Sudah hal yang wajar melihat tiap pesepak bola berganti-ganti klub. Dengan adanya bursa transfer, memungkinkan tiap pemain untuk hengkang ke klub lain. Terlebih lagi, banyak faktor di balik keputusan seorang pemain untuk berganti kostum kebanggaan.
Namun, tak semuanya transfer pemain berjalan sukses. Bahkan dalam beberapa kasus, ada beberapa nama yang justru alami penurunan karier setelah pindah ke klub lain. Berikut 5 pemain top yang alami penurunan karier setelah hengkang ke klub baru.
Robinho menarik atensi selama tiga musimnya berseragam Real Madrid. Itulah mengapa Manchester City berani memboyongnya dengan biaya fantastis, 43 juta euro atau sekitar Rp740 miliar di musim 2008/2009 lalu. Awal-awal perjalanannya bersama The Cityzens dilalui dengan begitu baik.
Di musim debutnya, Robinho mampu menjadi kreator serangan dan mencetak 14 gol. Yang tak diharapkan justru terjadi setelahnya. Robinho hanya sanggup mengantongi 1 gol untuk City, dan membuat posisinya semakin terpinggirkan. Alhasil, ia dilepas AC Milan pada 2010 silam dan kariernya kian menurun drastis.
Sejak belasan tahun, Andy Carroll telah akrab dengan balutan seragam tempur Newcastle United. Namun, ia memilih merapat ke Liverpool usai menerima tawaran yang begitu menggiurkan. Carroll lantas pindah ke Merseyside di musim 2010/2011 silam. Alih-alih bakal impresif, Carroll justru melempem.
Selama 1,5 musim berseragam The Reds, Carroll tak mampu produktif dan hanya mencetak 11 gol saja. Ironisnya lagi, karier Carroll setelah itu kian terpuruk dengan berganti-ganti klub. Sempat melanglang buana bersama West Ham United dan kembali membela Newcastle, Carroll kini berstatus tanpa klub.
Kaka menikmati masa kejayaannya bersama AC Milan selama 6 musim. Selain membawa Rossoneri lolos 2 kali ke final Liga Champions, Kaka juga berhasil menggaet penghargaan Ballon d'Or di tahun 2007 silam. Melihat aksi ciamiknya saat itu, Kaka didatangkan Real Madrid musim 2009/2010.
Dengan biaya 67 juta euro atau Rp1,1 triliun, Kaka diharapkan mampu menularkan performa impresifnya ke Spanyol. Namun, yang ia tampilkan jauh di bawah ekspektasi. Kaka gagal tampil menjanjikan yang membuat 4 musim kariernya di sana penuh dengan kritik pedas. Selain itu, ia juga tertutup bayang-bayang Cristiano Ronaldo, Xabi Alonso dan Karim Benzema.
Saat berseragam Dynamo Kyiv dan AC Milan, Andriy Shevchenko dikenal sebagai penyerang yang haus akan gol. Hal itu coba dilanjutkan Chelsea saat merekrutnya ke Stamford Bridge musim 2006/2007 lalu. Sial bagi Shevchenko, ia gagal memenuhi harapan manajemen The Blues yang dibebankan untuknya.
Selama dua musim dengan The Blues, ia yang kini menjadi pelatih timnas Ukraina itu hanya sanggup mencetak 9 gol dari 48 pertandingan liga. Banyak faktor yang membuat karier Shevchenko seketika meredup di Inggris, salah satunya chemistry dengan rekan satu tim yang belum terjalin rapi.
Saga transfer Alexis Sanchez ke Manchester United menjadi salah satu yang paling ditunggu. Melibatkan Henrikh Mkhitaryan, pemain Chile itu akhirnya pindah ke Old Trafford dengan ekspektasi yang besar. Tak salah manajemen Setan Merah punya target tinggi untuknya. Alexis punya catatan apik saat membela Arsenal.
The Red Devils juga memberikan Alexis gaji yang selangit, 500 ribu pounds atau sekitar Rp10 miliar per pekan. Alih-alih bakal tampil bersinar, Alexis justru gagal total selama berseragam United. Ia hanya mencetak 5 gol dari 45 penampilan. Alexis bertahan selama 1,5 musim dan setelahnya, hengkang ke Inter Milan.
Bagi tiap pemain, pindah ke klub baru tentunya telah dipikirkan dengan begitu matang. Namun, tak semuanya bakal klop, seperti kelima pemain di atas yang kariernya justru menukik tajam usai hengkang ke klub lain.