Tidak semua pemain bintang bernilai tinggi dan bergaji mahal dapat berkontribusi maksimal. Beberapa dari mereka malah menjadi beban klub. Kritik pedas media dan fans pun kerap menghujani mereka akibat gagal memenuhi harapan.
Pemain di bawah ini adalah contoh pemain bintang yang menjadi beban klub pada 2022/2023. Mulai dari Philippe Coutinho hingga Eden Hazard.
Coutinho sudah mengalami penurunan sejak kepindahannya dari Liverpool ke Barcelona pada Januari 2018 silam. Cedera kambuhan, gagal adaptasi, dan minimnya menit bermain menjadi alasan anjloknya performa sang pemain selama di Barca. Meski sempat membaik ketika dipinjamkan ke Bayern Muenchen, Coutinho tidak lagi apik seperti waktu membela Liverpool.
Musim 2022/2023 menjadi musim yang buruk bagi pemain asal Brasil itu. Ia hanya tampil 22 kali dengan mencetak 1 gol tanpa assist. Padahal, Coutinho adalah pemain yang menerima gaji tinggi ketiga dari Aston Villa, yakni 150 ribu pound sterling per pekan atau 2,3 miliar rupiah. Nasibnya kian tidak jelas setelah Aston Villa kabarnya ingin melepas sang pemain pada bursa transfer musim panas 2023.
Tiemoue Bakayoko tidak hanya menjadi beban satu klub, tetapi dua, yakni Chelsea dan AC Milan. Sebab, pemain asal Prancis itu masih berstatus pemain Chelsea. Akan tetapi, ia gagal tampil apik sejak mendarat di Stamford Bridge pada 2017 silam. The Blues kerap meminjamkannya ke klub-klub lain, seperti Napoli, AC Milan, dan AS Monaco. Khusus AC Milan, Chelsea meminjamkan Bakayoko dua kali, yakni pada 2018/2019 serta 2021/2022 dan 2022/2023.
Bakayoko tidak banyak berkontribusi pada periode kedua peminjamannya di Milan karena sering cedera. Performanya juga tidak bagus-bagus amat. AC Milan sempat ingin memulangkan Bakayoko ke Chelsea, tetapi ditolak.
Pada Januari 2023, klub asal Turki, Adana Demirspor, nyaris mendatangkan Bakayoko secara permanen. Sayangnya, sang pemain berubah pikiran sehingga kesepakatan itu batal. Bakayoko menetap di Milan sampai akhir musim. I Rossoneri harus membayar gaji sebesar 74 ribu pound sterling atau 1,2 miliar rupiah per pekan.
Performa Dele Alli sebenarnya sudah menurun sejak 2019/2020. Sempat memiliki nilai transfer hingga 100 juta euro atau 1,5 triliun rupiah, nasibnya makin tidak jelas. Pasalnya, ia tampil mengecewakan selama masa peminjaman di Besiktas.
Dari 17 laga bersama Besiktas, Dele hanya mencetak 3 gol dan tanpa assist. Ia juga bermasalah di luar lapangan. Pemain asal Inggris itu bolos latihan dan pergi ke London tanpa seizin klub. Lebih parahnya lagi, pihak Besiktas tidak bisa menghubungi sang pemain melalui telepon.
Tentu ini menjadi kerugian besar baik bagi klub pemilik Dele Alli, Everton, maupun Besiktas yang meminjamnya. Pasalnya, gajinya terbilang cukup mahal. Everton dan Besiktas membagi dua pembayaran Dele yang secara total berjumlah 100 ribu pound sterling atau 1,8 miliar rupiah per pekan. Besiktas membayar gaji 8 ribu pound sterling dan sisanya Everton. Hal ini membuat Dele menjadi beban bagi kedua klub. Kontraknya di Everton akan habis pada Juni 2023. Belum ada kabar kemana ia akan pergi.
Pogba pergi dari Manchester United dengan sejumlah kontroversi. Film dokumenternya berjudul Pogmentary sudah merusak reputasinya. Kondisi kian parah ketika ia kembali ke Juventus.
Klub dan fans berharap Pogba bisa mengembalikan kejayaan Juve di Serie A Italia. Namun, pemain asal Prancis itu malah keluar-masuk ruang medis akibat cedera yang silih berganti. Musim 2022/2023 belum mulai, ia sudah absen akibat cedera meniskus saat tur pramusim. Terbaru, ia cedera hamstring saat melawan Cremonese di Giornata 35.
Alhasil, Pogba hanya bermain selama 161 menit dalam 10 pertandingan musim ini. Selain itu, ia pernah terlibat konflik dengan Massimiliano Allegri akibat datang terlambat ke tempat latihan jelang laga melawan SC Freiburg. Minimnya kontribusi Pogba musim ini menjadi beban besar bagi Juve. Pasalnya, gaji 8 juta euro atau 128 miliar rupiah per tahun yang ia terima tidak sebanding dengan performa dan sikapnya.
Inilah pemain yang paling layak disebut beban klub. Eden Hazard datang ke Real Madrid dengan banderol mahal (115 juta euro atau 1,8 triliun rupiah) pada musim panas 2019. Sayangnya, ia gagal memenuhi ekspektasi klub dan fans. Beragam cedera serta diet yang buruk membuat Hazard melewatkan 78 pertandingan bersama Real Madrid.
Saat diberikan kesempatan, ia hanya mencetak 7 gol dan 12 assist dari 76 pertandingannya selama 4 tahun membela Madrid. Performa Hazard tak sebanding dengan gajinya yang mencapai 15 juta euro atau 240,6 miliar rupiah per tahun. Pada akhirnya, Real Madrid memutus kontrak sang pemain yang masih tersisa setahun.
Para pemain bintang di atas membuktikan bahwa harga belum tentu sebanding dengan kontribusi. Faktor-faktor seperti tidak mampu beradaptasi, cedera, dan sikap di dalam maupun di luar lapangan menjadi penyebabnya. Padahal, mereka pernah mengukir prestasi luar biasa. Masa depan dan kariernya kini malah tidak jelas.