Mourinho Perkirakan Tak Ada Klub Inggris Di Final Liga Champions
Pelatih kawakan asal Portugal, Jose Mourinho, meramalkan tidak satupun klub Liga Primer Inggris yang akan tampil pada pertandingan final Liga Champions musim ini. Kepada kantor berita AFP, Mourinho menyampaikan prakiraannya bahwa Juventus dan Barcelona-lah yang akan berlaga di final.
1. Menurutnya Juventus dan Barcelona merupakan tim yang spesial
Mourinho menyatakan Juventus dan Barcelona merupakan dua kandidat besar yang akan mencapai final. Alasannya, kedua tim berpengalaman di Liga Champions, berbakat dan memiliki pemain yang khusus, hingga menjadikan kedua tim sebagai yang terbaik.
Namun, berbeda dengan banyak pihak yang lebih cenderung membicarakan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi sebagai representasi kedua tim, Mourinho menyatakan lebih suka membicarakan Juventus dan Barcelona sebagai sebuah tim. Sebagai pelatih sepak bola, Mourinho konsisten memandang sepak bola sebagai olahraga tim.
2. Mengesampingkan keberadaan 4 tim Liga Primer di perempat final
Prakiraan Jose Morinho tersebut terkesan mengabaikan keberadaan 4 tim Liga Primer yang tampil di perempat final Liga Champions musim ini. Mantan klub asuhannya, Manchester United akan bertemu Barcelona dan Liverpool menghadapi wakil Portugal, Porto.
Pertandingan perempat final lainnya mempertemukan 2 klub Liga Primer, Manchester City dan Tottenham Hotspur. Sementara Juventus akan berhadapan dengan penakluk Real Madrid, Ajax Amsterdam. Laga leg 1 akan berlangsung pada 10 dan 11 April, disusul dengan leg 2 pada 17 dan 18 April.
3. Kemungkinan All English Final di partai final
Dengan 4 wakil di perempat final dan hasil undian yang telah ditentukan, Inggris telah memastikan satu tempat bagi timnya di semi final. Berdasarkan teori peluang, klub-klub Inggris berpeluang besar mencapai partai final, bahkan berpeluang menciptakan final antar sesama klub Inggris atau All English Final, seperti yang terjadi pada musim 2007/2008 yang mempertemukan Chelsea dengan Manchester United.
Sepak bola bukanlah matematika atau statistik. Prakiraan Mourinho patut dihargai sebagai hasil analisa seseorang yang ahli di bidang sepak bola. Bisa jadi Mourinho memang obyektif, dalam mengabaikan kemungkinan klub asal Liga Primer Inggris tampil di final Liga Champions.
Namun, wajar pula jika sejumlah pihak, khususnya publik sepak bola Inggris, menilai prakiraan Morinho tersebut lebih didasari oleh rasa sakit hatinya, setelah dipecat secara tak mengenakkan oleh Manchester United.
