Tersingkir di Semifinal FA Cup, Solksjaer: MU Alami Kemunduran

Usai singkirkan Arsenal di babak kelima FA Cup, MU dihadapkan dengan tim kuda hitam, Wolverhamtpon. Meski MU cukup diunggulkan, nyatanya mereka sangat kesulitan membobol gawang tuan rumah. Tak ada gol tercipta di babak pertama dan pertandingan berjalan dalam tempo yang sedang.

Usai jeda, Wolves mampu tampil lebih menyerang dengan melakukan tendangan-tendangan jarak jauh. Namun tak ada satu pun yang bersarang ke gawang Romero. Terus menyerang, Wolves akhirnya sukses jebol pertahanan kokoh MU di menit ke-70 melalui aksi Jimenez usai menerima umpan Joao Moutinho. 

Gol tersebut semakin membuat pasukan Nuno Espirito bersemangat. Tak butuh waktu lama, enam menit kemudian mereka berhasil menggandakan kedudukan melalui aksi Diogo Jota. Tertinggal dua gol, MU mencoba mencari keajaiban di waktu tersisa. Sayangnya, mereka hanya mampu mencetak satu gol di menit ke-90+5 melalui Marcus Rashford.

MU pun menyerah dengan skor 2-1 dan memupus harapan mereka untuk meraih trofi domestik di musim ini. Bagi Wolverhamtpon, hasil ini mengukuhkan mereka sebagai kuda hitam pembunuh raksasa. Sebelumnya mereka berhasil singkirkan Liverpool di babak awal FA Cup musim ini.

MU ala Ole Gunnar Solksjaer sebenarnya dalam kondisi onfire usai singkirkan PSG dengan fantastis di 16 besar Liga Champions. Tak hanya itu, mereka pun berhasil singkirkan Arsenal di babak kelima FA Cup dalam minggu yang sama. Sayangnya, bekal kemenangan fantastis tersebut tidak berbekas sama sekali saat mereka menghadapi Wolverhampton.

Ole menilai anak asuhnya terlalu sering kehilangan bola dan kurang menguasai laga, sehingga tuan rumah berhasil melahirkan serangan-serangan balik yang sangat berbahaya. Saking kecewanya, ia menyatakan jika ini adalah laga terburuk MU sejak ditanganinya pada Desember lalu.

"Kami mendominasi bola dengan baik di babak pertama, tapi itu takkan membantu bila anda terus kehilangan bola sehingga mereka bisa menyerang balik. Ini adalah kemunduran besar, terutama karena kualitas penguasaan bola serta operan," ujar Solksjaer. "Kami melalui masa-masa apik dan sekarang menelan dua kekalahan. Melawan Arsenal kami tak bisa mencetak gol dan hari ini buruk - terburuk yang pernah kami mainkan."

Usai tersingkir dari FA Cup kini satu-satunya trofi yang tersisa adalah Liga Champions. Sialnya, hal ini sendiri bukanlah hal yang mudah. Di babak perempat final, yang akan digelar pada 11 April, MU akan berhadapan dengan Barcelona. The Red Devil sendiri memiliki mimpi buruk saat menghadapi tim asal Catalan tersebut. Setan merah kalah dua kali dalam final Liga Champions yang terjadi pada tahun 2009 dan 2011.

Di Liga Inggris sendiri kesempatan mereka untuk finish di posisi empat besar cukup berat. Saat ini mereka berada di urutan kelima, tertinggal dua angka dari Arsenal di atasnya. MU pun masih terancam digusur Chelsea, yang berada di urutan ke-6, karena masih memiliki satu laga sisa.

Dewi fortuna pun tampaknya tak berpihak kepada mereka. Di delapan laga tersisa musim ini, mereka masih akan menghadapi lawan-lawan tangguh. Mereka akan kembali menghadapi Wolverhampton di pekan ke-33. Bulan April akan menjadi waktu yang sangat berat dan menjadi penentu nasib mereka. Usai lakoni leg kedua melawan Barcelona di Nou Camp, mereka akan berhadapan dengan Everton, Manchester City dan Chelsea secara berurutan. Mampukah MU melewati ujian tersebut?