa diprediksi dan yang hal itu baru terealisasi. Suporter Manchester City pun mungkin tak akan terkejut. Namun, kepergiannya jadi rasa frustrasi bagi Pep Guardiola, karena dia kehilangan talenta tangguh di tahun-tahun terbaiknya.