6 Pemain False Nine Terbaik di Sepak Bola Modern, Ada Idolamu?

Luciano Spalletti dianggap sebagai pelatih yang memperkenalkan kembali formula false nine dalam era sepak bola modern. Ini dilakukannya ketika menukangi AS Roma pada musim 2006/2007. Kala itu, cedera striker utama Mirko Vucinic, serta tumpulnya barisan penyerang seperti Vincenzo Montella, Ahmed Hossam Mido, dan Francesco Tavano membuat pelatih berkepala plontos menerapkan formasi 4-1-4-1.

Ia memilih menggunakan Francesco Totti sebagai pemain depan tunggal. Pangeran Roma menjawab kepercayaan pelatih dengan penampilan brilian. Totti lantas panen gol, berhasil merobek jala lawan sebanyak 26 kali, yang melahirkan gelar top skor Serie A dan Sepatu Emas Eropa.

Siapa yang meragukan skill olah bola Lionel Messi di lapangan? Hingga kini, pria asal Argentina tersebut masih disebut sebagai salah satu pemain terbaik di dunia, meraih lima Ballon d'Or dan sederet gelar bergengsi bersama Barcelona.

La Pulga sendiri memainkan peran false nine ketika Barca ditangani Pep Guardiola. Pada musim 2009/2010, semua penggemar melihat gol, pergerakan brilian, tendangan jarak jauh yang terukur, serta sepakan bebas menawan dari Messi. Bisa dibilang, ia adalah orang yang benar-benar pas memainkan peran ini.

Sepanjang musim 2009/2010, tidak ada yang benar-benar tahu apa posisi Robin van Persie ketika bermain untuk Arsenal. Kadang-kadang, sepertinya Arsene Wenger memakai formasi 4-3-3 dengan Nicklas Bendtner sebagai penyerang tengah. Namun, ketika Lord Bendtner gak berkutik, ternyata RvP telah berada di posisi tersebut.

Menurut Jonathan Wilson dari The Guardian, penyerang asal Belanda itu tetap menjadi salah satu yang paling palsu dalam sepak bola, yang lantas berlanjut saat dirinya pindah ke Manchester United. Di Setan Merah, pria Belanda sukses meraih sepatu emas dan gelar Premier League.

Salah satu talenta terbaik Argentina, Carlos Tevez sangat efektif sebagai false nine ketika berseragam Manchester United. Dianggap gak cukup subur, tetapi punya skill dan kerja sama tim oke, pria bertubuh gempal ini dikerahkan sebagai false nine sepanjang musim 2007/2008.

Tevez sering bergerak dan menciptakan ruang bagi rekannya, Wayne Rooney dan, tentu saja, Cristiano Ronaldo. Sepanjang musim tersebut, Iblis Merah dibawanya meraih titel Premier League dan Liga Champions Eropa.

Sebelum Robin van Persie, The Gunners punya striker Belanda bertalenta tinggi lainnya dalam diri Dennis Bergkamp. Bergkamp sering disebut second striker terbaik dalam sejarah sepak bola, terutama untuk pencapaian eksploitasi gol Thierry Henry.

Meski demikian, ia bukan hanya si pemain nomor 10. Bergkamp adalah seorang penyerang yang mampu bermain di area mana pun. Punya gaya permainan seperti legenda Belanda, Johan Cruyff, The Non-Flying Dutchman melewati 10 tahun yang indah bersama Arsenal, dengan tiga trofi Premier League, 4 FA Cup, dan 3 Community Shield.

Merupakan gelandang tengah yang sebenarnya memiliki tugas utama untuk membagi bola, Fabregas malah disebut-sebut sebagai sosok yang bagus dalam memainkan false nine saat Piala Eropa 2012 lalu. Hasilnya, tim asuhan Vicente del Bosque sukses menjadi juara usai mengandaskan Italia 4-0 di final.

Sebelum di Tim Matador, Fabregas sebenarnya sudah pernah menjajal peran sebagai striker palsu ketika kembali ke Barcelona di tahun 2011. Namun, kontribusi pemain itu memang lebih kentara pada tahun 2012, yang akhirnya melahirkan anggapan bahwa false nine identik dengan gelandang yang dimainkan sebagai penyerang.