9 Momen Emosional dalam Dunia Olahraga Sepanjang 2016

LeBron adalah pemain asli Ohio yang mengawali karir profesionalnya bersama klub lokal Cleveland Cavaliers pada 2003. Di 2010, LeBron hengkang dari Cavaliers untuk bergabung bersama Miami Heat. Keputusannya ini membuat fans marah hingga membakar kaosnya. Empat tahun kemudian LeBron memutuskan kembali ke Cavaliers dan berjanji akan membantu tim menjuarai NBA untuk pertama kalinya. Pada tanggal 19 Juni 2016, LeBron berhasil memenuhi janjinya itu.

Sama seperti Cleveland Cavaliers, Leicester City juga sebelumnya tak pernah tahu rasanya menjuarai sebuah kompetisi elit. Sejak didirikan 132 tahun lalu, The Foxes baru berhasil memenangkan juara Liga Inggris di tahun 2016. Di bawah pelatih yang pernah melalang buana ke berbagai klub Eropa, Claudio Ranieri, Leicester City sanggup memberikan kebahagiaan pada para fans yang telah setia dan kejutan kepada penikmat sepak bola lainnya.

Sebelumnya tak ada yang menjagokan Portugal sebagai juara EURO yang digelar di Prancis pada musim panas lalu. Mayoritas memprediksi Jerman, Perancis, Spanyol dan Italia yang akan membawa pulang trofi Henri Delaunay. Rupanya, Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan pelan tapi pasti sukses memberi kejutan dalam kompetisi tersebut.

Di final, Ronaldo harus diganti pada menit 25 karena cedera. Setelah pertandingan usai, ia berikan sebuah pidato di ruang ganti. Pidato tersebut berupa ucapan terima kasih kepada semua pemain, pelatih, staf, keluarga, bahkan sekuriti karena perjuangan mereka.

Islandia jadi negara berikutnya yang membuat dongeng menjadi nyata. Di negara yang liganya hanya berlangsung selama lima bulan (dari Mei hingga September) karena lapangannya membeku di musim dingin, serta pelatih yang juga merangkap sebagai dokter gigi, prestasi timnas Islandia lebih dari mengagumkan. Mereka sukses mengalahkan Inggris (tim yang mereka idolakan) dan berhasil melaju hingga perempat final sebelum dikalahkan oleh Perancis dengan skor 5-2.

Pada hari Kemerdekaan Indonesia, Liliyana Natsir dan Tantowi Ahmad mempersembahkan sebuah kado indah bagi bangsa dan negara: medali emas di ajang Olimpiade Rio, Brazil. Ini adalah pertama kalinya ganda campuran tersebut membawa pulang medali tertinggi di sebuah ajang bergengsi yang disaksikan 3,6 miliar penonton dari seluruh dunia ini.

Di musim balap 2016, Rio Haryanto tergabung dalam tim balap Manor Racing asal Inggris setelah berhasil mengantongi izin mengemudi. Perjalanan Rio terbilang dramatis. Pada saat masih menjadi pebalap GP2, Rio memukau dengan naik podium pertama di sirkuit Austria, Bahrain, Inggris dan Rusia. Dengan bekal prestasi tersebut, ia semakin bertekad kuat naik kelas ke F1.

Dengan bantuan dana dari Pertamina dan Kemenpora, Rio pun berhasil menjadi pebalap Indonesia pertama yang berkompetisi di F1. Sayangnya, karena persoalan dana, ia kini harus menjadi pebalap cadangan.

Pada tanggal 13 Agustus lalu, Joseph Schooling, perenang Singapura yang baru berusia 21 tahun sukses mendapatkan medali emas untuk pertama kalinya. Ini juga kali pertama Singapura membawa pulang medali tersebut.

Itu saja semestinya sudah sangat menggembirakan. Namun, Joseph menambahkan drama di dalam kemenangannya: ia berhasil mengalahkan idola masa kecilnya, Michael Phelps. Perenang Amerika Serikat tersebut dikategorikan dalam perenang terbaik sepanjang masa karena prestasi-prestasinya.

FIFA sebagai badan tertinggi yang mengatur sepak bola di seluruh dunia sudah menyebutkan aturan dalam statuta mereka bahwa "tim yang menunjukkan slogan, pernyataan atau gambar yang mengandung unsur-unsur politik, agama, dan personal akan diberi sanksi larangan mengikuti kompetisi yang diselenggarakan oleh FIFA".

Hal yang sama juga ada dalam aturan UEFA. Namun, itu tak menghalangi para pendukung Celtic FC untuk membuat pernyataan politik dengan mengibarkan bendera Palestina saat bertemu Hapoel Be'er Sheva di ajang Liga Champions. Sikap pendukung tersebut langsung mendapat perhatian dunia. Bahkan, UEFA kini memutuskan untuk meninjau kembali aturan tersebut.

Setelah skorsing FIFA dicabut dan timnas boleh ikut turnamen internasional lagi, ini tak disia-siakan oleh PSSI dan seluruh pendukung timnas. Turnamen pertama yang diikuti adalah AFF. Harapan masyarakat Indonesia sangat besar agar pasukan Garuda bisa mendapat hasil terbaik, yakni memenangkan turnamen tersebut untuk pertama kalinya. Setelah sukses membekuk Thailand di Stadion Pakansari pada final leg pertama, tim asuhan Alfred Riedl harus kembali mengakui keperkasaan tim Gajah Putih.