3 Merek Handphone yang Sudah Redup di Indonesia, Kini Jarang Terdengar

Intinya sih...
- Xiaomi, iPhone, Samsung, OPPO, vivo, dan Realme menjadi merek smartphone paling banyak digunakan di Indonesia saat ini.
- Huawei terkena pemblokiran Google dan Amerika Serikat sehingga tidak bisa menggunakan Android lagi dan hanya berjualan tablet, router, TWS, laptop, dan smartwatch di Indonesia.
- ASUS berhenti menjual smartphone entry level dan menengah di Indonesia serta lebih fokus pada penjualan produk seperti laptop dan PC.
Banyak merek smartphone yang pernah berjualan di Indonesia. Namun, merek smartphone yang paling banyak digunakan saat ini tidak jauh-jauh dari Xiaomi, iPhone, Samsung, OPPO, vivo, ata Realme. Padahal, dulunya banyak pilihan merek lain, seperti ZTE, Nubia, OnePlus, Lenovo, dan lain sebagainya.
Beberapa merek smartphone pernah jaya di Indonesia. Penjualannya sangat bagus dan tidak mengecewakan pembelinya. Sayangnya karena beberapa faktor, merek ini mulai terlupakan. Apa saja merek tersebut?
1. Pemblokiran Google dan Amerika Serikat menjadi tantangan buat Huawei
Huawei sejatinya pernah menorehkan penjualan yang memuaskan. Terutama saat Huawei P series diluncurkan. Smartphone flagship tersebut benar-benar menarik dan banyak yang kepincut membelinya meski banderol harganya sudah di atas Rp10 juta.
Sejak 2019, Huawei diblokir oleh Google dan Amerika Serikat. Karena itu, Huawei tidak bisa menggunakan Android lagi. Mereka beralih menggunakan OS mereka sendiri, yakni HarmonyOS. Padahal, di Indonesia misalnya, Android dan Google masih sangat dibutuhkan. Huawei akhirnya lebih banyak memasarkan tablet, router, TWS, laptop, dan smartwatch di Indonesia.
2. ASUS tinggal menjual seri Zenfone dan ROG Phone saja di Indonesia
ASUS sudah berhenti menjual smartphone entry level dan menengah. Hal ini juga mempengaruhi penjualan ASUS, di mana smartphone terjangkau akan membukukan penjualan yang lebih banyak. ASUS sendiri hanya menjual seri Zenfone dan ROG Phone saja di Indonesia. Saat ini, ASUS lebih banyak menjual produk seperti laptop dan PC.
Seri Zenfone maupun ROG Phone sendiri belum ada yang harganya di bawah Rp6 jutaan. Umumnya, budget yang disiapkan banyak masyarakat Indonesia untuk membeli smartphone adalah sekitar Rp3-5 jutaan. Dengan kisaran bujet tersebut, tentu saja yang akan menjadi pilihan yang berada di rentang harga Rp1 juta hingga Rp4,9 juta.
3. Karena permintaan pasar, Nokia makin redup dan tenggelam
Sang raja ponsel di masa lalu ini telah kehilangan tahtanya sejak menjamurnya smartphone Android. Saat itu, Nokia bersikeras tetap menggunakan ponsel Symbian. Namun, karena permintaan pasar, tentu saja Nokia redup dan tenggelam.
Pada 2016, HMD Global membeli lisensi merek Nokia dan mencoba mengembalikan kejayaan Nokia. Sayangnya, untuk pasar smartphone, Nokia belum bisa berkutik karena kebanyakan masyarakat Indonesia melihat spesifikasinya, lalu membandingkannya dengan harga jual. Jika spesifikasi tidak sesuai harga, smartphone tersebut besar kemungkinan bakal susah laris.
Nokia tidak ingin mengikuti pasar, Huawei terkena blokir, dan ASUS melakukan perubahan strategi pasar. Penyebab menurunnya performa deretan merk smartphone di atas memang bisa dilandasi berbagai faktor, baik dari dalam maupun dari luar. Namun, dewasa ini Huawei berhasil merajai pasar smartphone China lagi setelah sebelumnya bersusah payah akibat pemblokiran Google.