Dalam olahraga modern, seorang atlet memang dapat membela suatu negara yang bukan tanah kelahirannya. Aturan tertentu, seperti durasi bermukim, memungkinkan seseorang memiliki dua kewarganegaraan sehingga bebas memilih membela negara yang mana.
Nah, beberapa pemain sepak bola ini memutuskan untuk berpaling dari tanah kelahiran mereka. Dilatarbelakangi sejumlah alasan, pilihan mereka terbukti tepat karena mampu mengantarkan negaranya merebut juara, bahkan di ajang sekelas World Cup.
Mantan pemain sayap Juventus ini adalah pemenang Piala Dunia 2006 bersama Italia. Walaupun lahir di Argentina, ia memang memenuhi syarat sebagai warga negara Italia melalui kakek buyutnya. Camoranesi sendiri melakukan debut untuk Azzuri pada Februari 2003.
Bek tengah yang pernah memperkuat Real Madrid ini adalah pemenang Piala Eropa 2016 bersama Timnas Portugal meskipun ia sebenarnya lahir di Brazil. Pepe sendiri melakukan debut untuk Timnas Portugal pada tahun 2007 dan sejak itu selalu menjadi pilihan utama.
Seperti Pepe, Adrien Silva juga merupakan pemenang Piala Eropa 2016 bersama Timnas Portugal. Padahal, pemain yang berposisi sebagai gelandang tengah ini lahir di Prancis. Namun, sejak masih belia, ia sudah tampil untuk timnas Portugal kategori U-16 dan U-17.
Tidak cuma Adrien Silva, Raphael Guerreiro juga anggota Timnas Portugal saat merebut Piala Eropa 2016, tetapi sebenarnya lahir di Prancis. Ia setuju membela Timnas Portugal U-21 pada tahun 2013 dan lantas dipanggil dalam kualifikasi Euro 2016.
Mungkin banyak yang tidak familier dengan Anthony Lopes. Ia adalah salah satu kiper yang ikut menjuarai Piala Eropa 2016 bersama Portugal. Namun, Lopes sebenarnya lahir di Givors, Prancis. Ia melakukan debut untuk Timnas Portugal pada tanggal 31 Maret 2015.
Senna adalah salah satu anggota Timnas Spanyol ketika menjuarai Euro 2008. Dilansir Sportskeeda, pemain yang lahir di Brazil ini juga sempat dianugerahi Don Balon Award pada musim 2007/2008 karena penampilan apiknya di Liga Spanyol.
Bagi fans sepak bola era 1990-an, pasti tidak asing ldengan Marcel Desailly. Ia adalah pemenang Piala Dunia 1998 dan Euro 2000 bersama Timnas Prancis. Namun, Desailly bukan kelahiran Negeri Anggur, melainkan Ghana, dengan nama asli Odenke Abbey.
Selain Desailly, Patrick Vieira juga merupakan penggawa Timnas Prancis saat memenangi World Cup 1998 dan Euro 2000. Seperti Desailly, mantan gelandang dan kapten Arsenal ini pun tidak lahir di Prancis, melainkan di Senegal, tepatnya di Kota Dakar.
Pemegang top skor Piala Dunia dengan torehan 16 gol ini adalah anggota Timnas Jerman saat menjadi kampiun World Cup 2014 di Brazil. Meskipun Klose memiliki darah Jerman dari orang tuanya, mantan penyerang Bayern Munich dan Lazio ini ternyata lahir di Polandia.
Seperti Klose, Lukas Podolski pun lahir di Polandia. Punya permainan oke pada awal 2000-an, sayangnya ia tidak dilirik pelatih Polandia kala itu, Pawel Janas. Akhirnya, ia berpaling ke Jerman. Debut pada tahun 2004, Podolski membawa Jerman meraih Piala Dunia 2014.
Walau lahir di Sarcelles, Prancis, Riyad Mahrez lebih memilih membela negara asal kedua orang tuanya, Aljazair atau Algeria. Melakukan debut untuk timnas pada tahun 2014, gelandang kidal ini sukses membawa Aljazair meraih Piala Afrika edisi 2019.
Bagi pesepak bola, membela tanah kelahiran bisa menjadi suatu kehormatan tersendiri. Namun, seiring waktu, nasionalisme seorang pemain tidak melulu dinilai berdasarkan faktor geografis. Apalagi, jika pemain tersebut justru terbuang dari negara tempat ia dilahirkan.