LaLiga Luncurkan Alat untuk Awasi Rasisme di Media Sosial

Apa nama alat yang ditelurkan LaLiga ini?

Jakarta, IDN Times - LaLiga benar-benar serius mengatasi problem rasisme di kompetisinya. Terbaru, mereka meluncurkan M.O.O.D, sebuah alat untuk mengontrol percakapan mengenai olahraga di media sosial yang berbahasa Spanyol.

Alat ini merupakan hasil kerja sama LaLiga bersama Sentisis dan Group M.

Direktur Ekskutif LaLiga, Oscar Mayo, berkata hadirnya alat ini jadi komitmen LaLiga untuk menendang rasisme dari kompetisi. Lebih jauh, dia ingin agar rasisme tak ada lagi di sepak bola.

"LaLiga berkomitmen untuk menghentikan ujaran buruk yang berhubungan dengan olahraga di media sosial. Alat ini jadi sebentuk aksi kami untuk menekel ujaran kebencian baik itu di dalam maupun luar lapangan," ujar Mayo dalam keterangan resmi.

1. Seperti apa cara kerja dari alat ini?

LaLiga Luncurkan Alat untuk Awasi Rasisme di Media SosialLaLiga siap pantau rasisme di media sosial. (Dok. LaLiga)

Jadi, M.O.O.D ini menggunakan teknologi sentisis intelligence. Alat ini nanti akan menganalisis bahasa menggunakan mesin semantik, dengan lebih dari 50 ribu algoritma dan aturan bahasa yang sudah termaktub dalam sebuah Artificial Intelleigence (AI).

Dengan atribut seperti itu, M.O.O.D akan membantu mengidentifikasi dan mengklasifikasi konteks dan bahasa yang ada di media sosial. Nantinya, mereka juga akan mengidentifikasi emoticon dan juga tema dari ujaran di media sosial.

"M.O.O.D merupakan contoh apik dari kekuatan analisis data, sekaligus sebagai alat identifikasi yang bisa mendengar dan melihat apa yang ada di media sosial. Alat ini bisa jadi katalis sebuah perubahan," ujar CEO Sentesis.

Baca Juga: Terobosan LaLiga, Polisi Bisa Setop Pertandingan jika Ada Rasisme

2. Kedalaman dalam mengatasi rasisme di LaLiga

LaLiga Luncurkan Alat untuk Awasi Rasisme di Media Sosialpixabay.com/mmi9

CSO GroupM, Icaro Moyano, mengungkapkan bahwa M.O.O.D. ini dapat memberikan kedalaman terhadap upaya LaLiga mengatasi rasisme. Alat ini nantinya bisa menunjukkan suara-suara yang bikin tidak nyaman dan tidak toleran.

"M.O.O.D. akan menunjukkan suara-suara yang tidak nyaman, bahkan tak toleran. Kami akan mengobservasi, mendeteksi, dan mendukung wacana yang akhirnya bisa menciptakan kondisi yang inklusif bagi semua," ujar Moyano.

3. LaLiga sempat dihantui rasisme

LaLiga Luncurkan Alat untuk Awasi Rasisme di Media SosialVinicius Junior (realmadrid.com)

LaLiga menyebut, ada banyak kasus rasisme yang terjadi di Spanyol sejak 2020 lalu. Nah, Vinicius Junior memang jadi pemain yang sering menerima serangan rasial dalam dua tahun terakhir.

Tercatat, pada Oktober 2021, September 2022, Januari, Februari, Maret, dan Mei 2023, winger Brasil itu menjadi korban rasisme. Rata-rata, aksi itu terjadi saat Madrid bersua Barcelona. Ini yang berusaha dihentikan LaLiga.

LaLiga sebenarnya sudah beraksi demi menekan tindakan rasis suporter di stadion. Mereka sempat menerapkan aturan bahwa polisi punya wewenang ekstra di tengah pertandingan ketika terjadi aksi rasisme.

Sadar juga bahwa sanksi pemerintah soal rasisme tidak terlalu bagus, LaLiga pun meminta amandemen resmi dua undang-undang yang menjadi payung hukum soal aksi rasisme di olahraga, yaitu UU Nomor 19 tahun 2007 dan UU Nomor 30 tahun 2022.

Baca Juga: Kasus Rasisme Vinicius Junior Bisa Bikin LaLiga Tercoreng

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya