Rasisme, Perilaku yang Seharusnya Tak Terjadi dalam Dunia Sepak Bola

Rasisme kerap terjadi di lingkungan sepak bola Eropa 

Dalam ilmu sosiologi, rasisme dikategorikan sebagai perilaku menyimpang. Menurut American Psychological Association (APA), rasisme merupakan perilaku yang menganggap suatu ras tertentu lebih unggul daripada lainnya. Anggapan itu kemudian memicu suatu tindakan yang disebut diskriminasi.

Umumnya, perilaku rasisme kerap terjadi di lingkungan masyarakat. Hal itu lantaran suatu masyarakat tak jarang memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi. Dengan kata lain, rasisme kerap terjadi di lingkungan masyarakat yang multikultural.

Siapa sangka, rasisme ternyata juga kerap terjadi lingkungan olahraga, terutama sepak bola. Baru-baru ini, misalnya, rasisme menimpa salah satu pemain Real Madrid, Vinicius Junior, saat El Real bersua Valencia, Minggu (21/5/2023). Saat itu, ia diteriaki “monyet” oleh suporter Valencia yang berada di tribun.

1. Ada pemain lain yang juga pernah jadi korban rasisme 

Rasisme, Perilaku yang Seharusnya Tak Terjadi dalam Dunia Sepak BolaZlatan Ibrahimovic (twitter.com/acmilan)

Vinicius Jr ternyata bukan satu-satunya pemain sepak bola yang pernah jadi korban rasisme. Sebab, ada beberapa pemain sepak bola yang juga pernah mengalami hal seperti itu. Salah satunya Zlatan Ibrahimovic.

Pada 2021, Ibrahimovic pernah menerima rasisme saat AC Milan bersua Red Star pada babak 32 besar Liga Champions Eropa. Saat itu, Ibrahimovic diejek suporter Red Star lantaran dirinya punya garis keturunan Bosnia. Usai peristiwa itu, UEFA pun menghukum Red Star dengan denda sebesar 30 ribu euro atau setara Rp478,5 juta.

Selain Ibrahimovic, mantan pemain sepak bola Jerman, Mesut Oezil, juga pernah mengalami hal serupa. Pada 2018, ia mengalami rentetan cemoohan dari penggemar sepak bola Jerman yang anti-Turki. Hal itu lantaran Oezil punya garis keturunan Turki dari kedua orangtuanya.

Usai peristiwa itu, Oezil pun memutuskan hengkang dari Timnas Jerman. Ia merasa tak dihargai oleh warga negaranya sendiri. Bahkan, saat itu, pemain 34 tersebut juga mengaku tak menyesal telah keluar dari timnas.

Baca Juga: Kasus Rasisme Vinicius Junior Bisa Bikin LaLiga Tercoreng

2. Kerap terjadi di lingkungan sepak bola Eropa  

Rasisme, Perilaku yang Seharusnya Tak Terjadi dalam Dunia Sepak Bolapotret sepak bola di Eropa (uefa.com)

Hingga kini, rasisme masih menjadi masalah serius di lingkungan sepak bola Eropa. Sebab, rasisme kerap kali menimpa para pemain yang berlaga di sana. Bahkan, dilansir Goal, rasisme terhadap pemain di klub-klub Eropa juga pernah mengalami peningkatan.

Umumnya, pemain yang kerap mengalami rasisme ialah pemain imigran berkulit hitam. Mereka sering menerima ejekan dari para suporter saat bertanding di lapangan. Meski begitu, rasisme juga dialami pemain sepak bola berkulit putih seperti Ibrahimovic dan Oezil karena memiliki garis keturunan tertentu.

3. Rasisme dalam pertandingan sepak bola bisa dikenai beberapa hukuman

Rasisme, Perilaku yang Seharusnya Tak Terjadi dalam Dunia Sepak Bolapotret suporter sepak bola (premierleague.com)

Rasisme dalam pertandingan sepak bola bisa dikenai beberapa hukuman. Salah satunya ialah penangkapan. Dilansir Goal, penangkapan merupakan hukuman yang paling umum diberikan kepada pelaku rasisme dalam pertandingan sepak bola.

Penangkapan pelaku rasisme pernah terjadi pada laga Manchester United kontra Manchester City pada 2019. Saat itu, polisi Kota Manchester menangkap suporter The Citizen yang melempari salah satu pemain The Red Devils, Frederico Rodrigues Santos, dengan koin dan korek api. Selain itu, polisi juga menangkap suporter The Citizen yang mengejek Jesse Lingard dengan sebutan “monyet”.

Pelaku rasisme dalam pertandingan sepak bola juga bisa dikenai hukuman berupa denda. Hal itu pernah terjadi kepada salah satu pemain Timnas Denmark, Nicklas Bendtner, pada 2012. Saat itu, ia dikenai denda sebesar 80 ribu euro atau setara Rp1,2 miliar. Itu terjadi lantaran Bendtner melakukan selebrasi berbau rasisme usai dirinya mencetak gol.

Selain kepada suporter dan pemain, hukuman rasisme juga bisa ditujukan kepada klub sepak bola. Hukuman itu bisa berupa larangan bermain, pengurangan poin, hingga penutupan stadion. Semua hukuman bisa ditujukan kepada klub sepak bola yang suporternya rasis.

Rasisme, seperti apa pun bentuknya, bukanlah perilaku yang bisa dimaklumi. Sebab, rasisme merupakan perilaku menyimpang. Rasisme juga merupakan perilaku yang harus dijauhi, baik di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan olahraga.

Baca Juga: LaLiga: Vinicius Junior Kena Rasisme karena Dia Pemain Hebat

Ahmad Dyandra Rama Putra Bagaskara Photo Verified Writer Ahmad Dyandra Rama Putra Bagaskara

Mahasiswa HI yang suka menulis apapun yang ada di dekatnya, terutama seputar olahraga dan juga atlet.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya