Pep Guardiola, Mastermind Penggilas Bayern Sang Pembantai

Guardiola enggak ada obat

Jakarta, IDN Times - Pep Guardiola punya sejarah menarik dalam kariernya sebagai manajer atau pelatih. Guardiola kini dilabeli sebagai arsitek yang ahli dalam membantai mantan klubnya.

Bayern Munich menjadi mantan klub teranyar yang dipermalukan Guardiola. Bayern keok dengan skor 0-3, saat bertandang ke markas Manchester City dalam perempat final leg 1 Liga Champions, Rabu (12/4/2023) dini hari WIB.

1. Guardiola rusak keahlian Bayern

Pep Guardiola, Mastermind Penggilas Bayern Sang PembantaiPotret dalam duel Manchester City vs Bayern Munich, Rabu (12/4/2023). (Twitter/FCBayern).

Guardiola memang sempat menjadi pelatih Bayern selama tiga tahun pada periode 2013-2016. Setelah masa baktinya habis, juru taktik asal Spanyol itu diboyong Manchester City.

Hingga akhirnya, Bayern memiliki label Si Tukang Bantai, gara-gara tangan dingin Guardiola. Bahkan, saat Guardiola hengkang, label tersebut masih dilanjutkan oleh Die Roten.

Menariknya, di perempat final Liga Champions, status Sang Pembantai milik Bayern malah tak berguna. Sebaliknya, Bayern dibantai oleh ManCity yang dipimpin Guardiola.

Baca Juga: Bayern Munich, Tukang Bantai yang Justru Kena Bantai! 

2. Sempat sikat Barcelona juga

Pep Guardiola, Mastermind Penggilas Bayern Sang Pembantaien.as.com

Barcelona juga sebenarnya sempat menjadi target Guardiola. Itu terjadi ketika Barcelona dan ManCity berada di Grup C Liga Champions musim 2016/17.

Kala main di Etihad, Barcelona dipermak 1-3 oleh ManCity. Tapi, ketika Guardiola kembali ke Camp Nou, gantian ManCity yang digilas dengan skor lebih telak, 0-4.

Baca Juga: 3 Fakta Menarik Usai ManCity Gilas Bayern Si Tukang Bantai

3. Modal yang bagus buat ManCity

Pep Guardiola, Mastermind Penggilas Bayern Sang PembantaiSelebrasi pemain Manchester City usai membobol gawang Bayern Munich, Rabu (12/4/2023). (Twitter/@ManCity).

Kemenangan telak atas Bayern menjadi modal bagus bagi The Citizens. ManCity selangkah lagi melaju ke semifinal, dengan syarat tidak kalah dengan margin empat gol.

Andai lolos, Kevin de Bruyne dan kawan-kawan harus berjumpa pemenang antara Chelsea kontra Real Madrid. Laga ini bisa menjadi final yang kepagian.

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya