AS Roma adalah salah satu klub besar di Italia. Prestasi Giallorossi memang masih kalah mentereng dibanding Juventus, AC Milan, dan Inter Milan, namun, Roma tetap disegani karena hampir selalu konsisten bersaing di papan atas.
Koleksi trofi milik AS Roma pun cukup mumpuni. Sejumlah gelar domestik serta Eropa pernah menghiasi sejarah mereka. Selain para pemain, sukses Roma tentu tak lepas dari jasa para pelatihnya. Berikut merupakan pelatih terakhir yang sukses membawa AS Roma memenangi trofi.
AS Roma pernah ditangani beberapa pelatih asal Swedia dalam sejarah mereka. Salah satunya Sven-Goran Eriksson yang membesut Sang Serigala Ibukota pada 1984–1987. Eriksson khususnya sukses membawa Roma tampil impresif pada musim 1985/1986.
Saat itu, Roma mengakhiri musim sebagai runner-up Serie A. Mereka juga menjuarai Coppa Italia, satu-satunya trofi yang diraih Roma bersama Eriksson. Uniknya, setelah dari Roma Eriksson memilih untuk menangani Lazio, sang rival sekota Roma, dan malah sukses meraih lebih banyak trofi di sana.
Ottavio Bianchi adalah eks pelatih asal Italia yang dikenal sebagai legenda Napoli. Ia pernah membela Napoli sebagai pemain, lalu menangani Napoli sebagai pelatih. Bianchi adalah arsitek yang membawa Napoli meraih Scudetto 1986/1987 bersama Diego Maradona.
Setelah sukses bersama Napoli, Bianchi menangani AS Roma pada 1990–1992. Prestasinya pun cukup apik. Pada 1990/1991, Bianchi sukses mengantarkan mereka meraih trofi Coppa Italia meski di Serie A hanya finis di peringkat kesembilan.
Selain itu, Roma juga mencapai final Piala UEFA pada musim yang sama. Sayangnya, Giallorossi gagal juara karena takluk dari Inter Milan di partai puncak. Bianchi sendiri terus melatih hingga 1995, tetapi tidak meraih tambahan trofi.
Sepanjang sejarah, Roma pernah meraih Scudetto sebanyak tiga kali. Ketiganya didapat bersama pelatih yang berbeda. Pelatih terakhir yang sukses membawa Roma berjaya di Serie A adalah Fabio Capello pada 2000/2001.
Bagi Roma, itu adalah Scudetto pertama mereka sejak 1983. Sementara, bagi Capello, itu adalah gelar Serie A kelimanya sebagai pelatih. Sebelumnya, Capello sudah lebih dulu merengkuh Scudetto bersama AC Milan sebanyak empat kali.
Selain Serie A, gelar Piala Super Italia 2001 juga direbut Roma bersama Capello. Roma juga dibawa Capello jadi runner-up Serie A pada 2001/2002 dan 2003/2004. Namun, tak ada lagi trofi yang dipersembahkan Capello hingga ia meninggalkan Roma pada 2004.
Luciano Spalletti adalah pelatih yang sedang naik daun di Serie A 2022/2023. Ia sukses membawa Napoli berada di ambang gelar juara Serie A. Jika berhasil, itu akan jadi kesuksesan pertama Spalletti meraih Scudetto selama kariernya.
Sebelumnya, Spalletti pernah beberapa kali membawa AS Roma bersaing untuk gelar juara Serie A. Sayangnya, ia selalu gagal. Spalletti hanya pernah mengantarkan Roma jadi runner-up Serie A pada 2005/2006, 2006/2007, 2007/2008, dan 2016/2017.
Meski tidak berjaya di Serie A, Roma di bawah Spalletti sukses meraih dua trofi Coppa Italia. Satu gelar Piala Super Italia juga ia persembahkan. Dengan total tiga trofi, koleksi gelar Spalletti bersama Roma hanya kalah dari Nils Liedholm.
Empat pelatih di atas sukses membawa Roma berjaya di level domestik. Namun, mereka tak berhasil berbuat banyak bagi Roma di kancah internasional. Setelah kedatangan Jose Mourinho pada musim 2021/2022, barulah Giallorossi bisa unjuk gigi di Eropa.
Pada musim pertamanya, Mourinho langsung mengantarkan Roma menjuarai Europa Conference League. Meski hanya merupakan turnamen antarklub Eropa kasta ketiga, gelar itu tetap berarti besar bagi Roma. Itu adalah trofi mayor Eropa pertama dalam sejarah mereka.
Sementara, bagi Mourinho, gelar tersebut juga membuatnya mencatat sejarah. Jose Mourinho jadi pelatih pertama yang sukses memenangi Liga Champions, Europa League, dan Europa Conference League sekaligus. Mourinho juga masih punya rekor sempurna di setiap final kompetisi Eropa yang ia lakoni.
Lima pelatih di atas punya jasa besar dalam sejarah AS Roma. Tangan dingin mereka sukses membuat Roma mengangkat trofi juara. Setelah mereka, adakah pelatih lain yang bisa membawa Roma memenangi trofi?