Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Yericho Christiantoko (instagram.com/yerichochristiantoko)
Yericho Christiantoko (instagram.com/yerichochristiantoko)

Indonesia memiliki banyak pemain sepak bola yang dibekali talenta mumpuni. Tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Mereka mengangkat martabat Indonesia dengan cara berkarier di kancah internasional.

Hanya saja, tidak sedikit pula pemain yang mengalami nasib kurang beruntung di luar negeri. Ada beberapa pemain yang kariernya justru menurun setelah pergi dari Tanah Air. Semua itu dikupas dalam pembahasan lima pesepak bola Indonesia yang kariernya redup usai main di luar negeri di bawah ini.

1. Sempat disebut-sebut calon bintang, Syamsir Alam kini banting setir jadi selebritas

Syamsir Alam (instagram.com/syamsir11alam)

Syamsir Alam berada dalam daftar pesepak bola Indonesia yang kariernya redup usai main di luar negeri. Dahulunya, pemain kelahiran 6 Juli 1992 ini sempat disebut-sebut striker top masa depan Tim Nasional Indonesia. Akan tetapi, Syamsir perlahan-lahan malah menghilang dari peredaran.

Diketahui, Syamsir memutuskan gantung sepatu setelah memperkuat RANS Nusantara pada 1 Juli 2023. Eks penyerang Indonesia U-23 ini pensiun pada usia 31 tahun. Itu merupakan usia matang untuk pemain profesional. Syamsir kini berganti haluan dengan menjadi selebritas.

Syamsir Alam sendiri sempat jadi sorotan usai mengawali kariernya bersama CA Penarol U-19 melalui proyek Sociedad Anonima Deportiva (SAD) Uruguay pada 2008—2009. Ini merupakan program yang dibuat induk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dalam rangka meningkatkan kualitas sepak bola dalam negeri. Program pengiriman talenta-talenta muda ke Uruguay ini berlangsung selama 4 tahun hingga 2012.

Setelah berkiprah bersama Penarol U-19, Syamsir berkelana di luar negeri. Ia melanjutkan kariernya bersama CS Vise (Belgia) dan DC United (Amerika Serikat). Syamsir membela Vise pada 2011—2012, kemudian menjalani masa peminjaman di DC United pada 2013. Setelah itu, Syamsir memutuskan pulang dan melanjutkan kariernya di Indonesia pada 2014.

2. Reffa Money dikenal sebagai kapten SAD Uruguay yang berganti profesi sebagai TNI

Reffa Money (dok. youtube.com/Omah Balbalan)

Selanjutnya, ada Reffa Arvindo Badherun Money yang dikenal sebagai anak dari mantan pemain Persebaya Surabaya era 1980-an, Yusuf Money. Reffa merupakan mantan rekan Syamsir Alam yang sama-sama lulusan angkatan pertama SAD Uruguay pada 2008. Diketahui, penurunan karier eks kapten SAD Uruguay ini terjadi lantaran mengalami cedera.

Reffa Money sempat melanjutkan kariernya di Indonesia bersama Persis Solo (2011) dan Pelita Bandung Raya (2013). Hanya saja, eks penggawa tim junior Indonesia ini mengalami cedera lutut parah saat membela PBR. Nasib sial itu akhirnya memaksa Reffa menepi dari sepak bola.

Pada sela-sela pemulihan cedera, Reffa Money memilih untuk kuliah di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Dr Soetomo Surabaya. Namun, ia membuat keputusan berbeda pada 2014. Reffa mengikuti seleksi di sekolah akademi militer kesatuan TNI Angkatan Darat (AD) dan dinyatakan lolos. Alhasil, Reffa menjadi tentara sejak 2014 hingga 2024 ini.

Kecintaan Reffa Money kepada dunia sepak bola ternyata masih ada meski sudah berganti profesi. Buktinya, dirinya pernah menukangi PS Delta Khatulistiwa sebagai pelatih saat mengarungi Liga 3 Indonesia pada 2021. Saat ini, Reffa sendiri diketahui telah mengantongi sertifikat kepelatihan C AFC.

3. Yericho Christiantoko masih aktif bermain bersama PSKC Cimahi pada 2024

Yericho Christiantoko (instagram.com/yerichochristiantoko)

Selain Syamsir Alam dan Reffa Money, lulusan angkatan pertama SAD Uruguay 2008 juga melibatkan nama Yericho Christiantoko. Pria asal Malang yang kini berusia 32 tahun ini memulai karier profesional bersama CS Vise pada 2011—2013, berbarengan dengan Syamsir. Pada sela-sela kiprah bersama klub asal Belgia itu, Yericho ternyata pernah menjadi pinjaman di Arema Cronus pada 1 Januari—1 Oktober 2013.

Yericho diketahui kembali ke Vise setelah itu. Namun, pada 2014, pemain yang biasa berperan sebagai bek kiri ini memutuskan pulang ke Indonesia untuk membela Persik Kediri. Yericho setia kepada tim asal Jawa Timur itu usai mengabdi selama 3 tahun hingga 2017. Kemudian, ia melanjutkan kariernya bersama Borneo FC, PSS Sleman, Sriwijaya FC, dan Persijap Jepara.

Karier Yericho sempat mandek akibat tak memiliki klub pada 2020. Akan tetapi, Persekat Tegal menyelamatkannya dengan memberikan kontrak setahun pada 2021—2022. Pada pertengahan musim, Yericho pernah dipinjamkan kepada Persiraja Banda Aceh. Sialnya, karier sang pemain kembali mandek kisaran 4 bulan setelah membela Persekat karena tidak terikat kontrak dengan klub mana pun pada Juli—Oktober 2023.

Sejak November 2023, Yericho akhirnya merumput lagi bersama PSKC Cimahi untuk mengarungi Liga 2 Indonesia 2023/2024. Mereka tampil kurang memuaskan setelah terperosok ke babak playoff degradasi Liga 2. Untungnya, nasib Yericho bersama PSKC masih beruntung karena melewati fase tersebut dengan hasil positif.

4. Alan Martha memutuskan pensiun dini pada usia 25 tahun

Alan Martha (twitter.com/alanmartha11)

Alan Martha menjadi alumnus angkatan pertama SAD Uruguay pada 2008—2010. Namun, setelah itu, penyerang kelahiran 22 Juli 1992 ini memutuskan terjun ke sepak bola Indonesia. Persija Jakarta menjadi klub pertama yang dipijaki Martha. Ia meneken kontrak bersama klub Jakarta tersebut pada 2011—2012.

Kemudian, Martha melanjutkan kariernya bersama beberapa klub di Tanah Air. Ia pernah menjadi bagian dari Kalteng Putra FC (2 periode), Sriwijaya FC, Celebest FC, dan Persikad Depok. Puncaknya, Martha memutuskan gantung sepatu saat umurnya masih 25 tahun pada 1 Januari 2018.

Sempat lama menghilang dari pemberitaan, Martha akhirnya muncul dengan wajah berbeda pada 2024. Ia menjadi pelatih Persikopa Pariaman sedari 2017. Martha memberikan capaian terbaik dengan membawa Persikopa menjadi runner-up di Piala Soeratin U-17 2024.

5. Zainal Haq sempat digadang-gadang jadi center back andalan Timnas Indonesia

Zainal Haq (instagram.com/zainalhaq)

Muhammad Zainal Haq merupakan pemain kelahiran Sidoarjo yang terampil sebagai bek tengah di atas lapangan hijau. Sosok yang kini berumur 31 tahun ini menduduki daftar terakhir sebagai pesepak bola Indonesia yang kariernya redup usai main di luar negeri. Zainal Haq adalah jebolan angkatan pertama SAD Uruguay 2008 sekaligus eks rekan Syamsir Alam saat membela CA Penarol U-19 (2010) dan CS Vise (2011).

Sayangnya, cedera lutut terus menghambat karier Zainal Haq di luar negeri sehingga memilih pulang ke Indonesia pada 2014. Ia sudah melanglang buana bersama banyak klub selama berkiprah di Tanah Air. Tercatat, Zainal Haq pernah membela Surabaya United, Persela Lamongan, Kalteng Putra, Badak Lampung, Mitra Kukar, Persipal Babel United, dan Putra Delta Sidoarjo.

Zainal Haq sendiri belum pensiun sebagai pesepak bola. Ia terakhir kali bermain bersama Putra Delta di Liga 2 Indonesia 2022/2023. Namun, Zainal Haq tak bisa memberi kontribusi terbaik lantaran kompetisi terhenti di tengah jalan imbas Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022. Sejak saat itu, dirinya tak pernah merumput lagi karena tidak terikat kontrak dengan klub mana pun hingga awal 2024 ini.

Itu tadi deretan pesepak bola Indonesia yang kariernya redup usai main di luar negeri. Dari seluruh nama tersebut, ada 2 pemain yang berganti profesi, 2 pemain masih aktif, dan sisanya menjadi pelatih. Apakah kamu masih ingat dengan rekam jejak kelima pemain tersebut?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team