Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Penampakan Jakarta International Stadium yang dipakai untuk IYC 2021. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Jakarta, IDN Times - Sore itu, 13 April 2022, "IDN Times" berkesempatan untuk merasakan langsung atmosfer Jakarta International Stadium (JIS) untuk pertama kalinya. Pengalaman ini dirasakan saat stadion ini jadi venue ajang International Youth Championship (IYC) 2021.

Rasa penasaran sudah membuncah di dalam dada. Ketika motor sudah sampai di area Papanggo, dari kejauhan sudah tampak kemegahan JIS. Arsitek luarnya seakan-akan mencerminkan bahwa stadion ini selevel dengan stadion-stadion di Eropa sana.

Bagi warga Jakarta, makna stadion ini sangatlah dalam. Setelah lama tidak memiliki stadion sendiri, akhirnya, mereka punya stadion bertaraf internasional. Mereka akhirnya punya alternatif lain setelah Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Namun, pada kenyataannya, stadion ini masih membutuhkan perbaikan. Hal tersebut tampak ketika tim "IDN Times" mengunjungi stadion ini dalam dua kesempatan, yakni IYC 2021, dan juga ajang Grand Launching JIS yang melibatkan Persija.

1. Kesan baik dan buruk yang didapat saat IYC 2021

Suasana JIS di malam hari. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Saat ajang IYC 2021, kami mendapatkan kesan yang baik soal JIS ini. Kami dibuat kagum dengan potret media center, serta kemegahan bangunannya. Plus, kami juga dibuat salut oleh arsitektur dalam stadion yang sekilas mirip San Siro.

Pujian juga diberikan oleh pelatih Atletico Madrid U-18, Daniel Perez, soal kualitas rumput JIS yang baik. Dia mengaku, senang bermain di sini dan bermain di JIS memberikan pengalaman yang bagus bagi dirinya dan para pemainnya.

"Saya dan para pemain senang main di sini. Ini jadi kali pertama kami main di sini (JIS). Merupakan pengalaman bagus untuk kami, bermain di stadion yang baru dengan kualitas yang bagus," ujar Perez saat itu.

Pujian juga diberikan penggawa Barcelona U-18, Biel Vicens Ponsati. Menurutnya, JIS adalah stadion bagus, dan dia merasa terhormat diberikan kesempatan menjajal stadion ini untuk pertama kali.

"Stadion ini sangat bagus, dan saya senang bisa main di sini. Feeling sentuhan bola saya di sini terasa, mengumpan dan mendribel di stadion ini begitu enak. Sungguh sebuah kehormatan bagi kami bisa main di stadion ini," tutur Biel.

Kami sepakat dengan Atletico Madrid U-18 dan Barcelona U-18. Secara kualitas lapangan, JIS memang sangat layak untuk laga internasional. Namun, kala itu, kami juga tidak abai dengan kekurangan yang ada. Beberapa fasilitas tampak belum siap.

Fasilitas-fasilitas pendukung seperti akses parkir, akses masuk pemain, serta beberapa pembangunan yang belum selesai di JIS. Kami pun berharap, pembenahan akan hadir agar JIS jadi stadion yang lebih sempurna ke depannya.

2. Pengalaman buruk saat Grand Launching JIS

Suasana grand launching JIS. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Beberapa bulan setelahnya, tepatnya Juli 2022, kami berkesempatan mengunjungi JIS kembali, dalam sebuah acara Grand Launching. Ketika itu, besar harapan kami bahwa stadion ini sudah dibenahi lebih baik lagi.

Sialnya, harapan tinggal harapan. JIS rupanya belum siap untuk menggelar laga dengan skala besar saat itu. Masalah awal bermula dari parkir. Kendati Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah menyediakan kantong-kantong parkir, hal itu jadi tak efektif.

Kami yang memutuskan untuk menggunakan kantong parkir di area JIExpo Kemayoran, dan menggunakan shuttle bus ke JIS, harus terjebak kemacetan lantaran banyaknya parkir liar di sekitaran JIS. Hal tersebut membuat kami hampir terlambat tiba di stadion.

Menelisik ke area masuk pemain, apa yang terlihat di IYC 2021 masih tampak di acara Grand Launching ini. Akses masuk pemain masih terlalu dekat dengan akses masuk VIP. Bus tim pun masih tak bisa masuk ke lantai dua, lantaran atap yang terlalu rendah.

Pengalaman buruk lain pun kami alami saat liputan Grand Launching ini. Sebagai awak media, kami tidak mendapatkan tribune media yang layak. Ditambah lagi, sinyal handphone benar-benar susah didapat, bahkan di area media center sekalipun.

Berbeda dengan IYC 2021, agaknya di laga ini panitia pelaksana pertandingan tidak menggunakan vendor tambahan untuk akses WiFi, sehingga internet jadi barang langka. Alhasil, awak media agak kelimpungan saat akan mengirim berita, foto, atau video.

Puncaknya, saat acara Grand Launching, pagar tribune utara JIS roboh. Ini terjadi saat Fewa 19 tampil. Terlepas dari alasan bahwa robohnya pagar ini adalah buah antusiasme The Jakmania, ini tentu harus jadi sorotan tersendiri.

Bayangkan, robohnya pagar ini terjadi saat laga sekelas FIFA Matchday. Tentu itu akan jadi tamparan bagi Indonesia. Akses internet yang sulit pun kelak akan jadi bahan kritik media-media luar, yang memang tak segan melempar kritik pedas.

Kami pun pulang dari liputan dengan perasaan kesal. Nyatanya memang, ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan JIS, jika ingin menggelar laga berskala internasional ke depannya.

3. JIS jadi buah bibir, pertanda baik

Suasana grand launching JIS. (IDN Times/Sandy Firdaus)

PSSI memunculkan polemik terkait JIS sejak beberapa hari belakangan. Mereka mengungkapkan, JIS tidak layak untuk menggelar FIFA Matchday antara Timnas Indonesia lawan Curacao, 27 September 2022 kelak. Federasi menilai, JIS banyak kekurangan dan tak sesuai dengan standar FIFA.

Sontak hal ini menimbulkan perdebatan di publik. Apalagi, PSSI berpeluang memindahkan laga Indonesia lawan Curacao ke stadion-stadion yang ada di Jawa Barat. Tak pelak, banyak pihak yang menyebut federasi menganaktirikan JIS.

Namun, di sisi lain, ini juga jadi pertanda bagus. Setidaknya, bola panas dari PSSI ini mesti jadi cambuk bagi JIS untuk memperbaiki diri. Terlepas dari taraf internasional yang melekat pada mereka, ada beberapa hal yang tetap harus dibenahi.

Editorial Team