Piala AFF 2022: Polisi Tak Bawa Gas Air Mata

20 Des 2022, 16:47 WIB

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat meninjau langsung Stadion GBK, Selasa (20/12/2022). (IDN Times/Tino).

Jakarta, IDN Times - Polri menerapkan sistem keamanan yang berbeda dalam mengawal laga kandang Timnas Indonesia di Piala AFF 2022. Itu sebagai bentuk uji coba Peraturan Kepolisian (Perpol) Nomor 10 Tahun 2022 tentang pengamanan penyelenaggaraan kompetisi olahraga.

Hal tersebut disampaikan langsung Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, saat meninjau langsung Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) bersama Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Zainudin Amali, dalam persiapan pengamanan, Selasa (20/12/2022).

"Kami akan melaksanakan uji coba terkait Perpol baru. Kami juga minta asistensi tentang bagaimana proses penyelenggaraan laga," kata Listyo di SUGBK.

1. Polisi hanya berjaga di luar stadion

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Menpora Zainudin Amali saat meninjau langsung Stadion GBK, Selasa (20/12/2022). (IDN Times/Tino).

Nantinya, Polisi hanya berjaga di luar stadion sesuai standar keamanan FIFA. Hanya steward yang diperbolehkan untuk menjaga keamanan di dalam.

Namun, Polisi juga masih bisa ikut berjaga di dalam stadion. Itu dengan syarat, ada permintaan untuk menambah keamanan dari inspektur keamanan penyelenggara.

"Hanya ada steward yang ada di dalam stadion. Polisi masuk, kalau ada permintaan dari inspektur keamanan penyelenggaran," kata Listyo.

2. Penjagaan bakal ketat tanpa gas air mata

Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Listyo menegaskan keamanan nanti bakal berlangsung ketat demi menjaga kenyamanan suporter di dalam stadion. Dia juga memastikan Polisi bakal berjaga tanpa gas air mata dan senjata api.

Maka dari itu, mereka meminta suporter bisa berlaku tertib. Sebanyak 1.400 personel bakal diturunkan untuk melakukan pengamanan.

"Standar FIFA yang diharapkan tentunya betul-betul lebih maksimal. Nanti akan disesuaikan, mungkin ada sekitar 1.300 hingga 1.400 (personel)," ujar Listyo.

3. Kapasitas penonton hanya 70 persen

Stadion Utama Gelora Bung Karno (IDN Times/Herka Yanis)

Suporter juga belum bisa memenuhi tribune. Kapasitas yang diperbolehkan hanya sebanyak 70 persen.

Meski begitu, itu hanya sebagai bentuk uji coba. Jika semua berjalan lancar, izin kapasitas akan ditambah menjadi 100 persen.

"Ada proses penilaian risiko. Oleh karena itu, tahap uji coba ini kami berikan 70 persen. Kalau dari hasil penilaian gabungan dari PUPR, Kemenkes, Kemenpora dan pihak terkait lainnya bagus, tentu ke depan kami akan mengarah ke 100 persen," kata Listyo.