Jakarta, IDN Times - Manchester United terlilit utang lebih dari satu miliar poundsterling atau setara Rp19,2 triliun di bawah kepemimpinan keluarga Glazer. Angka ini menunjukkan kalau utang Manchester United meningkat drastis, meski 2023 baru memasuki kuartal ketiga.
Utang Manchester United sebelumnya berada di angka 969 juta poundsterling atau setara Rp18,6 triliun. Tapi, ketika memasuki kuartal ketiga, utang MU meningkat sampai 1,005 miliar poundsterling atau senilai Rp19,3 triliun.
Melansir Daily Mirror, utang MU membengkak akibat belanja besar-besaran di bursa transfer 2023, yang mencapai 200 juta poundsterling atau senilai Rp3,8 triliun. Ada sejumlah pembelian pemain yang hingga sekarang belum dilunasi pembayarannya. Selain itu, masih ada utang kotor dan pinjaman bank yang belum lunas.
Pun, valuasi MU semakin anjlok. Saham MU turun 18,2 persen dan menyentuh 15,4 poundsterling per lembarnya pada perdagangan tengah pekan lalu. Ini menjadi rekor penurunan harian terbesar sejak terdaftar di Bursa Efek New York, pada 2012 lalu.
Fakta tersebut memaksa fans MU buat melancarkan protes lebih keras. Mereka kesal karena Keluarga Glazer masih menggantung nasib MU.
Sampai sekarang, belum ada kejelasan apakah Keluarga Glazer jadi jual MU atau tidak. Padahal, sudah ada dua peminat yang begitu gencar menawar MU, Sheikh Jassim bin Hamad Al-Thani dan Sir Jim Ratcliffe.
Tapi, Keluarga Glazer tak kunjung melepas MU. Padahal, sudah 18 bulan mereka memutuskan melepas MU lewat pernyataan resmi.
Keluarga Glazer tidak pernah memberikan kabar terbaru resmi terkait situasi penjualan MU sejak November 2022. Tawaran Ratcliffe dan Sheikh Jassim terkesan belum bisa memuaskan keinginan Glazer.
Sebenarnya, Sheikh Jassim memberikan tawaran paling menguntungkan. Selain menawarkan uang tunai, Sheikh Jassim juga mau melunasi utang Manchester United. Hanya saja, Keluarga Glazer belum tergoda dengan tawaran itu.