Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pertandingan sepak bola
ilustrasi pertandingan sepak bola (unsplash.com/ Zainu Color)

Intinya sih...

  • Manchester United kebobolan 5 gol dalam 3 laga pertama EPL 2001/2002

  • Kebobolan 5 gol, MU meraih 2 kemenangan dan 1 kekalahan pada 3 laga pertama EPL 2012/2013

  • MU sempat dibantai Tottenham Hotspur pada pekan ketiga EPL 2018/2019

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Manchester United (MU) telah menemui jalan terjal sejak awal 2025/2026. Selain kekalahan memalukan dari Grimsby Town pada ronde kedua EFL Cup, anak asuh Ruben Amorim juga menghadapi beberapa kesulitan di English Premier League (EPL). Dari 3 laga pertama, mereka meraih 1 kemenangan, 1 keimbangan, dan 1 kekalahan. 

Lini pertahanan Setan Merah menjadi salah satu sektor yang menyorot perhatian. Sebab, mereka selalu kebobolan dalam tiga laga yang telah dijalani. Dengan demikian, klub dengan koleksi 20 trofi kasta teratas Inggris itu telah merasakan selalu kebobolan dalam 3 laga pertama EPL sebanyak 5 kali pada abad 21.

1. Manchester United kebobolan 5 gol dalam 3 laga pertama EPL 2001/2002

Manchester United hanya finis di peringkat ketiga EPL 2001/2002 setelah selalu menjadi juara selama 3 musim sebelumnya. Mereka mengumpulkan 77 poin, berjarak 10 poin dari Arsenal yang finis sebagai pemuncak klasemen. Sejak awal musim, tim besutan Sir Alex Ferguson telah menemui kesulitan dengan selalu kebobolan dalam tiga laga pertama.

Pada pekan pembuka, Setan Merah meraih kemenangan atas Fulham dengan skor 3-2. Kemudian, pada pekan kedua, mereka gagal membawa tiga poin dari markas Blackburn Rovers setelah laga berakhir dengan skor 2-2. Ryan Giggs dan kolega kembali gagal meraih tiga poin pada pekan ketiga lantaran bermain imbang 1-1 melawan Aston Villa.

2. Kebobolan 5 gol, MU meraih 2 kemenangan dan 1 kekalahan pada 3 laga pertama EPL 2012/2013

Setelah EPL 2001/2002, MU kembali merasakan selalu kebobolan dalam 3 laga pertama EPL selama lebih dari sedakade berikutnya. Momen tersebut terjadi saat Setan Merah menjuarai EPL 2012/2013. Musim tersebut sekaligus menjadi periode terakhir Alex Ferguson berperan sebagai pelatih.

MU langsung menelan kekalahan 0-1 saat menghadapi Everton pada pekan pertama. Mereka lalu bangkit pada pekan kedua dengan mengalahkan Fulham 3-2 di Old Trafford. Hasil positif kembali diraih Setan Merah dengan menang 3-2 di markas Southampton pada pekan ketiga.

3. MU sempat dibantai Tottenham Hotspur pada pekan ketiga EPL 2018/2019

Manchester United menemui jalan berliku pada awal EPL 2018/2019. Setelah menang tipis 2-1 atas Everton pada pekan pertama, mereka takluk 2-3 dari Brighton & Hove Albion pada pekan kedua sebagai tim tamu. Hasil yang lebih buruk didapat pada pekan ketiga seiring kekalahan telak 0-3 dari Tottenham Hotspur di Old Trafford.

Musim tersebut sekaligus menjadi kali ketiga bagi Setan Merah gagal finis di peringkat lima besar EPL sejak ditinggal Alex Ferguson. Mereka hanya mampu mengoleksi 66 poin dari hasil 19 menang, 9 imbang, dan 10 kalah. Hasil negatif pada pekan ketiga juga menjadi kekalahan terbesar kedua MU di EPL musim tersebut.

4. Erik ten Hag gagal membawa MU menang pada dua laga pertama EPL 2022/2023

Erik ten Hag memulai kiprahnya di EPL sebagai juru taktik MU dengan hasil tak maksimal. Ia gagal membawa Setan Merah meraih poin pada dua laga awal EPL 2022/2023 dengan kalah 1-2 dari Brentford dan dibantai Tottenham Hotspur dengan skor 0-4. Kemenangan pertama akhirnya didapat pada pekan ketiga dengan menaklukkan Liverpool (2-1).

Kedatangan pelatih asal Belanda itu membawa peningkatan terhadap pencapaian Setan Merah di liga. Marcus Rashford dan kolega kembali menembus tiga besar usai hanya finis di peringkat keenam pada musim sebelumnya. Dengan koleksi 75 poin, mereka terpaut 14 poin dari Manchester City sebagai juara.

5. Bersama Ruben Amorim, MU kebobolan 4 gol dalam 3 laga awal EPL 2025/2026

Kegagalan MU untuk mencatatkan clean sheet dalam tiga laga awal EPL kembali terjadi pada 2025/2026. Pekan perdana berakhir dengan hasil negatif seiring kekalahan tipis 0-1 dari Arsenal di Old Trafford. Lalu, mereka gagal mendapat poin maksimal dan hanya bermain imbang 1-1 dengan Fulham pada pekan kedua. Kemenangan baru diraih Setan Merah pada pekan ketiga dengan menumbangkan Burnley 3-2 di Old Trafford. 

Selain lini pertahanan, lini depan MU juga layak mendapat sorotan atas hasil dari tiga laga ini. Sebab, belum ada dari para penggawa yang mencetak gol pada dua laga awal. Barulah Bryan Mbeumo yang mencetak gol pertama MU di EPL musim ini saat menjebol gawang Burnley pada pekan ketiga.

Catatan buruk di lini pertahanan sekaligus tumpulnya lini serang pada awal 2025/2026 menunjukkan bahwa Ruben Amorim masih memiliki pekerjaan besar untuk membentuk Manchester United yang solid. Konsistensi dan efektivitas permainan menjadi kunci agar Setan Merah bisa bersaing di papan atas, bukan sekadar berjuang keluar dari tekanan. Musim masih panjang, tetapi tanda tanya besar kini muncul. Mampukah Amorim mengubah investasi besar klub menjadi fondasi kebangkitan, atau justru mengulang tren inkonsistensi yang membayangi MU pasca era Ferguson?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team