5 Pemain Terakhir yang Menjadi Top Skor Real Madrid

Musim debut Kylian Mbappé di Real Madrid langsung menegaskan statusnya sebagai pemain bintang dunia. Setelah penantian panjang transfer yang akhirnya terealisasi pada 2024, Mbappé menjawab ekspektasi publik dengan performa luar biasa: 44 gol di semua kompetisi, termasuk 31 gol di La Liga. Angka tersebut bukan hanya menjadikannya top skor klub, tetapi juga salah satu pemain paling produktif di Eropa musim itu.

Mbappé membawa dimensi baru dalam permainan Real Madrid. Dengan kecepatan luar biasa, pergerakan cerdas, dan kemampuan menembak dari berbagai posisi, ia menjadi ancaman konstan bagi lawan. Gol-golnya sering lahir dari kombinasi cepat bersama Vinícius Jr. dan Jude Bellingham, menciptakan trio yang dikenal sebagai “Trio Galáctico Baru”. Ia juga menjadi pemain pertama sejak Cristiano Ronaldo yang mencetak lebih dari 40 gol dalam musim debutnya bersama Los Blancos.

Di luar statistik, kontribusi Mbappé juga terasa dari mentalitas kompetitif yang ia bawa. Ia menjadi pemain penentu dalam laga besar seperti El Clásico dan Liga Champions. Dengan performa yang stabil dan etos kerja tinggi, Mbappé bukan hanya seorang penyerang, melainkan simbol kebangkitan era baru Real Madrid.

Musim 2023–2024 menjadi bukti betapa istimewanya Jude Bellingham. Sebagai gelandang berusia 20 tahun, ia tampil luar biasa dengan 23 gol di semua kompetisi dan 19 gol di La Liga, menjadikannya top skor Real Madrid sekaligus gelandang tersubur di Eropa. Hal ini jarang terjadi dalam sejarah klub, karena posisi tersebut biasanya didominasi oleh penyerang murni.

Bellingham tidak hanya mencetak gol, tetapi juga menjadi penggerak utama permainan Real Madrid. Dengan kemampuan membaca ruang, visi taktis, dan keberanian menembus kotak penalti, ia sering menjadi pembeda di laga-laga besar. Gol-gol penentunya melawan Barcelona, Napoli, dan Manchester City memperlihatkan kedewasaan di usia muda. Bahkan banyak pengamat menilai bahwa musim debutnya sebanding dengan musim pertama Cristiano Ronaldo pada 2009–2010.

Yang membuat Bellingham unik adalah keseimbangannya antara permainan menyerang dan defensif. Ia mampu menciptakan peluang untuk rekan-rekan setimnya sekaligus menjadi finisher yang mematikan. Kombinasinya dengan Vinícius dan Rodrygo di lini depan membuat serangan Madrid lebih fleksibel. Performa impresifnya turut membantu klub merebut gelar La Liga dan Liga Champions, sekaligus memperkuat statusnya sebagai bintang masa depan Real Madrid.

Setelah kepergian Cristiano Ronaldo pada 2018, banyak pihak ragu apakah Real Madrid masih bisa memiliki sosok penyerang yang tajam. Jawaban datang dari Karim Benzema. Dalam empat musim beruntun, yaitu 2019–2020 hingga 2022–2023, ia selalu menjadi top skor Real Madrid dengan catatan total 119 gol di La Liga. Musim terbaiknya datang pada 2021–2022 ketika ia mencetak 44 gol di semua kompetisi dan membawa Madrid meraih gelar Liga Champions serta La Liga.

Benzema berkembang menjadi pemimpin sejati di lapangan. Ia bukan hanya mencetak gol, tetapi juga membantu membangun serangan dengan visi bermain yang luar biasa. Perannya sebagai striker modern membuatnya mampu menyesuaikan diri dengan berbagai sistem taktik pelatih. Pada masa puncaknya, Benzema dikenal sebagai penyerang yang efisien, elegan, dan berpengaruh besar terhadap ritme permainan tim. Penghargaan Ballon d’Or yang diraihnya pada 2022 menjadi puncak pengakuan atas kontribusinya untuk Real Madrid.

Cristiano Ronaldo adalah ikon terbesar Real Madrid di era modern. Sejak bergabung pada 2009, ia langsung menjelma menjadi mesin gol yang luar biasa. Dalam kurun waktu delapan tahun membela klub, Ronaldo mencetak 450 gol dari 438 pertandingan di semua kompetisi. Ia selalu menjadi top skor Real Madrid setiap musimnya selama periode tersebut. Musim terbaiknya datang pada 2014–2015 saat ia mencetak 61 gol di semua kompetisi, termasuk 48 gol di La Liga.

Ketajaman Ronaldo tidak hanya mengantarkan Real Madrid ke berbagai gelar, tetapi juga mengubah cara tim bermain. Ia menjadikan efisiensi dan determinasi sebagai senjata utama dalam mencetak gol. Di bawah kepemimpinannya, Madrid menjuarai empat Liga Champions dan mendominasi Eropa. Ronaldo juga meninggalkan warisan besar berupa standar performa yang sulit ditandingi pemain mana pun. Hingga kini, ia masih diakui sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa Real Madrid.

Sebelum datangnya Cristiano Ronaldo, Real Madrid sempat mengandalkan Gonzalo Higuaín sebagai penyerang utama. Pada musim 2008–2009, pemain asal Argentina itu mencatatkan 27 gol di semua kompetisi, termasuk 24 gol di La Liga, dan menjadi top skor klub musim tersebut. Higuaín dikenal sebagai penyerang yang cepat, tajam, serta memiliki insting luar biasa di depan gawang.

Meskipun usianya masih muda saat itu, Higuaín menunjukkan kedewasaan bermain dan kemampuan mengambil keputusan yang cerdas. Ia sering mencetak gol penting dalam pertandingan besar dan menjadi tumpuan serangan di tengah kondisi tim yang belum stabil. Walau kemudian posisinya digantikan oleh Ronaldo, kontribusi Higuaín tetap dihargai sebagai bagian penting dari transisi Madrid menuju era kejayaan modern. Ia meninggalkan jejak sebagai salah satu striker paling efisien yang pernah dimiliki Los Blancos.

Dari Higuaín hingga Mbappé, Real Madrid tidak pernah kehabisan pencetak gol hebat yang mampu menorehkan sejarah. Setiap era memiliki bintangnya sendiri, dengan gaya bermain dan karakter yang berbeda, tetapi semuanya memiliki satu kesamaan, yaitu dedikasi untuk membawa klub menuju kemenangan. Hingga kini, tradisi itu terus berlanjut dan menjadi bagian dari identitas abadi Real Madrid sebagai rumah para pencetak gol terbaik di dunia.