Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Musim saat Arsenal Finis Runner-up EPL sejak 2003/2004

ilustrasi Arsenal (pexels.com/Huy Phan)
ilustrasi Arsenal (pexels.com/Huy Phan)
Intinya sih...
  • Arsenal finis sebagai runner-up EPL dalam 3 musim terakhir.
  • Pada 2004/2005, mereka kehilangan rekor tak terkalahkan dan harus puas sebagai runner-up di bawah Chelsea.
  • Pada 2015/2016, Arsenal kalah bersaing dengan Leicester City dan Tottenham Hotspur, sehingga hanya mampu menjadi runner-up lagi.

Arsenal mengakhiri kiprah di English Premier League (EPL) 2024/2025 sebagai runner-up. The Gunners finis di bawah Liverpool setelah sempat menguntit mereka cukup lama. Menjadi runner-up EPL sendiri sebenarnya adalah prestasi yang hebat. Namun, wajar jika Arsenal kecewa karena mereka lagi-lagi kalah dalam perebutan gelar juara.

Bagi Arsenal, ini adalah musim ketiga beruntun mereka mentok di peringkat kedua EPL. Bahkan, jika dihitung sejak terakhir kali mereka juara EPL pada 2003/2004, ini adalah kali kelima mereka merasakannya. Inilah ulasan kiprah Arsenal di EPL dalam lima kesempatan tersebut.

1. Arsenal gagal mempertahankan trofi EPL pada 2004/2005 karena kalah bersaing dari Chelsea

Pada 2004/2005, Arsenal tampil di EPL sebagai juara bertahan. The Gunners mencatat start apik dengan memenangi 8 dari 9 laga pertama. Hasil itu turut meneruskan rekor tak terkalahkan Arsenal di EPL menjadi 49 laga. Namun, rekor tersebut akhirnya putus saat mereka dibekuk Manchester United pada pekan kesepuluh.

Kekalahan tersebut tampaknya tak hanya menghancurkan rekor Arsenal, tetapi juga mental mereka. The Gunners hanya menang 1 kali dalam 5 laga berikutnya. Mereka pun tergusur dari puncak klasemen dan tak bisa kembali ke sana hingga akhir musim. Arsenal bahkan sempat turun ke peringkat ketiga sebelum menutup musim sebagai runner-up.

Klub yang mengungguli Arsenal di EPL 2004/2005 sendiri bukanlah Manchester United, tetapi Chelsea. Itu adalah musim pertama Chelsea menjelma jadi kekuatan baru di EPL. Sementara, Manchester United finis di peringkat ketiga di bawah Arsenal. The Gunners juga sukses balas dendam atas Setan Merah dengan mengalahkan mereka di final Piala FA.

2. Arsenal merebut posisi runner-up EPL 2015/2016 pada pekan terakhir

Arsenal juga finis sebagai runner-up EPL pada 2015/2016. Itu adalah musim anomali di mana trofi Premier League dimenangi tim kejutan, Leicester City. Arsenal adalah salah satu saingan Leicester saat itu. Sayangnya, usai menjadi juara paruh musim, The Gunners mulai menderita rentetan hasil buruk.

Arsenal akhirnya lebih banyak menghuni peringkat ketiga pada paruh kedua musim. Pesaing utama Leicester ke takhta juara justru adalah Tottenham Hotspur. Namun, setelah Leicester memastikan gelar juara pada pekan 36, performa Tottenham juga anjlok. Hal itu dimanfaatkan Arsenal untuk menyalip Tottenham di peringkat kedua pada pekan terakhir.

3. Arsenal kehilangan puncak klasemen EPL 2022/2023 jelang musim berakhir

Setelah 2015/2016, Arsenal sempat lama tidak terlibat persaingan juara EPL. The Gunners bahkan selalu finis di luar empat besar klasemen dalam 6 musim beruntun. Namun, pada 2022/2023, Arsenal tiba-tiba tampil luar biasa. Mereka menghabiskan sebagian besar musim di puncak klasemen dan sempat berpeluang juara.

Sayangnya, Arsenal habis bensin jelang musim berakhir. Usai menelan tiga hasil imbang pada pekan 30–32, Arsenal makin dipepet Manchester City. The Gunners akhirnya kehilangan puncak klasemen pada akhir April 2023. Manchester City sendiri yang merebutnya dari mereka usai membantai Arsenal 4-1.

Setelah itu, peluang Arsenal untuk kembali menyalip Manchester City sebenarnya masih ada. Namun, The Gunners malah 2 kali kalah dalam 5 laga terakhir. Manchester City pun dipastikan juara pada pekan 37, memaksa Arsenal puas dengan status runner-up.

4. Arsenal gagal juara EPL 2023/2024 meski sempat bersaing hingga pekan terakhir

Pada 2023/2024, Arsenal kembali berebut trofi EPL dengan Manchester City. Kali itu, The Gunners sanggup memberikan perlawanan lebih alot dibanding musim sebelumnya. Kedua tim sempat bersaing hingga pekan terakhir. Namun, Arsenal kembali hanya berakhir jadi runner-up di bawah Manchester City.

Padahal, Arsenal sudah tampil luar biasa. Mereka hanya kehilangan lima poin dalam 18 pekan terakhir kompetisi. Namun, statistik itu belum cukup untuk menjegal Manchester City yang lebih ugal-ugalan. The Citizens tak terkalahkan di EPL dalam 23 laga terakhir dan hanya empat kali ditahan imbang.

Jelang pekan penutup, Arsenal masih punya kans menyalip Manchester City. The Gunners hanya tertinggal dua poin dan unggul selisih gol dari sang rival. Artinya, Arsenal bakal juara jika memenangi laga terakhir sedangkan Manchester City tersandung. Namun, skenario itu batal terwujud karena Manchester City sukses memenangi laga terakhir mereka.

5. Arsenal baru memastikan posisi runner-up EPL 2024/2025 pada pekan terakhir

Musim 2024/2025 menjadi musim ketiga beruntun Arsenal gagal juara EPL meski sempat bersaing. Kali ini, saingan mereka bukan Manchester City, tetapi Liverpool. Performa Liverpool musim ini sebenarnya tak segarang Manchester City dalam 2 musim sebelumnya. Namun, Arsenal tetap tak bisa bersaing karena mereka sendiri sering kehilangan poin.

Arsenal sudah dipastikan gagal juara sejak pekan 34. Setelah itu, mereka malah sempat terancam tergusur dari lima besar. The Gunners baru memastikan status runner-up pada pekan terakhir. Mereka finis dengan 74 poin, berselisih 10 poin dari Liverpool di puncak klasemen.

Arsenal lima kali finis sebagai runner-up EPL sejak terakhir kali juara pada 2003/2004. Mereka rutin memperebutkan gelar juara dalam tiga musim terakhir, tetapi selalu gagal. Sampai kapan puasa gelar EPL yang dialami Arsenal bakal berlanjut?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us