Nasib Terkini 5 Pemain Bintang Flop Pasca Bergabung Klub Top Eropa

Timo Werner menjadi rebutan klub-klub top Eropa ketika ia dicap salah satu striker terbaik Bundesliga kala berseragam RB Leipzig. Dari 159 pertandingan, ia sukses mencetak 95 gol dan 40 assist. Dikaitkan dengan Liverpool, Werner kemudian justru gabung Chelsea dengan harga 53 juta euro atau sekitar Rp862 miliar.

Harga tinggi itu tidak setimpal dengan performa sang pemain yang justru menurun drastis. Dari 67 penampilan untuk Chelsea, ia hanya mampu mencetak 17 gol. Performanya bahkan kerap dikritik fans karena gagal mencetak gol dalam beberapa kesempatan peluang yang harusnya menjadi gol. Musim ini Werner baru bermain di sembilan laga saja di Premier League. Sementara ia juga terpaksa absen karena sempat dilanda cedera dan terpapar COVID-19.

Liverpool harus mengeluarkan dana besar ketika mendatangkan Andy Carroll pada 2011 seharga 42 juta euro atau sekitar Rp683 miliar dari Newcastle United. Kala itu, Carroll memang tampil impresif dan dianggap sebagai striker masa depan timnas Inggris karena ketajamannya. Namun, harapan The Reds kepada sang pemain menguap begitu saja.

Pada musim perdananya, Caroll justru tampil tumpul. Sang striker hanya mampu mencetak 11 gol saja dari 58 pertandingan sebelum akhirnya dilepas ke West Ham di akhir musim. Ia sempat kembali ke Newcastle sebelum berstatus tanpa klub sejak Juli 2021. Namun, pada November kemarin ia akhirnya bergabung dengan Reading di divisi Championship.

Coutinho menjadi rekrutan termahal Barcelona dalam sejarah klub pada Januari 2018 yang menelan biaya 135 juta euro atau sekitar Rp2,2 triliun. Coutinho awalnya diharapkan untuk mengisi posisi yang ditinggalkan oleh Andres Iniesta. Perpindahan itu sendiri sempat membuat heboh karena Coutinho meminta Liverpool untuk segera melepasnya. Padahal, saat itu Jurgen Klopp memintanya untuk bertahan.

Transfer ini kemudian menjadi kegagalan terbesar Barcelona. Coutinho kesulitan beradaptasi dan secara perlahan kehilangan sinarnya. Kebugaran fisik sang pemain pun kerap menjadi masalah. Musim berikutnya, ia sempat dipinjamkan ke Bayern Munchen. Tetapi klub Jerman itu tidak berniat memermanenkan statusnya. Barcelona pun sudah jauh-jauh hari dikabarkan ingin melepasnya. Namun, faktor biaya dan gaji Coutinho yang tinggi bikin tak banyak klub mau meiliriknya. 

Terbaru, dia akhirnya pulang ke Premier League untuk reuni dengan Steven Gerrard di Aston Villa. Ia dipinjamkan selama enam bulan dengan opsi permanen di akhir musim.

Donny van de Beek adalah salah satu generasi emas Ajax dalam satu dekade terakhir bersama Matthijs de Ligt dan Frenkie De Jong. Pada 2020 lalu, ia mengikuti mantan rekan-rekannya meninggalkan Ajax untuk gabung bersama klub lebih besar. Van de Beek sendiri akhirnya memilih Manchester United. Ia diboyong Setan Merah dengan mahar 39 juta euro atau sekitar Rp634 miliar.

Sayangnya, talentanya justru tersia-siakan di tangan Solksjaer dan Ralf Rangnick. Ia hanya tampil 48 kali; mayoritas dari bangku cadangan. Kondisi ini membuat pemain asal Belanda itu kemungkinan bakal cabut dari Old Trafford Januari ini. Newcastle kabarnya berpotensi mendatangkan sang pemain karena menjanjikan waktu bermain reguler.

Eden Hazard adalah salah satu pembelian terbaik dalam sejarah Chelsea. Ia adalah bintang The Blues dengan kontribusi luar biasa. Hazard menorehkan 110 gol dan 92 assist dari 352 pertandingan, sekaligus mempersembahkan dua gelar Premier League dan dua Liga  Eropa. Namun, pada 2019 lalu, keduanya harus berpisah karena sang pemain berhasrat untuk sebuah petualangan baru.

Hazard pun hengkang ke Real Madrid denga mahar 115 juta euro atau sekitar Rp1,9 triliun. Nasib sial bagi Madrid, uang sebesar itu justru tampak sia-sia jika melihat performa Hazard selama ini. Karier Hazard di Real Madrid sejauh ini dinodai oleh cedera serta performa yang tak sesuai harapan. Ia hanya menorehkan lima gol dan 10 assist dari 59 laga Real Madrid. 

Januari ini ia berpotensi dilepas Real Madrid. Beberapa klub seperti Newcastle dan AC Milan berpeluang menampung pemain asal Belgia itu.

Itulah lima bintang sepak bola yang gagal bersinar ketika bergabung dengan klub top Eropa. Performa menurun mereka sangat disayangkan karena talenta besar yang dimiliki. Kondisi ini membuktikan jika kualitas seorang pemain belum tentu sama baiknya saat berganti klub. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi selain soal skill saja.