Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
tampilan iPhone Air
tampilan iPhone Air. (apple.com)

Intinya sih...

  • Material titanium Grade 5 yang super tangguh

  • Letak logic board dirombak demi efisiensi ruang

  • Apple harus mengorbankan sektor kamera dan audio

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Apple kembali mencuri perhatian dengan meluncurkan iPhone Air, smartphone tertipis yang pernah mereka buat dengan ketebalan hanya 5,6mm. Angka ini memecahkan rekor lama yang dipegang oleh iPhone 6, menandakan kembalinya obsesi Apple pada desain super ramping. Kehadirannya pun terasa mengejutkan setelah satu dekade Apple seolah tidak lagi memprioritaskan ketipisan.

Membuat HP setipis ini tentu bukan tanpa risiko, terutama setelah insiden bendgate yang menimpa iPhone 6. Namun, Apple tampaknya telah belajar banyak dengan merombak total arsitektur internal dan menggunakan material canggih seperti titanium. Demi mewujudkannya, Apple melakukan serangkaian terobosan yang menarik untuk dibedah.

1. Menggunakan material titanium Grade 5 yang super tangguh

varian warna iPhone Air (apple.com)

Kunci utama dari desain tipis ini adalah penggunaan material titanium Grade 5 pada rangkanya, bukan aluminium. Material ini dipilih karena jauh lebih kuat dan elastis, sehingga memungkinkan bodi tetap kokoh meskipun sangat tipis. Dalam sebuah wawancara dengan Monocle, tim desain Apple bahkan mengklaim bahwa desain tipis ini tidak mungkin dibuat dengan aluminium.

Berkat rangka titanium tersebut, Apple berhasil mengatasi momok bendgate atau insiden kebengkokan yang pernah menimpa iPhone 6 yang juga tipis. Seperti yang didemonstrasikan dalam uji ketahanan oleh kanal YouTube JerryRigEverything, perangkat ini mampu menahan tekanan hingga 98 kilogram tanpa bengkok. Meski bobotnya hanya 165 gram, iPhone Air juga disebut terasa kokoh dan solid di genggaman.

Selain dari rangka, perlindungan juga datang dari lapisan kaca canggih di bagian depan dan belakang. Bagian layarnya dilindungi Ceramic Shield 2 yang diklaim 3 kali lebih tahan gores, sementara bagian belakangnya untuk pertama kali menggunakan Ceramic Shield yang 4 kali lebih tahan retak. Menurut Apple, kombinasi perlindungan ini menjadikan iPhone Air lebih tahan banting dibandingkan model iPhone sebelumnya.

Meski begitu, hasil pembongkaran dari kanal iFixit menunjukkan adanya titik lemah pada struktur rangkanya saat kosong. Kelemahan ini berada di bagian jeda antena berbahan plastik yang memisahkan bagian-bagian titanium. Jeda ini memang diperlukan untuk memastikan penerimaan sinyal yang baik dan menghindari masalah seperti pada iPhone 4, tapi menjadi titik paling rentan saat rangka dibengkokkan tanpa dukungan komponen internal.

2. Letak logic board dirombak demi efisiensi ruang

bagian plateau di iPhone Air (apple.com)

Inovasi paling signifikan pada iPhone Air tersembunyi di bagian dalamnya, di mana arsitektur internal didesain ulang sepenuhnya. Apple memperkenalkan sebuah area khusus yang sedikit menonjol di bagian belakang yang disebut plateau. Di dalam plateau inilah komponen-komponen utama seperti kamera, speaker, dan chip Apple Silicon ditempatkan secara terpusat.

Apple memindahkan logic board (mesin utama ponsel) dan menempatkannya sebagian di dalam area plateau tersebut. Penataan ulang ini secara drastis menciptakan ruang kosong di sisa bodi ponsel. Ruang tersebut kemudian dimanfaatkan secara maksimal untuk menempatkan baterai berkapasitas 3.149 mAh.

Desain baru ini tidak hanya membuat ponsel menjadi tipis, tetapi juga lebih mampu dalam melindungi komponen vital. Dengan memosisikan logic board lebih tinggi, komponen paling penting ini menjadi lebih aman dari tekanan saat ponsel tidak sengaja tertekuk di saku. Menariknya, menurut MacRumors, desain yang lebih sederhana ini juga membuat beberapa proses perbaikan, seperti penggantian baterai, menjadi lebih mudah.

Berdasarkan ulasan WIRED, panas ponsel ini terkonsentrasi di area plateau tersebut karena semua komponen komputasi terkumpul di sana. Meski kapasitas baterainya tampak kecil, daya tahannya diklaim bisa seharian untuk penggunaan normal. Hal ini dimungkinkan oleh efisiensi luar biasa dari trio chip Apple Silicon (A19 Pro, C1X, N1) dan optimalisasi perangkat lunak di iOS 26.

3. Apple harus mengorbankan sektor kamera dan audio

varian warna iPhone Air (apple.com)

Demi memuat semua komponen ke dalam sasis setipis 5,6mm, Apple harus menciptakan berbagai solusi khusus untuk iPhone Air. Salah satunya adalah port USB-C yang dibuat menggunakan teknologi cetak 3D dari bahan titanium agar ukurannya pas. Teknik manufaktur canggih ini juga lebih ramah lingkungan karena mampu menghemat 30-50 persen material dibanding metode konvensional.

Keputusan penting lainnya adalah menghilangkan slot kartu SIM fisik dan beralih sepenuhnya ke desain eSIM-only. Langkah ini mungkin terlihat kecil, tapi cukup penting untuk menghemat ruang internal yang sangat berharga. Setiap milimeter ruang yang berhasil dihemat berkontribusi langsung pada terwujudnya desain super tipis iPhone Air.

Namun, desain yang memukau ini datang dengan beberapa kompromi signifikan yang harus diterima pengguna. Sektor kamera menjadi yang paling terasa, karena iPhone Air hanya dibekali satu kamera utama 48MP tanpa lensa Ultra Wide maupun Telephoto. Selain itu, pengalaman audio juga dikorbankan karena perangkat ini hanya memiliki satu speaker, bukan speaker stereo seperti model iPhone lainnya.

Kompromi juga merambah ke bagian konektivitas dan transfer data, seperti yang disorot oleh 9to5Mac. iPhone Air tidak mendukung jaringan 5G mmWave yang memiliki kecepatan super tinggi. Lebih lanjut, kecepatan transfer data melalui port USB-C canggihnya ternyata dibatasi pada standar USB 2 yang tergolong lambat untuk ukuran ponsel sekelasnya. Melalui iPhone Air, Apple sepertinya berupaya menghidupkan kembali mimpi Steve Jobs untuk perangkat yang terasa seperti selembar kaca.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team