Timnas Maroko harus tersingkir dari Piala Dunia setelah meraih hasil seri 2-2 ketika melawan Spanyol pada Selasa dini hari (26/6). Mereka mendapatkan pujian setelah bermain dengan cukup impresif, termasuk saat berhadapan dengan Portugal.
Namun, tak banyak orang yang tahu tentang liga sepak bola profesional Maroko. Padahal, kompetisi di negara tersebut juga menarik untuk disimak, salah satunya karena fanatisme pendukung yang tak tanggung-tanggung.
Dalam sistem sepak bola Maroko, liga utamanya dinamakan Botola Pro. Pesertanya berjumlah 16 tim yang tersebar di seantero negeri. Seperti liga-liga profesional lainnya, Botola Pro mengadopsi aturan promosi dan relegasi.
Dua tim yang menempati posisi terbawah Botola Pro akan otomatis turun kasta ke liga Botola Pro 2. Begitu juga sebaliknya, dua tim Botola Pro 2 yang berada di posisi teratas akan langsung bermain di Botola Pro pada musim selanjutnya.
Maroko punya liga sepak bola yang meriah. Maka tak heran jika Botola Pro dikategorikan sebagai salah satu yang paling banyak ditonton di benua Afrika. Data yang dilansir soccerladuma.co.za menunjukkan bahwa Botola Pro masuk ke dalam lima liga terbesar Afrika yang paling menguntungkan.
Selain itu, menurut venturesafrica.com, jumlah kehadiran penonton pun sangat luar biasa. Rata-rata per pertandingan Botola Pro punya tingkat kehadiran mencapai 92 persen dari kapasitas stadion. Botola Pro sendiri disiarkan ke hampir seluruh negara Afrika dan menerima profit besar dari hak siar.
Kemeriahan Botola Pro tak bisa dilepaskan dari salah satu klub terbesarnya yaitu Raja Casablanca. Klub ini berdiri pada 1949 dan secara konsisten terus bermain di kompetisi teratas, bahkan menjadi perwakilan pertama Afrika yang tampil di Piala Dunia Antar Klub pada 2000.
Raja Casablanca sendiri kerap diasosiasikan dengan perjuangan melawan penjajahan Prancis di negara tersebut. Ultras Raja Casablanca pun dikenal sangat vokal dalam berbagai hal, termasuk menyuarakan dukungan untuk warga Palestina di Gaza.
Raja Casablanca tak hanya merupakan klub elit Afrika dari segi prestasi. Klub ini juga memiliki markas terbesar di seluruh Maroko. Stade de Mohamed V, begitu nama stadionnya, memiliki kapasitas mencapai 67.000 penonton.
Hanya saja, Stade de Mohamed V tak hanya menggelar pertandingan kandang bagi Raja Casablanca. Sebabnya adalah klub Wydad Casablanca juga bermarkas di stadion yang juga kerap dipakai untuk bertanding timnas Maroko tersebut.
Seperti dilaporkan New York Times, 17 dari 23 pemain timnas Maroko lahir dan besar di Eropa. Kemudian, yang tak kalah mengejutkan adalah 22 pemain yang dibawa pelatih Herve Renard ke Rusia merumput di Eropa juga. Satu-satunya pemain yang bermain di Liga Maroko adalah Ayoub El Kaabi. Ia adalah penyerang RS Berkane.