Kenapa Belum Ada MacBook Touch Screen Sampai Sekarang?

- Alasan ergonomis: Steve Jobs menolak layar sentuh karena menganggapnya tidak nyaman dan melelahkan bagi pengguna, serta tidak sesuai dengan filosofi Apple.
- Kebutuhan strategi produk: Apple memandang iPad dan MacBook sebagai perangkat yang saling melengkapi, bukan bersaing, untuk mendorong konsumen membeli kedua perangkat.
- Pernah mengalami kegagalan dengan “Touch Bar”: Eksperimen Touch Bar di MacBook dianggap gagal total, membuat Apple trauma untuk mengimplementasikan layar sentuh dalam skala yang lebih besar.
Di era di mana layar sentuh sudah menjadi fitur andalan di beberapa laptop Windows, tablet, bahkan beberapa Chromebook, ada satu keanehan besar di dunia teknologi, yaitu MacBook. Ironisnya, Apple, perusahaan yang mempopulerkan antarmuka sentuh lewat iPhone dan iPad, justru sama sekali tidak pernah menyematkan fitur ini di jajaran laptop premium mereka. Pertanyaan "kok MacBook nggak touch screen?" pun menjadi salah satu misteri yang paling sering diobrolkan oleh para penggemar gadget.
Bisa jadi ada beberapa alasan di baliknya, strategi bisnis yang cerdik, hingga trauma dari eksperimen gagal di masa lalu. Namun, rumor terbaru mulai berhembus kencang bahwa prinsip tersebut akan segera dipatahkan. Jadi, apa sebenarnya alasan belum ada MacBook touch screen sampai sekarang? Simak artikel ini sampai tuntas untuk mengetahui pembahasannya!
1. Alasan ergonomis yang tidak nyaman

Alasan paling awal dan paling terkenal kenapa MacBook tidak punya layar sentuh datang langsung dari sang pendiri, mendiang Steve Jobs. Menurutnya, permukaan sentuh secara alami ingin berada di posisi horizontal, seperti iPad yang bisa kita pangku atau letakkan di meja. Sebaliknya, layar laptop berada di posisi vertikal. Ia berargumen bahwa memaksa pengguna untuk terus-menerus mengangkat tangan dan menunjuk-nunjuk layar vertikal adalah tindakan yang sangat tidak nyaman dan melelahkan.
Fenomena inilah yang kemudian ia juluki sebagai sindrom "lengan gorila" (gorilla arm). Ia membayangkan setelah beberapa saat, lengan pengguna akan terasa berat dan pegal, seolah-olah mau jatuh. Filosofi ini tuh seperti sudah mengakar di Apple dan terus diulang oleh para petingginya selama bertahun-tahun. Mereka percaya bahwa tangan pengguna seharusnya nyaman beristirahat di atas keyboard dan trackpad, bukan "terbang" ke layar.
2. Kebutuhan strategi produk: iPad diperuntukkan buat touch screen, MacBook tidak

Secara kegunaan, Apple tuh seperti melihat iPad dan MacBook sebagai dua perangkat yang saling melengkapi, bukan bersaing. Dalam sebuah wawancara, eksekutif Apple menegaskan bahwa iPad dirancang sebagai perangkat "sentuh-utama" (touch-first), sementara MacBook dirancang untuk "manipulasi tidak langsung" (indirect manipulation) menggunakan keyboard dan trackpad.
Dengan memisahkan kedua fungsi tersebut, Apple mendorong konsumen untuk membeli kedua perangkat agar mendapatkan "pengalaman Apple yang lengkap", di mana iPad bisa menjadi perpanjangan tangan dari MacBook. Bisa jadi kalau MacBook ditambahi fitur touch screen, penjualan iPad jadi menurun.
3. Pernah mengalami kegagalan dengan “Touch Bar”

Meskipun gak pernah menerapkan layar sentuh, Apple sebenarnya pernah mencoba membawa elemen sentuhan ke MacBook melalui Touch Bar pada tahun 2016. Touch Bar adalah sebuah strip layar sentuh OLED di atas keyboard yang fungsinya berubah-ubah. Namun, eksperimen ini dianggap gagal total.
Pengguna mengeluh karena harus terus melihat ke bawah, menghilangkan muscle memory saat mengetik, dan pada akhirnya fitur ini lebih sering diabaikan. Kegagalan Touch Bar ini kemungkinan besar membuat Apple semakin trauma dan enggan untuk mengimplementasikan layar sentuh dalam skala yang lebih besar.
4. macOS seperti tidak didesain untuk layar sentuh

Sistem operasi macOS dari awal dirancang untuk dikontrol secara presisi menggunakan kursor dari mouse atau trackpad. Berbeda dengan Windows yang sudah berevolusi untuk mengakomodasi input sentuhan, mengubah macOS secara tiba-tiba untuk layar sentuh akan merusak pengalaman pengguna. Tombol-tombol kecil, menu bar di atas, dan elemen-elemen lainnya akan sangat sulit untuk dioperasikan dengan jari. Apple tidak ingin mengulangi kesalahan Microsoft saat pertama kali merilis Windows 8 yang terasa canggung.
5. Rumor tentang integrasi touch screen

Meskipun Apple secara resmi selalu menolak ide ini, tanda-tanda ke arah MacBook layar sentuh semakin kuat. Jurnalis teknologi terkemuka, Mark Gurman dari Bloomberg, melaporkan bahwa Apple secara aktif sedang mengembangkan MacBook Pro dengan layar sentuh yang kemungkinan rilis pada tahun 2025. Selain itu, integrasi antara MacBook dan iPad semakin kabur dengan adanya fitur seperti Sidecar dan Universal Control. Bahkan, aplikasi profesional seperti Final Cut Pro dan Logic Pro kini sudah hadir di iPad dengan antarmuka sentuh. Semua perkembangan ini seolah menjadi sinyal bahwa tembok pemisah antara kedua perangkat tersebut perlahan mulai runtuh.
Ada beberapa alasan mengapa belum ada MacBook touch screen sampai saat ini. Bisa dikarenakan adanya strategi bisnis atau optimasi macOS yang tidak memungkinkan. Tapi kalau dibayangkan, rasanya MacBook dengan touch screen bakal keren banget, ya. Bagaimana menurutmu?