Transfer Pemain Serie A Mencurigakan, Kejaksaan Selidiki Juventus

COVISOC sendiri memang begitu getol melaporkan masalah tersebut. Sebab, bisnis tersebut punya dampak signifikan terhadap akun berbagai klub papan atas. Hal itu membuat Presiden FIGC, Gabriele Gravina, ditekan untuk bisa menyelidiki masalah yang banyak dilakukan klub-klub papan atas.

Juventus jadi klub yang paling mendapatkan sorotan dalam kasus ini. Sebanyak 42 transfer yang dilakukan, plus 21 pertukaran pemain dinilai mencurigakan, termasuk soal kesepakatan Joao Cancelo dan Danilo dengan klub raksasa Inggris, Manchester City. 

Kesepakatan pertukaran dinilai mencapai 90 juta euro atau Rp1,5 triliun untuk Si Nyonya Tua, tapi uang yang benar-benar berpindah tangan disinyalir hanya mencapai 3 juta euro atau Rp49 miliar. Transaksi tersebut terjadi saat Fabio Patrici, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Sepak Bola Juventus masih menjabat, atau sebelum menjadi bagian dari Tottenham Hotspur.

Il Tempo dalam laporannya juga menunjuk transfer gelandang Miralem Pjanic. Pemain Timnas Bosnia itu pindah ke raksasa Spanyol Barcelona menjelang musim 2020/2021, ketika gelandang Brasil Arthur Melo tiba di Stadion Allianz. Kala itu Pjanic ditebus dengan harga 60,8 juta euro. 

Sementara, Arthur Melo yang didatangkan ke Turin usai transaksi Pjanic, harus ditebus Juventus dengan merogoh kocek 72 juta euro, sebagai bagian dari pertukarannya dengan Blaugrana. Masih ada beberapa transaksi lagi yang dicurigai.

Juventus pada bulan lalu sebetulnya mengungkapkan, regulator pasar Italia, CONSOB, sudah meninjau pendapatan mereka dari aktivitas pertukaran pemain. Hanya saja, otoritas menemukan dokumen-dokumen "terkait pendapatan yang timbul dari aktivitas pertukaran pemain," tak ada rincian keterangan lebih lanjut. 

Terkait masalah ini, Juventus masih menolak berkomentar dalam penyelidikan terbaru yang dilakukan Kejaksaan Federal.

Selain Juventus, Napoli juga disebut-sebut terlibat dalam masalah yang kini tengah diselidiki. Keberhasilan mereka mendatangkan pemain asal Nigeria, Victor Osimhen, dari LOSC Lille, menjadi kasus yang paling menonjol dan membuat Kantor Kejaksaan FIGC mulai bergerak.

Pemain berposisi penyerang itu bergabung ke dalam skuad Partenopei Gli Azzurri dengan nilai 71,15 juta euro. Ia ditebus Napoli dengan uang dan beberapa pemain, seperti Orestis Karnezis, Claudio Manzi, Ciro Palmieri dan Luigi Liguori yang jika dikalkulasikan punya nilai pasar sebesar 20,13 juta euro.

Kemudian, Palmieri dan Liguori akhirnya kembali ke Italia dan masing-masing bermain untuk Nocerina dan Afragoles, klub yang berada di Serie D, divisi keempat Italia. Sementara, Manzi pulang untuk membela klub Serie C dan Karnezis, tetap di Lille tanpa pernah bermain sekalipun. 

Napoli bukan satu-satunya klub yang dicurigai bersama Juventus dalam daftar tersebut. Beberapa klub lagi, yakni Parma, Pescara, Sampdoria dan Chievo Verona ternyata juga masuk dalam daftar hitam.

Sebetulnya, masalah skandal transfer pemain ini juga sempat mencuat di Italia pada musim lalu. Bedanya, kala itu masalah menimpa klub Serie B. Setelah diusut, Cesena dan Chievo Verona ternyata melakukan pelanggaran tersebut.

Walhasil, Cesena dan Chievo Verona pun mendapatkan sanksi kehilangan poin di dalam kompetisi. Tak lama dari itu, kedua klub tersebut kemudian bangkrut.