Presiden FIFA Gianni Infantino menyatakan , wasit akan memiliki kekuatan penuh untuk memberhentikan pertandingan saat pagelaran Piala Dunia 2018 jika ada insiden rasisme , dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Sky Sports.
Piala Dunia 2018 akan dilaksanakan di Rusia. Ada kekhawatiran turnamen di Rusia bisa dirusak oleh masalah diskriminasi yang terjadi di negara itu.
Tindakan rasisme memang menjadi pekerjaan rumah yang belum selesai. Infantino mengatakan ada langkah-langkah sudah seharusnya terjadi selama pertandingan dan telah memperingatkan "konsekuensi serius" jika ada masalah seperti itu.
Persatuan Sepakbola Rusia sudah didenda 22.000 poundsterling atau sekitar Rp 410 juta oleh FIFA bulan Maret lalu. Hal ini karena ada seorang fans yang melakukan tindakan rasis terhadap pemain Perancis selama pertandingan persahabatan di Saint Petersburg, salah satu kota tuan rumah untuk turnamen tersebut.
Setelah kebijakan VAR di Piala Dunia 2018 , FIFA juga menciptakan kebijakan baru, yaitu wasit dapat menghentikan pertandingan yang sudah berlangsung jikalau terjadi rasisme.
Presiden FIFA mengatakan pihaknya akan menindak serius hal-hal yang berkaitan dengan diskriminasi, hak asasi manusia, dan keamanan selama pelaksanaan Piala Dunia 2018. "Kami sudah mengambil langkah tepat untuk menghadapi hal ini," tegasnya.
FIFA telah melakukan banyak pengawasan untuk menangani masalah mereka di masa lalu, tetapi Infantino mengklaim bahwa badan dunia memiliki rencana yang kuat di tempat jika sesuatu terjadi, termasuk memberi pejabat pertandingan kekuatan untuk mengakhiri pertandingan.
Gianni Infantino selaku perwakilan FIFA berharap hal-hal rasis semacam ini tidak akan terjadi lagi karena konsekuensi yang sudah dibuat.
Bek Inggris Danny Rose mengatakan bahwa dia telah menginstruksikan keluarganya untuk tidak menghadiri turnamen musim panas ini karena kekhawatiran akan menerima perlakuan diskriminasi.