Meski sempat memberi tahu Athletic Club ia ingin pindah ke Barcelona, Nico Williams pada akhirnya berbalik arah. Pada 3 Juli 2025, ia kembali ke San Mames dan mengunggah video kampanye perpanjangan kontraknya dengan latar mural dirinya yang sempat dirusak. Keesokan harinya, Athletic merilis pengumuman resmi, sang pemain menandatangani kontrak 10 tahun hingga 2035 dengan klausul rilis baru yang lebih tinggi dan gaji yang menjadikannya pemain dengan bayaran tertinggi dalam sejarah klub.
Keputusan Williams untuk bertahan di Athletic membuat Barcelona terkejut karena mengetahuinya melalui media sosial. Para pemain dan staf klub tidak mendapat informasi sebelumnya soal perubahan arah tersebut. Bahkan, beberapa pemain dikabarkan sudah membahas kemungkinan nomor punggung yang akan dikenakan Williams.
Namun bagi sang pemain, keputusan itu lebih dari sekadar angka. “Aku di tempat yang aku cintai, bersama orang-orangku. Ini rumahku,” ucap Williams dalam unggahan video di media sosial miliknya setelah menandatangani kontrak.
Faktor keluarga, sejarah panjang bersama klub, dan keinginan mewujudkan mimpi juara Eropa bersama sang kakak, Inaki Williams, menjadi alasan kuat untuk bertahan. Los Leones juga memiliki struktur pajak khusus di wilayah Basque yang membuat gaji bersih pemain lebih tinggi dibandingkan di Barcelona, meski nilai bruto-nya sama. Semua elemen itu bersatu dalam satu keputusan monumental mengenai loyalitas terhadap klub yang membesarkannya.
Keputusan Nico Williams menolak Barcelona bukan hanya soal uang atau karier, melainkan juga tentang prinsip dan rasa memiliki. Pada era sepak bola modern yang serba cepat, sikapnya menunjukkan loyalitas dan jati diri masih memiliki tempat yang istimewa.