Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pertandingan sepak bola (pexels.com/Tembela Bohle)

Intinya sih...

  • Diogo Jota, striker Liverpool, meninggal dunia dalam kecelakaan mobil di Spanyol.

  • Antonio Puerta, bek Sevilla dan timnas Spanyol, wafat akibat serangan jantung saat bertanding.

  • Emiliano Sala, pemain Argentina, tewas dalam kecelakaan pesawat menuju klub baru di Inggris.

Sepak bola kerap dianggap sebagai panggung impian, tempat di mana kerja keras, bakat, dan semangat bersatu menciptakan momen-momen tak terlupakan. Namun, di balik gemerlap industri sepak bola tersebut, ada sisi kelam yang tak selalu terlihat. Tragedi bisa datang kapan saja, bahkan ketika seorang pemain tengah berada di puncak kariernya.

Beberapa nama besar dalam dunia sepak bola harus mengakhiri perjalanan hidup mereka dengan cara yang mengejutkan, meninggalkan duka bagi keluarga, klub, dan penggemar di seluruh dunia. Mereka meninggalkan lapangan lebih awal serta menyisakan pertanyaan dan kenangan tentang apa yang sebenarnya bisa mereka capai jika waktu memberi kesempatan lebih lama. Inilah kisah lima pemain sepak bola yang wafat di tengah karier gemilang mereka.

1. Diogo Jota meninggal dunia akibat kecelakaan parah di Spanyol

Diogo José Teixeira da Silva atau lebih dikenal sebagai Diogo Jota wafat pada 3 Juli 2025 dalam kecelakaan lalu lintas di Spanyol. Dilansir TalkSport, ia tengah dalam perjalanan bersama adiknya, André Silva, ketika mobil mereka tergelincir dan terbakar di jalan tol A‑52 dekat Cernadilla, Zamora. Kedua bersaudara itu dinyatakan meninggal di tempat kejadian setelah mobil mengalami pecah ban saat melaju kencang.

Sebagai striker Liverpool dan Timnas Portugal, Jota telah mencatatkan prestasi yang mengesankan dalam beberapa musim terakhir. Ia mencetak 65 gol dalam 182 pertandingan bersama Liverpool sejak direkrut dari Wolverhampton Wanderers pada 2020. Pada 2024/2025, Jota berperan besar dalam membawa Liverpool meraih gelar juara English Premier League dan Piala FA.

Di luar lapangan, Jota baru saja menikahi kekasih lamanya, Rute Cardoso, sekitar 2 pekan sebelum insiden. Ia juga dikenal sebagai sosok ayah dari tiga anak yang masih kecil. Kabar kematiannya membawa duka yang mendalam bagi keluarga, rekan satu tim, serta komunitas sepak bola dunia yang sedang menyaksikan kariernya yang terus berkembang.

2. Antonio Puerta meninggal karena serangan jantung saat bertanding

Antonio Puerta, bek Sevilla sekaligus pemain Timnas Spanyol, mengalami serangan jantung pada 25 Agustus 2007 saat menjalani pertandingan melawan Getafe di LaLiga Spanyol. Ia sempat mampu berjalan keluar lapangan dan sampai ke ruang ganti, tetapi kemudian terjatuh lagi dan dibawa ke Rumah Sakit Virgen del Rocío di Sevilla. Puerta dirawat intensif selama 3 hari sebelum dinyatakan meninggal pada 28 Agustus 2007 karena gagal organ dan kerusakan otak yang luas akibat serangkaian henti jantung berkepanjangan.

Pada saat kejadian, Puerta baru berusia 22 tahun dan sedang memasuki musim keemasan bersama Sevilla. Ia dikenal sebagai andalan Los Nervionenses, mencetak gol spektakuler pada menit ke-100 melawan Schalke 04 pada laga penyisihan UEFA Cup dan menjadi simbol awal era keemasan klub. Kepergiannya mengguncang dunia sepak bola Spanyol dan dunia. Dilansie Bleacher Report, Sevilla pun mengenang jasanya dengan menggelar turnamen pramusim tahunan bernama Trofi Antonio Puerta sejak 2008 sebagai penghormatan atas kontribusinya.

3. Emiliano Sala meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat menuju klub baru

Pada 21 Januari 2019, striker Argentina, Emiliano Sala, yang berusia 28 tahun, tewas saat pesawat ringan Piper PA-46 Malibu yang membawanya dari Nantes ke Cardiff jatuh di Kanal Inggris dekat Guernsey. Pesawat tersebut lepas kontak penentu jarak (transponder) sebelum akhirnya ditemukan di dasar laut sekitar 2 minggu kemudian. Korban selamat dinyatakan tidak ada. Sala dan pilot David Ibbotson (59 tahun) tewas.

Komisi Investigasi Kecelakaan Penerbangan Inggris (AAIB), seperti diberitakan Skysports, menemukan, pilot tidak berlisensi untuk penerbangan malam dan pesawat bocor karbon monoksida dalam kabin. Autopsi menunjukkan, Sala kemungkinan tidak sadar saat kecelakaan berlangsung. Setelah penyelidikan, David Henderson, yang mengorganisasi penerbangan, dinyatakan bersalah karena membahayakan keselamatan pesawat dan dijatuhi hukuman penjara 18 bulan pada Oktober 2021.

Kepergian Sala menimbulkan kepanikan dalam prosedur transfer dan keselamatan pemain. Sebagai rekrutan klub English Premier League, Cardiff City, senilai 15 juta pound sterling atau sekitar Rp332 miliar, ia nyaris mencetak debutnya di Inggris. Sejak insiden ini, muncul tekanan agar regulasi transfer dan standar lisensi penerbangan terhadap atlet diperketat, apalagi karena agenda transfer sering melibatkan penerbangan pribadi yang berisiko.

4. Marc‑Vivien Foé jatuh saat membela negaranya

Marc‑Vivien Foé, gelandang bertahan Kamerun, tiba‑tiba terjatuh pada menit ke‑72 saat membela negaranya menghadapi Kolombia pada semifinal Piala Konfederasi di Lyon, Prancis, pada 26 Juni 2003. Ia jatuh sendiri di tengah lapangan, tanpa kontak fisik dengan pemain lain, dan sempat mendapatkan penanganan medis selama 45 menit sebelum dilarikan ke ruang medis stadion. Namun nyawanya tak tertolong dan kematiannya dikonfirmasi hanya beberapa saat setelah pertandingan.

Usia Foé saat itu baru 28 tahun. Ia sedang berada di puncak karier, sempat membela klub top seperti RC Lens, West Ham United, Olympique Lyon, dan Manchester City. Dilansir The Guardian, kematian mendadaknya akibat kondisi bawaan jantung, hipertrofi kardiomiopati, mengguncang dunia sepak bola. Berbagai penghormatan pun hadir untuk Foé, termasuk pensiunnya nomor punggung 23 di Manchester City dan 17 di Lens serta pendirian hadiah bergengsi Prix Marc‑Vivien Foé di Ligue 1 Prancis atas namanya.

Reaksi dunia terhadap kepergiannya begitu kuat. Ribuan penggemar dan pejabat menghadiri prosesi pemakaman. Klub serta Tim Nasional Kamerun menggelar upacara penghormatan. Sejak saat itu, nama Foé secara simbolis melekat sebagai inspirasi bagi regulasi dan perhatian terhadap kesehatan jantung atlet.

5. Davide Astori meninggal dunia di kamar hotel sebelum pertandingan

Davide Astori, kapten Fiorentina dan bek Italia, ditemukan meninggal dunia di kamar hotel di Udine pagi hari, 4 Maret 2018, jelang laga Serie A Italia melawan Udinese. Usia sang pemain baru 31 tahun ketika tubuhnya ditemukan tim medis klub usai ia absen sarapan. Menurut laporan ESPN, hasil otopsi menyatakan sang pemain meninggal karena henti jantung mendadak, yang diakibatkan aritmia dan kardiomiopati aritmogena yang sebelumnya tidak terdeteksi.

Kematian Astori mengguncang dunia sepak bola Italia dan Eropa. Seluruh pertandingan Serie A dan Serie B pada hari itu ditunda sebagai bentuk penghormatan. Fiorentina langsung memensiunkan nomor punggung 13 yang melekat pada Astori selama kariernya. Sementara itu, staf medis La Viola menghadapi penyelidikan dan petugas terlibat diberi hukuman atas kelalaian dalam membaca hasil tes jantungnya.

Tragedi yang menimpa para pemain ini menjadi pengingat, karier gemilang tidak selalu menjamin akhir yang bahagia. Tiap kejadian meninggalkan dampak besar bagi klub, keluarga, dan dunia olahraga secara luas. Perhatian terhadap kondisi fisik dan protokol keselamatan juga perlu menjadi prioritas dalam dunia sepak bola profesional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team