5 Pemain Top yang Pilih Balik Kucing ke Klub Lamanya di LaLiga

Hristo Stoichkov merupakan bintang Barcelona di era '90-an. Dia bergabung dengan Barcelona pada 1990 dari klub Bulgaria, CSKA Sofia. Selama lima musim di Camp Nou, ia sukses persembahkan empat gelar LaLiga dan satu trofi Liga Champions. Tidak hanya itu, ia juga meraih penghargaan Ballon d'Or 1994. 

Pada 1995 ia dilepas ke klub Serie A, Parma. Namun, ia hanya bertahan satu musim setelah Blaugrana memulangkannya satu musim kemudian. Pada kepulangannya itu, ia kembali mempersembahkan gelar LaLiga. Bertahan selama dua musim, ia kembali ke klub masa mudanya, CSKA Sofia, sebelum gantung sepatu pada 2003 di MLS bersama DC United.

Tidak ada yang memungkiri bahwa Fernando Torres adalah produk terbaik akademi Atletico Madrid. Dia bahkan sudah menjadi kapten klub di usia muda saat membela tim utama pada periode 2001--2007. Torres adalah ikon klub, tetapi secara mengejutkan hengkang ke Liverpool pada 2007. Namun, itu jadi keputusan terbaik karena ia menjalani karier luar biasa di Anfield.

Keputusan kontroversi terjadi lagi saat ia memutuskan hengkang ke Chelsea demi meraih gelar prestisius. Ia memang meraih Liga Champions di sana, tetapi itu juga menjadi titik penurunan performanya. Sempat dilepas ke AC Milan, Torres akhirnya pulang ke Atletico pada 2015. Ia bertahan selama tiga musim sebelum hijrah ke Jepang untuk gabung Sogan Tosu dan gantung sepatu pada 2019. Saat ini ia berstatus pelatih tim akademi Atletico Madrid.

Jesus Navas adalah salah satu produk terbaik akademi Sevilla. Dia dipromosikan ke tim utama pada 2003 dan menjadi pemain kunci klub satu dekade berikutnya. Dia sukses persembahkan dua trofi UEFA Cup (Liga Europa) beruntun pada musim 2005/06 dan 2006/07. Pada 2013 Navas hijrah ke Manchester City setelah ditebus dengan mahar 20 juta euro.

Empat musim di Etihad Stadium, Navas jadi bagian penting ketika City menjuarai Premier League di era Roberto Mancini. Pada 2017 ia pulang ke Sevilla secara gratis dan kembali jadi bagian penting klub. Pada musim 2019/20, ia sukses meraih Liga Europa ketiganya bersama Sevilla. Pemain 35 tahun itu total sudah tampil dalam 576 laga bagi Sevilla.

Iago Aspas adalah produk terbaik akademi Celta Vigo dalam satu dekade terakhir. Dia dipromosikan ke tim utama pada 2009 dan langsung jadi andalan. Pada 2013 performa apiknya diminati Liverpool yang memboyongnya dengan harga 10,8 juta euro. Sayang, ia tak mendapatkan kesempatan banyak. Aspas hanya tampil dalam 15 laga untuk The Reds dengan torehan satu gol.

Ia dipinjamkan ke Sevilla pada 2015 sebelum dipermanenkan di akhir musim. Menariknya, enam hari kemudian dia dilepas ke mantan klubnya, Celta Vigo. Sejak itu, Aspas kembali menemukan ketajamannya. Setiap musimnya, ia tak pernah kurang mencetak dari 14 gol di LaLiga. Musim 2017/18 menjadi yang terbaik dengan mencetak 22 gol. Kini ia sudah berusia 34 tahun dan tak kehilangan insting golnya. Ia sudah mencetak lima gol dari 13 laga.

Dani Alves resmi pulang ke Barcelona di usia 38 tahun. Meski begitu, ia baru bisa berlaga pada Januari mendatang. Dani Alves menjadi rekrutan pertama Xavi sebagai pelatih baru Barcelona. Ini bakal menjadi periode kedua Dani Alves di Camp Nou setelah masa gemilang era 2008--2016

Pada periode pertamanya di Barcelona, Dani Alves sukses menguasi Eropa dengan meraih 3 trofi Liga Champions dan 6 gelar LaLiga. Kini di usia senjanya, dia diharapkan mampu mengembalikan kebesaran Barcelona yang anjlok di musim ini.

Bagi lima pemain di atas, pulang ke mantan klub menjadi sebuah keputusan yang tepat. Mereka mampu mengembalikan performa terbaik mereka dan membantu klub untuk membuat perubahan. Dani Alves kini menjadi sosok terbaru yang "balik kucing" dan layak ditunggu mampukah ia membantu Barcelona keluar dari krisis.