6 Pemain Barcelona yang Paling Diandalkan di UCL 2024/2025

Raphinha menjadi pemain Barcelona dengan menit bermain terbanyak di UCL 2024/2025. Ia selalu bermain dalam 14 laga yang dijalani oleh timnya atau secara total selama 1.224 menit. Tak hanya itu, pemain asal Brasil tersebut juga menunjukkan kapasitasnya sebagai penyerang menakutkan dengan koleksi 13 gol dan 9 assist. Selain memecahkan beberapa rekor dengan torehan gol tersebut, ia juga berpeluang menyabet gelar top skor meski timnya telah terhenti.

Pedri menjadi pemain U-23 yang paling sering diturunkan oleh Hansi Flick di UCL 2024/2025. Pemain berusia 22 tahun tersebut merumput selama 1.117 menit dalam 14 laga dengan torehan 2 assist. Sebagai gelandang, dirinya menjadi kunci dalam menjaga keseimbangan antara pertahanan dan serangan serta mengatur tempo permainan tim. Kepercayaan yang diberikan oleh Flick kepadanya di ajang sebesar UCL menjadi modal yang baik untuk kariernya ke depan.

Di sisi kanan pertahanan, Flick hampir selalu menurunkan Jules Koundé. Satu-satunya laga ketika Kounde tak bermain ialah saat Barcelona kalah dari Inter Milan pada leg kedua semifinal. Secara total di ajang ini, pemain asal Prancis tersebut diturunkan selama 1.106 menit dalam 13 laga dengan torehan 3 assist. Ia memiliki kemampuan yang sama baiknya dalam membantu lini serang dan memperkokoh lini pertahanan. 

Lamine Yamal menjadi salah satu pemain muda yang paling bersinar di UCL 2024/2025. Kemampuannya dalam membongkar lini pertahanan lawan melalui dribble dan umpan pendek dengan rekan setimnya menjadi ancaman tersendiri. Oleh Hansi Flick, dirinya dipercaya untuk bermain selama 1.103 menit dalam 13 laga dengan koleksi 5 gol dan 4 assist. Salah satu penampilan terbaiknya ialah saat mencetak 1 gol dan 1 assist serta membawa Blaugrana menang 3-1 atas Benfica pada babak 16 besar.

Bersama Yamal dan Raphinha, Robert Lewandowski menjadi pilihan utama di lini serang. Ia memainkan 13 laga (985 menit) dan mengemas 11 gol. Salah satu golnya tercipta ke gawang mantan timnya, Bayern Munich, dan membawa Blaugrana menang 4-1 pada fase grup. Sayangnya, faktor kebugaran membuatnya tak mampu berbuat banyak pada semifinal dan hanya bermain selama 30 menit.

Bersama Lamine Yamal, Pau Cubarsí menjadi wonderkid yang tampil menjanjikan di ajang ini. Meski baru berusia 18 tahun, ia telah mendapat kepercayaan penuh untuk menjaga jantung pertahanan Blaugrana. Di ajang ini, ia bermain selama 981 menit dalam 13 laga dengan torehan 1 assist. Dengan progres yang apik, ia digadang-gadang sebagai bintang masa depan Barcelona.

Kegagalan ini sekaligus membuat Barcelona tak mampu melaju ke final UCL dalam 10 musim beruntun. Terakhir kali Blaugrana menembus partai puncak ialah pada 2014/2015, saat diarsiteki oleh Luis Enrique. Mereka menjuarai ajang tersebut setelah melibas Juventus di final.