Kompetisi di lima liga top Eropa musim ini tampaknya tidak menjadi waktu yang menyenangkan untuk beberapa pelatih top. Performa tim yang menurun membuat mereka dalam tekanan besar. Klub-klub besar seperti Real Madrid, Manchester United, hingga Barcelona bahkan terseok-seok di papan tengah.
Rumor pemecatan pun mulai bergaung jika para pelatih top ini tak mampu mengembalikan tim masing-masing ke performa terbaiknya. Siapa saja pelatih top yang terancam? Ini ulasannya.
Ketika ditunjuk menjadi allenatore Inter Milan pada musim lalu, Antonio Conte langsung memberikan dampak instan. Meski belum berbuah trofi, ia sukses membawa Inter Milan ke babak final Europa League dan finis di posisi runner up Serie A, tertinggal satu poin dari Juventus. Namun, musim ini Inter Milan gagal menunjukan performa yang sama, khususnya di Eropa.
Tagar Conteout sempat viral di media sosial ketika Nerrazurri dikalahkan Real Madrid untuk yang kedua kalinya di fase grup Liga Champions. Akibatnya, Inter Milan saat ini berada di dasar klasemen grup B.
Dengan satu laga tersisa, Inter wajib menang melawan Shakthar demi satu tiket ke babak knock-out. Tetapi itu pun akan bergantung dengan hasil laga lainnya.
Ini bisa saja menjadi penentuan karier Conte di Giuseppe Meazza. Apalagi hubungannya dengan manajemen klub pun tidak terlalu akur, bahkan sempat ada rumor ia bakal dipecat di awal musim ini.
Nasib Manchester United di bawah asuhan Ole Gunnar Solskjaer tampaknya belum mengalami perubahan signifikan sejak musim lalu. The Red Devils saat ini hanya menempati peringkat sembilan di klasemen Premier League dan terancam gagal lolos ke fase knock-out Liga Champions.
Ironisnya, dari lima kekalahan yang dialami di semua ajang pada musim ini, MU justru kalah empat kali di Old Trafford. Kekalahan dengan skor 1-6 dari Tottenham Hotspur menjadi yang terburuk. Kumandang pemecatan terhadap Solksjaer pun mulai bergema, dan ini bisa saja terjadi jika MU kembali gagal di Liga Champions dan Premier League.
Ronald Koeman mengambil alih tugas sebagai pelaith Barcelona ketika klub sedang kacau balau. Kegagalan juara La Liga musim lalu, Lionel Messi yang ingin hengkang, krisis manajemen dan krisis finansial. Musim ini ia bahkan tidak bisa memboyong pemain-pemain incarannya, dan justru kehilangan Luis Suarez dan Arthur.
Dampaknya, Barcelona kini terseok-seok di kompetisi domestik. Blaugrana tertahan di peringkat tujuh dengan menderita tiga kekalahan dari sembilan laga yang telah dijalani.
Jika ia gagal mendongkrak performa klub dan tak meraih satu gelar pun di akhir musim, bukan tak mungkin nasibnya akan berakhir seperti Ernesto Valverde dan Quiqe Setien yang dipecat pada musim lalu.
Musim ini, Juventus mengambil risiko besar dengan menunjuk pelatih yang belum berpengalaman, Andrea Pirlo, sebagai nahkoda klub. Meski memulai kompetisi dengan meyakinkan, Juventus tampak kesulitan seiring dengan waktu. Di Serie A, Bianconerri memang belum terkalahkan. Namun, mereka mulai kesulitan meraih kemenangan.
Dari sembilan laga yang telah dijalani, mereka meraih lima hasil imbang melawan klub-klub medioker seperti Benevento, Crotone, dan Verona. Posisi Pirlo memang masih aman, tetapi jika performa klub tidak berkembang, sangat mungkin musim depan ia tak lagi menangani klub asal Turin tersebut.
Musim lalu, Zinedine Zidane sukses mempersembahkan gelar La Liga untuk Real Madrid. Namun, performa mereka di musim anyar gagal mengesankan.
El Real bahkan menderita dua kekalahan dan sekali imbang dari tiga laga terakhir di La Liga, serta kalah dari Shakthat Donetsk di Liga Champions. Dampaknya, kini Real Madrid tertinggal tujuh poin dari Real Sociedad di puncak klasemen dan terancam gagal di Liga Champions.
Rumor pemecatan pun mulai bergaung dan tiga laga ke depan bakal menjadi penentuan nasib pelatih asal Prancis itu. Sialnya, pada laga tersebut Madrid akan dihadapkan dengan lawan tangguh, yakni Sevilla, Monchengladbach, dan Atletico Madrid.
Musim 2020/2021 tampaknya akan menjadi kompetisi yang sangat seru karena persaingan meraih juara tidak lagi didominasi klub-klub superior. Namun ini juga menjadi pertaruhan karier para pelatih top di atas. Mampukah mereka mengembalikan klub yang diasuh ke performa terbaiknya, atau justru berakhir dengan pemecatan?