TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Kekurangan ChatGPT dalam Membantu Penulisan Artikel

ChatGPT bisa melakukan kesalahan dalam memberikan informasi

seseorang sedang menggunakan ChatGPT (pexels.com/@bertellifotografia)

ChatGPT adalah kecerdasan buatan (AI) yang dilatih untuk menghasilkan teks, menerjemahkan bahasa, menulis berbagai jenis konten kreatif, dan menjawab pertanyaan pengguna dengan cara informatif. ChatGPT bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari sekadar diajak berdiskusi hal-hal sepele, menjelaskan ilmu pengetahuan, curhat, atau membantu berbagai karya tulis seperti artikel

Tak sedikit para penulis artikel yang biasa mempublikasikan tulisannya di media online, meminta bantuan ChatGPT dalam pekerjaannya. Meski ChatGPT dapat menjadi alat berguna untuk membantu penulisan artikel, ada beberapa kekurangan yang perlu jadi pertimbangan serius. Simak beberapa inspirasi alasan mengapa sebaiknya para penulis lebih bijak lagi menggunakan ChatGPT sebagai alat bantu dalam menulis artikel lewat ulasan berikut, ya!

1. ChatGPT bisa saja melakukan kesalahan dalam menyampaikan informasi

ilustrasi informasi palsu (freepik.com/freepik)

ChatGPT dilatih dengan kumpulan data besar teks dan kode, tetapi masih dapat membuat kesalahan. Artikel yang dihasilkan oleh ChatGPT mungkin tidak selalu akurat atau sesuai dengan topik yang dimaksud. Informasi yang kurang akurat dapat menyesatkan pengguna. 

Jika kamu tidak melakukan cek ulang fakta dan langsung meneruskan informasi tersebut ke pembaca, lalu ternyata informasi tersebut keliru, maka kamu sebagai penulis tergolong telah menyebarkan informasi palsu. Selain itu, ChatGPT juga dapat membuat kesalahan faktual, seperti salah mengeja nama atau mengutip informasi yang tidak jelas sumbernya. Dari itu, sangat disarankan cek ulang fakta yang disampaikan oleh ChatGPT.

Baca Juga: 3 Games di ChatGPT untuk Hilangkan Penat, Patut Dicoba

2. Kreativitas penulisan ChatGPT sangat terbatas

ilustrasi kreativitas (freepik.com/rawpixel-com)

ChatGPT dapat menghasilkan teks naratif, tetapi tidak selalu orisinal. Artikel yang dihasilkan oleh ChatGPT mungkin mirip dengan teks lainnya yang juga dihasilkan oleh kecerdasan buatan. Meski hampir selalu lolos tes plagiarisme, gaya bahasa yang dihasilkan oleh ChatGPT terkesan datar, repetitif, dan begitu-begitu saja. 

Dengan begitu, penulis sangat tidak dianjurkan untuk copy-paste langsung tulisan ChatGPT mentah-mentah karena bahasa yang dihasilkan sangat artifisial dan tidak natural. Sebenarnya, keterbatasan ini tidak hanya ada di ChatGPT saja, tetapi juga pada AI chatbot lainnya, seperti Google Bard. Solusi untuk masalah ini adalah pola pikir kamu sebagai penulis. Hanya manfaatkan ChatGPT sebagai pemberi gambaran referensi dan kerangka tulisan, bukan sebagai pengganti aktivitas menulis secara keseluruhan.

3. Data pengetahuan ChatGPT terbatas sampai 2021

ilustrasi kalender 2021 (pexels.com/@leeloothefirst)

Sejauh ini, ChatGPT gratis hanya mengumpulkan data informasi di seluruh dunia sampai September 2021. Belum ada informasi kapan OpenAI akan memperbarui basis data ChatGPT. Keterbatasan ini membuat kamu sebagai penulis tidak dapat meminta informasi terbaru pada ChatGPT. Meski begitu, keterbatasan ini bisa diakali dengan menggunakan Google Bard karena kecerdasan buatan Google tersebut memiliki basis data yang lebih real time.

Verified Writer

Hilman Azis

I love tech, game, and...movie

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya