Lolos Play-off Piala Dunia, Ini 7 Fakta Menyedihkan Timnas Suriah

Antara prestasi atau bertahan hidup.

Timnas Suriah baru saja mencuri perhatian publik sepak bola dunia. Pasalnya, negara yang dipimpin oleh Bashar Al Assad itu berhasil menjaga asa untuk lolos ke Piala Dunia 2018 di Rusia. Harapan untuk berlaga di kejuaraan dunia untuk pertama kali tersebut didapat setelah berhasil menahan imbang Iran dengan skor 2-2 pada Selasa (5/9) lalu. Hasil itu membuat mereka mengantongi satu tiket play-off dan akan melawan Australia untuk berebut satu tempat di Piala Dunia.

Lolos Play-off Piala Dunia, Ini 7 Fakta Menyedihkan Timnas Suriah espn.com

Di balik keberhasilan Suriah itu, ternyata banyak kisah terpendam tentang sepak bola Suriah. Konflik dalam negeri yang tak kunjung usai sedikit banyak berimbas pada iklim sepak bola di sana. Berikut cerita-cerita tentang sepak bola Suriah yang tak banyak diketahui orang.

1. Kompetisi di bawah ancaman konflik.

Lolos Play-off Piala Dunia, Ini 7 Fakta Menyedihkan Timnas Suriah bbc.co.uk

Konflik segitiga antara pemerintah, kelompok pemberontak, dan organisasi ISIS membuat negara Suriah terbagi-bagi atas beberapa wilayah penguasaan. Dilansir dari bbc.co.uk, sebelum konflik pecah pada tahun 2011 lalu, kompetisi Suriah terbagi atas tiga kasta yang beranggotakan total 56 klub.

Setelah konflik pecah ditambah lagi dengan penguasaan ISIS di beberapa wilayah, membuat liga harus menyusut secara geografis. Saat ini hanya ada Liga Primer Suriah, di mana klub anggotanya hanya terpusat di kota-kota kota penguasaan pemerintah seperti, Damaskus, Latakia, Homs, dan Aleppo.

2. Pemain pernah menjadi demonstran, dihukum penjara atau bahkan ada yang tewas.

Lolos Play-off Piala Dunia, Ini 7 Fakta Menyedihkan Timnas Suriah albawaba.com

Ketika awal mula konflik, pemerintah Basaar Al Assad telah melakukan pemboman dan penyiksaan kepada 38 pemain dari dua liga teratas. 13 pemain hilang dan puluhan lainnya tewas oleh kelompok pemberontak. Firas Al-Khatib, pemain timnas Suriah yang ikut berkontribusi dalam kesuksesan Suriah saat ini bercerita bahwa enam tahun lalu dirinya memutuskan melakukan aksi demonstrasi dan mogok bermain bola sebagai buntut pemboman kota kelahirannya oleh militer Suriah.

Dia mengambil pilihan sulit untuk kembali ke tim nasional. Menurutnya bahwa sepak bola dapat  menjadi jalan tengah bagi konflik yang tak kunjung usai. "Apapun yang terjadi, 12 juta warga Suriah akan mencintai saya, dan 12 juta lainnya ingin membunuh saya," ujarnya seperti dilansir dari espn.com. 

Begitu juga Jaber al-Kurdi yang pernah ditahah oleh pihak militer setelah melakukan protes pada tahun 2013 lalu. Jaber yang juga pemain dari klub Taliya mengaku bahwa dirinya tak bisa diam melihat kekerasan tersebut. "Kalian pikir tangan ini bisa membawa senjata? Aku tidak suka pertumpahan darah. Tapi ketika aku pulang ke kota kelahiranku dan melihat orang tidak di taman dan di jalan, aku tak bisa tinggal diam," ujarnya.

3. Sikap acuh FIFA.

Lolos Play-off Piala Dunia, Ini 7 Fakta Menyedihkan Timnas Suriah fifa.com

Ayman Kasheet, mantan pemain Suriah pernah melayangkan dokumen pengaduan yang berjudul "Kekerasan Terhadap Pemain Sepak Bola di Suriah" kepada FIFA justru mendapat tanggapan yang tidak memuaskan. Menurut FIFA, 'keadaan tragis di Suriah itu telah jauh melampaui kewenangan FIFA. Mereka beralasan bahwa hal itu di luar yurisdiksi dan kapasitas untuk memutuskan tuduhan apapun dalam situasi di Suriah saat itu. Sikap ini dinilai Ayman adalah sikap standar ganda. 

"Ada kontradiksi antara keputusan FIFA dan peraturannya. Mereka mengeluarkan perintah untuk membekukan sebuah federasi karena campur tangan politik, sementara pada saat bersamaan ada perang habis-habisan yang terjadi di negara di mana stadion digunakan untuk menyimpan peralatan militer, di mana anak-anak dan pemain sepak bola berusia di bawah 18 tahun sekarat, di mana pemain sepak bola dilempar ke dalam penjara Semua ini terjadi dan ada banyak bukti, tapi di mana keputusannya? Ini adalah kemunafikan," ujarnya. 

Baca juga: Peluang Lolos Piala Dunia Terbuka, Warga Suriah Malah Galau

4. Sepak bola menjadi alat kampanye pemerintah.

Lolos Play-off Piala Dunia, Ini 7 Fakta Menyedihkan Timnas Suriah bbc.co.uk

Di Suriah, stadion yang harusnya menjadi gelanggang bermain, justru malah digunakan untuk keperluan militer. "Stadion sepak bola digunakan militer untuk meluncurkan serangan kepada warga sipil," ujar Anas Ammo. Tak hanya itu, seluruh tim sepak bola di Suriah juga diharuskan untuk mendukung pemerintah. Pemandangan banner dan kaus dengan gambar Presiden Basr Al Assad pun jamak ditemui di setiap pertandingan di Liga Suriah. 

5. Sempat dikucilkan tim sepakbola negara-negara lain.

Lolos Play-off Piala Dunia, Ini 7 Fakta Menyedihkan Timnas Suriah bbc.com

Karena situasi politik yang tidak menentu serta alasan keamanan, Suriah sulit untuk menemukan lawan tanding bagi tim nasionalnya. Hal ini dibenarkan oleh Kouteibah Al Refai, Sekretaris Asosiasi Sepak Bola Suriah. "Semua negara yang sudah kami kontak belum menyepakati pertemuan yang sudah disusun," ujar Kouteibah. Masalah keamanan disebut-sebut sebagai alasan utama negara-negara menolak uji coba dengan Suriah, sebelum akhirnya Malaysia, Korea Selatan, dan Cina bersedia melakukan pertandingan persahabatan.

7. Sepak bola wanita juga tak kalah menderita.

Lolos Play-off Piala Dunia, Ini 7 Fakta Menyedihkan Timnas Suriah football-tribe.com

Sebelum perang, tim nasional Suriah berkembang sangat bagus. Timnas wanita bahkan telah berlaga di ajang internasional pada tahun 2005. Namun itu harus berhenti saat perang berkecamuk. Kini, sepak bola wanita Suriah mulai bergeliat. Mereka kini bisa melakukan pertandingan internasional melawan Vietnam di Hanoi. "Kami memiliki kekuatan untuk berpartisipasi, dan kami memiliki harapan bahwa kami akan menghasilkan hasil yang baik tentunya dengan semua dukungan yang kami miliki dan pelatih yang banyak membantu, kami akan memberikan hasil yang baik," ujar Noor Jrees.

Baca juga: Tak Sekadar Senjata Perang, Beginilah Dahsyatnya Bom Hidrogen

Topik:

Berita Terkini Lainnya