5 Striker Mahal yang Gagal Total Bersama Chelsea

Andriy Shevchenko adalah striker terbaik dunia pada era 2000-an. Bersama AC Milan, pemain yang kerap dipanggil Sheva itu sukses mencetak 176 gol dalam 323 penampilannya serta memenangi gelar bergengsi, seperti Liga Champions Eropa 2003.

Berkat penampilan luar biasanya, banyak klub raksasa Eropa yang kepincut untuk merekrut pemain asal Ukraina itu, termasuk Chelsea. Sebagai sesama orang Eropa Timur, Roman Abramovich juga berambisi mendatangkannya meskipun pelatih Chelsea Jose Mourinho tidak terlalu menginginkan sang pemain

Akhirnya, The Blues memecahkan rekor transfer Premier League ketika membeli Sheva dari AC Milan dengan harga 30,8 juta pound sterling atau 762 milliar rupiah. Namun, harga mahal tersebut gagal dibayar dengan performa terbaik di atas lapangan.

Shevchenko malah kerap bersitegang dengan Mourinho selama semusim membela Chelsea pada 2006/2007. Ia hanya sempat membukukan 22 gol dari 77 penampilan.

Belum kapok dengan transfer gagal Shevchenko, Chelsea kembali mendatangkan penyerang mahal, Fernando Torres. Lagi-lagi The Blues memecahkan rekor transfer di Premier League dengan membayar 50 juta pound sterling atau 724 milliar rupiah kepada Liverpool pada Januari 2011.

Reputasi Torres di sepak bola Inggris bersama Liverpool tentu menjadi alasan utama mengapa Roman Abramovich rela mengeluarkan dana sebesar itu. Selama 3,5 tahun bersama The Reds pada 2007 sampai 2011, Torres mencatat 142 penampilan dengan 81 gol dan 20 assist.

Sayangnya, Torres gagal memberikan performa terbaiknya selama berseragam Chelsea. Selama 3 musim membela The Blues pemain berjuluk El Nino itu tidak memenuhi harapan fans dan manajemen klub. Dalam 172 penampilan, ia hanya mencetak 45 gol dan 35 assist.

Pada era kepelatihan Antonio Conte, Chelsea mendatangkan striker Real Madrid, Alvaro Morata, dengan harga yang cukup mahal, yakni 78 juta pound sterling atau 1,29 triliun rupiah. Padahal, Chelsea sudah memiliki Diego Costa yang sukses membawa klub London Barat juara Premier League 2016/2017. Namun, Antonio Conte lebih memilih Morata dan menyingkirkan Costa dari tim utama.

Perjudian Conte terhadap Morata tidak berjalan mulus. Selama 1,5 tahun membela Chelsea pada musim panas 2017 hingga Januari 2018, Morata hanya bisa mencatat 24 gol dari 72 penampilan.

Morata membeberkan alasannya mengapa ia tidak berhasil di Chelsea. Pemain asal Spanyol itu mengaku kerap kehilangan kepercayaan diri tiap kali gagal mencetak gol dan kurang mendapat dukungan dari rekan satu tim.

Timo Werner bergabung dengan Chelsea pada musim panas 2020 setelah tampil cukup mengesankan bersama RB Leipzig. Tak tanggung-tanggung, harga 46,2 juta pound sterling atau 806 milliar rupiah Chelsea tebus demi mendatangkan striker asal Jerman itu.

Ketika membela Chelsea selama 2 musim, Werner memang turut andil dalam meraih gelar Liga Champions Eropa 2021. Akan tetapi, penampilannya lebih sering mengecewakan. Werner kerap membuang-buang peluang emas mencetak gol, terutama saat situasi one-on-one dengan kiper lawan.

Alhasil, Werner kehilangan tempat di tim utama meskipun dilatih pelatih asal Jerman, Thomas Tuchel. Secara keseluruhan, Werner hanya membukukan 23 gol dari 89 laga bersama Chelsea. Ia akhirnya mudik ke RB Leipzig dan menemukan performa terbaiknya lagi pada 2022/2023.

Transfer Romelu Lukaku ke Chelsea sebenarnya mengundang tanda tanya besar. Lukaku pernah membela Chelsea saat usianya masih 17 tahun pada 2011, tetapi gagal menembus tim utama. Ia akhirnya dipinjamkan ke West Bromwich Albion dan Everton dan menetap bersama klub asal Merseyside selama 3 musim mulai musim panas 2013.

Pemain asal Belgia itu kemudian berlabuh ke Manchester United pada musim panas 2017 pada era kepelatihan Jose Mourinho. Setelah kehilangan tempat di tim utama Setan Merah, Lukaku hijrah ke Italia bersama Inter Milan. Dia mendulang kesuksesan di sana dengan meraih gelar juara Serie A Italia dengan membukukan 73 gol dari 123 laga.

Sayangnya, krisis keuangan I Nerazzuri membuat mereka menjual Lukaku kepada Chelsea. Ia dilepas dengan banderol 97 juta pound sterling atau 1,9 triliun rupiah.

Sama seperti kisahnya di Manchester United, Lukaku lagi-lagi gagal melunasi harga mahalnya itu. Ia kehilangan tempat di tim utama.

Hanya setahun bersama Chelsea, penyerang Belgia itu mencatat 15 gol dari 44 penampilan pada 2021/2022. Dia kembali ke Inter Milan sebagai pemain pinjaman awal musim 2022/2023, tetapi performanya sudah tidak sama lagi seperti periode pertamanya.

Ada banyak faktor mengapa striker kelas dunia yang dibeli mahal Chelsea gagal menunjukkan permainan terbaiknya. Mereka membuktikan harga mahal tidak menjamin performa apik.