Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Twitter.com/LFC

Finalis Liga Champions 2017/18, Liverpool, tengah menghadapi periode negatif. Sejak menang atas AS Roma pada Leg pertama Liga Champions, Liverpool belum lagi meraih kemenangan. Dari 3 pertandingan terakhir di seluruh kompetisi, Liverpool hanya mendapatkan hasil 1 kali imbang dan 2 kekalahan.

Bahkan, kekalahan terakhir atas Chelsea pada lanjutan Liga Inggris, Minggu (6/5/2018) lalu, membuat peluang Liverpool untuk memastikan lolos ke Liga Champions musim depan, harus ditentukan pada pekan terakhir Liga Inggris melawan Brighton & Hove Albion.

Sebagai tim dengan penampilan atraktif pada musim ini, kondisi tersebut tentu bukan situasi yang bagus. Terlebih, pada 26 Mei mendatang, Liverpool sudah harus melakoni partai final Liga Champions melawan juara bertahan Real Madrid di Kyiv.

Jelas, Jürgen Klopp harus memperbaiki performa Liverpool untuk mengakhiri periode negatif tersebut jika ingin memutus dominasi Real Madrid di pentas Eropa.

Namun, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan Liverpool sering kali dihadapkan pada situasi sulit pada beberapa pertandingan. Berikut ini adalah empat faktor yang menyebabkan Liverpool tengah mengalami periode negatif.

1. Kedalaman skuat tidak merata

Twitter.com/@LFC

Faktor pertama yang membuat Liverpool mengalami kesulitan adalah kedalaman skuat yang tidak merata. Terdapat kualitas yang berbeda antara pemain utama dengan pemain cadangan. Kondisi ini sering kali membuat Klopp tidak memiliki opsi banyak ketika timnya kesulitan mencetak gol.

Pemain cadangan yang saat ini dimiliki Liverpool seperti Danny Ings, Dominic Solanke, Ragnar Klavan, Aberto Moreno, hanya mampu berperan sebagai pelapis saja, belum mampu mengimbangi kualitas pemain utama.

2. Cederanya beberapa pilar penting Liverpool

Twitter.com/@LFC

Dihadapkan pada kedalaman skuat yang tidak merata, Liverpool juga harus dihadapkan pada kondisi cederanya beberapa pilar penting. Cederanya pemain seperti Joel Matip, Emre Can, Adam Lallana, serta Alex Ox-Chamberlain, setidaknya memberikan pengaruh pada penampilan Liverpool jelang akhir musim ini.

Bahkan, pada pertandingan terakhir melawan Chelsea, Klopp harus menempatkan Trent-Alexander Arnold sebagai pemain tengah. Padahal posisi asli pemain akademi Liverpool tersebut adalah bek kanan. Hal ini menandakan bahwa Klopp tidak memiliki banyak pemain akibat cedera beberapa pemain penting Liverpool.

3. Ketergantungan terhadap trio Firmino-Mane-Salah

instagram.com/liverpoolfc

Musim ini, kekuatan utama Liverpool terletak pada lini serang mereka, yakni trio Firmino-Mané-Salah. Trio ini memiliki peran penting bagi Liverpool untuk mencetak gol. Kontribusi nyata trio ini terlihat saat Liverpool berhasil mencatatkan rekor, sebagai tim terbanyak mencetak gol dalam semusim di Liga Champions.

Dilansir dari Uefa.com, dari 12 pertandingan di Liga Champions, Liverpool mencetak 40 gol dimana, trio Firmino-Mané-Salah menyumbangkan 29 gol. Sementara di Liga Inggris, Liverpool menjadi tim terbanyak kedua untuk jumlah gol terbanyak, dengan 80 gol di bawah Manchester City dengan 102 gol.

Namun, kondisi ini justru seperti menjadi titik lemah Liverpool. Kala trio ini berhasil dimatikan oleh tim lawan, Liverpool akan kesulitan untuk mencetak gol.

Kondisi ini juga disebabkan belum adanya alternatif lain dari Klopp untuk mencetak gol. Hal tersebut harus diperlukan Liverpool agar tidak selalu bergantung pada trio Firmino-Mané-Salah.

4. Lini belakang belum konsisten

instagram.com/dejanlovren06

Inilah faktor utama Liverpool sulit bersaing dari musim ke musim. Lini belakang Liverpool masih belum konsisten sepanjang musim ini. Terlebih di pertandingan krusial, Liverpool belum mampu menjaga keunggulan yang dimiliki. Sehingga harus mendapatkan hasil imbang bahkan kekalahan.

Hingga pekan ke-37 Liga Inggris, Liverpool menjadi tim dengan jumlah kebobolan terbanyak di antara tim penghuni empat besar Liga Inggris, yakni sebanyak 38 gol. Terlebih, lini belakang Liverpool sering kali kebobolan melalui umpan silang. Seperti saat mengalami kekalahan 1-0 atas Chelsea melalui gol sundulan Giroud.

Tentunya, jelang berakhirnya musim 2017/18, faktor-faktor tersebut masih bisa diperbaiki oleh Klopp agar Liverpool dapat keluar dari periode negatif. Jika berhasil, tentunya Liverpool dapat meraih hasil maksimal pada laga-laga penting pada akhir musim ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team