Patson Daka, Wonderkid Baru yang Berguru ke Leicester City

Sejak berseragam Salzburg di musim 2017/18 lalu, Daka menjelma menjadi striker yang ganas. Tidak cuma itu, kombinasinya dengan Erling Haaland juga sempat jadi teror menakutkan di lini depan Salzburg.

Total, selama membela Salzburg, Daka berhasil mencetak 68 gol dan 27 assist dari 125 penampilannya di semua kompetisi. Bersama Salzburg pula, Daka bergelimang prestasi. Empat gelar Bundesliga Austria dan tiga gelar Piala Austria jadi trofi yang sukses Daka persembahkan untuk Salzburg.

Tidak cuma itu, pada musim 2020/21, Daka berhasil menjadi top scorer Bundesliga Austria dengan torehan 27 gol. Di musim yang sama, dia juga sukses menggaet gelar The Best Player Bundesliga Austria.

Salah satu nilai lebih dari Daka yang bisa membantu Leicester adalah insting pembunuhnya. Dengan gelarnya sebagai top scorer, hal itu membuktikan daya ledak Daka di lini depan cukup tinggi.

Main dalam skema dasar 4-2-2-2 ala Salzburg, Daka terbiasa ditempatkan sebagai satu di antara dua penyerang di lini depan. Daka bisa menembak dengan kaki kiri dan kanan sama bagusnya.

Daka mampu menyumbangkan 27 gol untuk Salzburg di kompetisi domestik, artinya persentase penyelesaian peluangnya mencapai 36,5 persen, salah satu tertinggi di Eropa.

Hal lain yang jadi nilai plus Daka adalah kemampuannya dalam mencari ruang. Saat menerima bola, dia akan melakukan sentuhan yang akan membawanya pada ruang kosong di kotak penalti. Ditopang oleh dribel dan kecepatannya, dia kerap mampu melepaskan diri dari kawalan bek.

Insting dari Daka juga cukup bagus. Selain punya kesadaran yang tinggi di kotak penalti akan kehadiran bek, dia juga punya kemampuan membaca situasi dalam memanfaatkan bola-bola muntah. Beberapa golnya di musim ini lahir dari situasi tersebut, dan itu kerap jadi hal tak terduga.

Kemampuan mencetak gol Daka memang luar biasa. Hal itu juga ditopang akan kesadarannya terhadap ruang, kehadiran bek lawan, plus situasi bola muntah. Namun, Daka juga sejatinya bisa menjadi tandem yang sepadan buat Jamie Vardy. Dia punya satu atribut yang bakal menopang Vardy.

Terbiasa main dalam sistem menekan yang diterapkan Jesse Marsch, pelatih Austria, Daka kerap mengeksploitasi half-space lawan dengan kemampuan dribelnya. Dia bisa menyajikan opsi umpan bagi James Maddison di area sepertiga akhir, dan muncul dari sisi buta bek lawan.

Semua atribut ini bakal jadi bekal bagus buatnya untuk berkombinasi dengan Vardy. Nantinya, tugas untuk menyelinap ke kotak penalti tidak cuma dilakukan Vardy seorang. Daka yang punya kecepatan bagus juga bisa menyelinap ke kotak penalti, dan jadi penyelesai akhir lain untuk Leicester.

Banyak hal yang bisa diberikan Daka untuk Leicester. Jika diasuh dengan baik, pemain muda asal Zambia ini akan jadi salah satu talenta menjanjikan di Premier League 2021/22 mendatang.