Bursa transfer musim panas 2025 sebenarnya menjadi etalase kekuatan Liverpool. Klub telah menghabiskan hampir 300 juta pound sterling atau setara Rp6,58 triliun untuk mendatangkan nama-nama besar, seperti Florian Wirtz, Hugo Ekitike, Jeremie Frimpong, dan Milos Kerkez. Namun, dari daftar panjang pembelian itu, tak satu pun berasal dari sektor bek tengah. Bahkan, sejauh ini belum ada penawaran konkret untuk pemain di posisi tersebut.
Di tengah kondisi ini, Marc Guehi menjadi peluang pasar yang terlalu bagus untuk diabaikan. Bek Crystal Palace berusia 25 tahun itu merupakan pemain reguler Timnas Inggris dan memiliki pengalaman mumpuni di English Premier League (EPL). Kemampuannya dalam membaca permainan serta kecepatannya dalam mengantisipasi serangan balik membuatnya ideal sebagai suksesor Virgil van Dijk atau Ibrahima Konate.
Guehi kini memasuki tahun terakhir dalam kontraknya bersama The Eagles yang membuka peluang negosiasi dengan harga pasar di kisaran 45 juta euro (Rp863,5 miliar). Liverpool sebenarnya memiliki minat terhadap nama-nama seperti Dean Huijsen dan Leny Yoro pada bursa sebelumnya, tetapi kalah bersaing atau gagal memberi jaminan menit bermain. Jika Liverpool menunda lebih lama, mereka berisiko mengulangi kesalahan serupa dan membiarkan peluang mendapatkan bek tengah berkualitas kembali lepas.
Kelemahan struktural pertahanan Liverpool sudah terekspos saat menghadapi AC Milan di laga pramusim. Lawan-lawan lebih tangguh di Premier League akan jauh lebih brutal dalam memanfaatkan celah ini jika tidak segera ditambal. Situasi ini harus menjadi alarm bagi manajemen untuk menjadikan bek tengah sebagai prioritas, sebelum waktu benar-benar habis.
Jika tidak segera bergerak di pasar transfer, Liverpool berisiko mengulangi mimpi buruk pada 2020/2021 saat krisis bek tengah menghancurkan peluang gelar juara. Bagi Arne Slot, ia harusnya sadar tak butuh eksperimen di lini belakang, tetapi bek tengah sesungguhnya.