Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Rohit Chand (instagram.com/rohitchandthakuri32)

Layaknya liga-liga di negara lain, kompetisi domestik Indonesia setiap musimnya memilih pesepak bola yang dinilai terbaik. Sejumlah nama populer yang pernah menyandang gelar tersebut adalah Widodo Cahyono Putro, Ronny Wabia, Nur Alim, hingga Ponaryo Astaman.

Namun, tidak semua pemain terbaik dipilih dari klub yang memenangkan gelar liga. Lalu, siapa saja pemain yang tidak cuma sukses mengantarkan timnya menjuarai liga, tetapi juga dinobatkan sebagai the best player atau most valuable player sepanjang sejarah Liga Indonesia?

1. Ali Sunan

Ali Sunan (instagram.com/a_sunan99)

PSIS Semarang sempat menghebohkan kompetisi dalam negeri pada musim 1998/1999 silam. Tidak diunggulkan, kala itu tim berjuluk Laskar Mahesa Jenar ini sukses merebut trofi Divisi Utama setelah mengalahkan Persebaya Surabaya di babak final dengan skor tipis 1-0.

Saat itu, nama Tugiyo memang dieluk-elukkan karena menjadi pencetak gol semata wayang kemenangan timnya atas Bajul Ijo. Namun, sosok Ali Sunan justru terpilih menjadi pemain terbaik lantaran dominasinya sebagai jenderal lini tengah klub asal Kota Lumpia tersebut.

2. Bima Sakti

Bima Sakti (instagram.com/bimasakti230176)

Bima Sakti menjadi salah satu anggota The Dream Team PSM Makassar kala menjuarai Liga Indonesia musim 1999/2000. Saat itu, ia bergabung dengan nama-nama top seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Hendro Kartiko, Aji Santoso, Miro Baldo Bento, dan Carlos de Mello.

Meski disesaki sosok-sosok terkenal, pemain kelahiran Balikpapan ini mampu menyegel salah satu tempat di lini tengah tim berjuluk Juku Eja. Tidak hanya membawa PSM Makassar juara, Bima Sakti juga dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga Indonesia.

3. Bambang Pamungkas

Bambang Pamungkas (instagram.com/bepe20)

Bambang Pamungkas memulai debutnya bersama Persija Jakarta dengan cukup manis. Ia dinobatkan sebagai top skor Liga Indonesia musim 1999/2000 setelah mencetak 24 gol. Namun, trofi liga saat itu direbut PSM Makassar yang memang sedang bertabur bintang.

Pada musim berikutnya, penyerang yang akrab disapa Bepe itu menebusnya saat mengantarkan tim Macan Kemayoran menjuarai Liga Indonesia edisi 2001. Trofi tersebut semakin komplet karena dia juga dinobatkan sebagai pemain terbaik kompetisi.

4. Musikan

Musikan (twitter.com/indostransfer)

Sejauh ini, Persik Kediri tercatat sudah dua kali menjadi kampiun Liga Indonesia. Trofi pertama diraih tim Macan Putih pada tahun 2003. Saat itu, gelar semakin lengkap setelah penyerang andalan mereka, Musikan, terpilih sebagai pemain terbaik kompetisi.

Pada musim tersebut, nama Musikan memang mencuat di tengah gempuran penyerang asing. Ia menjadi striker lokal tersubur setelah menceploskan 21 gol. Ironisnya, hingga memutuskan gantung sepatu, ternyata Musikan tidak pernah dipanggil memperkuat timnas Indonesia.

5. Christian Worobay

Christian Worobay (instagram.com/paralegendabola)

Persipura Jayapura meraih gelar Liga Indonesia pertama mereka pada tahun 2005. Saat itu, tim berjuluk Mutiara Hitam ini diperkuat mayoritas jebolan tim PON Papua 2004 seperti Boaz Solossa, Ian Luis Kabes, Korinus Fingkreuw, hingga Christian Worobay.

Khusus nama yang disebutkan terakhir, akhirnya terpilih sebagai pemain terbaik kompetisi saat usianya baru 21 tahun. Worobay mampu menggusur nama-nama yang lebih tenar seperti dua rekannya, Eduard Ivakdalam dan Boaz, serta top skor liga musim itu, Cristian Gonzales.

6. Zah Rahan

Zah Rahan (instagram.com/zkrangar10)

Zah Rahan Krangar mencuri perhatian ketika mampu membawa tim semenjana Persekabpas Pasuruan menembus babak semifinal Liga Indonesia 2006. Saat itu, ia membentuk trio gelandang serang terbaik di masanya bersama dengan Siswanto dan M. Kasan Sholeh.

Semusim di Persekabpas, pemain yang juga pernah membela timnas Liberia ini memutuskan hijrah ke Sriwijaya FC. Bersama Laskar Wong Kito, Zah Rahan langsung meraih trofi Liga Indonesia 2007/2008 sekaligus dinobatkan sebagai pemain terbaik musim tersebut.

7. Boaz Solossa

Boaz Solossa (instagram.com/boazsolossa)

Boaz Solossa tercatat membawa Persipura Jayapura empat kali menjadi kampiun liga domestik. Kecuali juara edisi 2005, penyerang kelahiran Sorong ini juga dinobatkan sebagai pemain terbaik, yakni pada Liga Super Indonesia musim 2008/2009, 2010/2011, dan tahun 2013.

Hebatnya, saat tampil sebagai pemain terbaik, Boaz juga menyandang status top skor. Pada musim 2008/2009, ia mencetak 28 gol dan bersanding dengan Cristian Gonzales. Musim 2010/2011 ia membuat 26 gol, sedangkan edisi 2013 mampu menceploskan 23 gol.

8. Kurnia Meiga

Kurnia Meiga (twitter.com/we_aremania)

Arema memiliki skuad yang cukup mumpuni saat menjuarai ISL musim 2009/2010. Kala itu, mereka diperkuat Markus Horison (setengah musim), Pierre Njanka, Esteban Guillen, Ahmad Bustomi, dan duo timnas Singapura, Muhammad Ridhuan dan Noh Alam Shah.

Namun, Kurnia Meiga menonjol berkat penampilan gemilangnya di bawah mistar gawang. Ia berkontribusi atas minimnya jumlah kebobolan tim Singo Edan, hanya 22 gol, menjadi yang paling sedikit. Tidak heran jika kiper kelahiran Jakarta ini dinobatkan sebagai pemain terbaik.

9. Ferdinand Sinaga

Ferdinand Sinaga (instagram.com/ferdinand17sinaga)

Ferdinand Sinaga tampil hebat kala direkrut Persib Bandung untuk musim 2013/2014. Ia total mencetak 11 gol dalam 23 pertandingan liga. Hasilnya, tim Maung Bandung keluar sebagai kampiun, sedangkan penyerang kelahiran Bengkulu ini dinobatkan sebagai pemain terbaik.

Sepanjang karier profesionalnya, Ferdinand termasuk pemain yang doyan gonta-ganti klub. Sudah lebih dari 10 klub berbeda yang pernah dibelanya. Selain Persib, beberapa klub yang sempat memakai jasanya adalah Semen Padang, Sriwijaya FC, dan PSM Makassar.

10. Paulo Sergio

Paulo Sergio (twitter.com/liga1match)

Liga 1 edisi 2017 dipenuhi sejumlah marquee player top. Persib Bandung mendatangkan Michael Essien, Madura United punya Peter Odemwingie, Mitra Kukar mendapatkan Mohamed Sissoko, sedangkan Bhayangkara FC merekrut pemain asal Portugal, Paulo Sergio.

Jika dibandingkan marquee player lainnya, peran Paulo Sergio tampak lebih menonjol. Ia adalah metronom permainan Bhayangkara FC. Hasilnya, tim berjuluk The Guardian itu keluar sebagai kampiun. Paulo Sergio sendiri dianugerahi gelar pemain terbaik kompetisi.

11. Rohit Chand

Rohit Chand (instagram.com/rohitchandthakuri32)

Nama Marko Simic menjadi buah bibir saat Persija Jakarta menyegel juara Liga 1 edisi 2018 lalu berkat sumbangan 18 golnya. Namun, justru Rohit Chand yang terpilih sebagai pemain terbaik setelah mampu bermain reguler dan apik di lini tengah tim Macan Kemayoran.

Pemain asal Nepal itu sebenarnya sempat membela Persija pada tahun 2013. Saat itu, ia menjadi nominasi pemain muda terbaik. Setelah bertualang ke T-Team dan Manang Marshyangdi, ia kembali ke Jakarta pada 2017 dan masih bertahan hingga sekarang.

 

Selain nama-nama di atas, sebenarnya Keith Kayamba Gumbs juga sempat dinobatkan sebagai pemain terbaik kala membawa Sriwijaya FC menjuarai ISL musim 2011/2012. Namun, saat itu ISL tidak dianggap sebagai kompetisi resmi oleh PSSI.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorBinar