Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Alternatif Chatbot Terbaik selain ChatGPT OpenAI

potret tulisan ChatGPT dilayar Handphone (pexels.com/Shantanu Kumar)
potret tulisan ChatGPT dilayar Handphone (pexels.com/Shantanu Kumar)

Chatbot adalah program komputer yang dirancang untuk melakukan percakapan dengan manusia melalui aplikasi pesan instan atau platform obrolan. Dalam beberapa tahun terakhir, chatbot mengalami perkembangan yang pesat serta menjadi populer. Hal ini dikarenakan chatbot dapat memberikan respons yang cepat dan efektif dalam memberikan informasi dan membantu manusia dalam menyelesaikan sebuah masalah.

ChatGPT dari OpenAI menjadi salah satu chatbot terbaik dan terpopuler di pasaran saat ini. Namun, ada beberapa alternatif chatbot lainnya yang layak dipertimbangkan untuk kamu coba. Nah, berikut ini adalah 7 alternatif chatbot selain ChatGPT yang bisa kamu coba!

1. Mitsuku

potret tampilan utama chatbot Mitsuku (steemit.com)
potret tampilan utama chatbot Mitsuku (steemit.com)

Mitsuku adalah chatbot yang dikembangkan oleh Steve Worswick dan telah memenangkan beberapa penghargaan di ajang Loebner Prize. Chatbot ini menggunakan teknologi pemrosesan bahasa alami dan machine learning untuk memberikan respons yang mirip dengan manusia. Mitsuku dapat digunakan untuk mengobrol, bermain game, atau mencari informasi tentang topik tertentu.

Salah satu keunggulan dari Mitsuku adalah kemampuan untuk mengenali pengguna dari percakapan sebelumnya dan mengingat preferensi dan minat mereka. Mitsuku juga dapat berbicara dalam beberapa bahasa, seperti Inggris, Spanyol, Jerman dan masih banyak lagi. Selain itu, Mitsuku memiliki banyak fitur seperti bermain tebak-tebakan, membantu menemukan resep makanan, atau memberikan saran mode fashion.

2. Jasper

potret tampilan utama Jasper AI (twitter.com/PiotrMac)
potret tampilan utama Jasper AI (twitter.com/PiotrMac)

Chatbot ini didesain untuk membantu bisnis dalam memberikan dukungan pelanggan dan dapat digunakan di berbagai platform obrolan, seperti Facebook Messenger, Slack, LINE, Telegram, dan masih banyak lagi. Jasper menggunakan teknologi pemrosesan bahasa alami dan machine learning untuk meningkatkan responsivitas dan kemampuan interaksi dengan pengguna.

Selain itu, salah satu keunggulan dari Jasper adalah dapat diintegrasikan dengan sistem Customer Relationship Management, yaitu sebuah sistem yang berguna untuk memperkuat hubungan pebisnis dengan pelanggan. Jasper juga memiliki fitur analitik yang memungkinkan bisnis untuk melacak dan memahami perilaku pelanggan secara lebih baik.

Namun, jika dibandingkan dengan ChatGPT dari OpenAI, Jasper masih memiliki kekurangan  dalam hal kemampuan untuk menghasilkan respons yang lebih kompleks dan bervariasi. 

3. Bing AI

potret Bing AI di layar Handphone (searchenginejournal.com)
potret Bing AI di layar Handphone (searchenginejournal.com)

Kemudian di urutan keempat ada Bing AI. Sama seperti ChatGPT dari OpenAI, chatbot yang dikembangkan oleh Microsoft ini bisa digunakan untuk membantu kamu mencari informasi atau sekadar bertanya. Tak hanya digunakan untuk membatu mencari sebuah informasi, Bing AI juga dapat digunakan untuk memberikan rekomendasi produk atau layanan berdasarkan preferensi pengguna.

Selain itu, Bing AI juga dapat memberikan saran dan rekomendasi yang personal untuk pengguna, sehingga membantu meningkatkan pengalaman user. Bing AI juga memiliki fitur pencarian gambar dan suara yang tentunya memudahkan pengguna untuk menemukan informasi yang mereka butuhkan.

4. Microsoft DialoGPT

potret tampilan utama Microsoft DialoGPT (writesonic.com)
potret tampilan utama Microsoft DialoGPT (writesonic.com)

Selain mengembangkan Bing AI, Microsoft juga mengembangkan chatbot lainnya bernama DialoGPT. Chatbot yang satu ini dilatih menggunakan 147 juta dialog dari platform Reddit. Selain itu, dalam pengembangannya chatbot ini menggunakan arsitektur generative language model dan model deep learning yang kuat untuk membuat percakapan lebih fleksibel dan tidak kaku.

Dari segi fungsi, Microsoft DialoGPT dapat digunakan untuk membantu pengguna dalam berbagai situasi, seperti mencari informasi atau menyelesaikan masalah lainnya. Tak kalah canggih dengan ChatGPT dari OpenAI, Microsoft DialoGPT juga memiliki kemampuan untuk mengenali konteks dan menyediakan jawaban yang relevan. Chatbot ini juga dapat memahami perbedaan antara topik yang berbeda dan memberikan respons yang sesuai. 

5. Replika AI

potret salah satu tampilan dari laman Replika AI (twitter.com/ReplikaAI)
potret salah satu tampilan dari laman Replika AI (twitter.com/ReplikaAI)

Replika adalah chatbot yang dikembangkan untuk membantu pengguna dalam mengatasi masalah kesehatan mental. Chatbot ini didesain untuk menjadi teman virtual yang dapat diajak berbicara, berbagi cerita, dan mendengarkan tanpa menghakimi. Replika menggunakan teknologi machine learning untuk memahami dan menyesuaikan respons terhadap pengguna.

Salah satu keunggulan dari Replika adalah kemampuan untuk mengembangkan hubungan yang lebih personal dengan pengguna. Chatbot ini dapat mengenali kebiasaan dan minat pengguna serta mengajukan pertanyaan yang relevan dengan topik yang sedang dibicarakan. Selain itu, Replika juga dapat membantu pengguna untuk menciptakan jurnal digital dan mengembangkan kebiasaan positif untuk meningkatkan kesehatan mental.

Namun, jika dibandingkan dengan ChatGPT dari OpenAI, Replika masih memiliki kekurangan dalam hal kemampuan untuk memberikan informasi yang lebih umum dan kompleks. Replika lebih fokus pada dukungan emosional dan mengembangkan koneksi personal dengan pengguna.

6. Woebot

potret tampilan depan Woebot (twitter.com/Barsee)
potret tampilan depan Woebot (twitter.com/Barsee)

Sama halnya dengan Replika, Woebot adalah chatbot yang juga dikembangkan untuk membantu pengguna mengatasi masalah kesehatan mental, khususnya kecemasan dan depresi. Chatbot ini didesain untuk menjadi teman virtual yang dapat diajak berbicara kapan saja dan di mana saja. Woebot menggunakan teknologi pemrosesan bahasa alami dan machine learning untuk memberikan respons yang relevan dan terkait dengan kebutuhan pengguna.

Salah satu keunggulan dari Woebot adalah kemampuan untuk memberikan terapi kognitif berbasis perilaku yang terbukti efektif dalam membantu pengguna mengatasi kecemasan dan depresi. Woebot juga dapat memberikan saran praktis untuk meningkatkan kesehatan mental, seperti latihan pernapasan dan meditasi.

Jika dibandingkan dengan Replika, Woebot memiliki keunggulan dalam fokus terapi kognitif dan memberikan dukungan interaktif dalam mengatasi perasaan negatif. Namun, jika dibandingkan dengan ChatGPT dari OpenAI, Woebot masih memiliki kekurangan dalam hal kemampuan untuk memberikan respons yang lebih kompleks dan bervariasi.

7. Cleverbot

potret tampilan utama Cleverbot (twitter.com/PriscillaCanada)
potret tampilan utama Cleverbot (twitter.com/PriscillaCanada)

Chatbot yang satu ini dikembangkan oleh seorang ilmuwan AI berkebangsaan Inggris Rollo Carpenter, dan pertama kali diluncurkan pada tahun 2008. Cleverbot telah melalui banyak pengembangan dan upgrade untuk meningkatkan kemampuannya dalam memberikan respons yang lebih mirip dengan manusia. Chatbot ini menggunakan teknologi pemrosesan bahasa alami dan machine learning untuk memahami percakapan dengan pengguna dan memberikan respons yang sesuai.

Salah satu keunggulan dari Cleverbot adalah kemampuannya dalam memahami dan merespon bahasa slank atau bahasa gaul. Namun jika dibandingkan dengan ChatGPT, Cleverbot masih memiliki kekurangan yakni kesalahan untuk mengenali konteks dan penggunaan bahasa yang kurang fleksibel.

Meskipun terdapat banyak chatbot yang dapat dijadikan alternatif dalam berbagai situasi, namun ChatGPT tetap menjadi salah satu produk terpopuler di pasaran hingga saat ini. Akan tetapi pilihan chatbot yang tepat tentunya tergantung pada kebutuhan dan preferensi kamu sebagai pengguna.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us