Siapa yang tidak kenal sosok Aji Santoso? Sebagai orang kelahiran Malang, Aji Santoso mengawali kariernya sebagai pemain sepak bola bersama Arema pada 1987. Ia berhasil memberi gelar Galatama untuk Arema pada 1992.
Lalu tahun 1995, Aji memutuskan pindah ke Persebaya. Keputusan itu jelas banyak diprotes keras oleh para Aremania. Di Persebaya, bahkan Aji dipercaya menjadi kapten selama dua musim berturut-turut. Pada Liga Indonesia musim 1996-1997, Persebaya berhasil menjuarai liga tersebut.
Namun, pada 1999 Aji sempat hijrah ke PSM Makassar selama beberapa tahun. Sampai pada 2009 ia kembali lagi ke Persebaya, tetapi statusnya saat itu sebagai pelatih. Saat itu, Aji Santoso berhasil membawa Persebaya promosi ke ISL musim 2009-2010. Nama Aji Santoso pun sudah melekat di hati para Bonek saat itu.
Lalu, justru pada 2017, Aji Santoso membuat keputusan yang kali ini mengejutkan Bonek. Aji kembali ke Arema, kota kelahirannya, sebagai pelatih. Aji Santoso berhasil membawa gelar juara Piala Presiden 2017 kepada Arema.
Namun, lagi dan lagi Aji Santoso berpindah ke Persebaya sampai ia mempersembahkan trofi lagi untuk tim dengan julukan Bajul Ijo itu. Trofi tersebut, yaitu Piala Gubernur Jatim 2020.
Kisah ini menunjukkan bahwa Aji Santoso pernah memberi prestasi untuk kedua klub yang menjadi rival selama ini, baik sebagai pemain maupun pelatih. Aji adalah satu-satunya orang yang pernah menjadi pemain dan pelatih di kedua klub tersebut.
Nah, demikianlah penjelasan lengkap tentang rivalitas Arema vs Persebaya, yang mengulik beberapa hal yang diduga menjadi pemicu awal rivalitas kedua tim tersebut.