7 Gadget Ini Gagal Bersinar di Pasar dalam 10 Tahun Terakhir, Apa Aja?

Apple terkenal sebagai perusahaan yang inovatif dan selalu menghadirkan produk-produk berkualitas tinggi. Sayangnya, mereka gagal ketika meluncurkan teknologi pengisi baterai bernama AirPower pada tahun 2017. Padahal, seharusnya AirPower bisa menjadi pengisi baterai terbaik untuk produk Apple.

Bagaimana tidak, AirPower sendiri diciptakan dengan tidak memerlukan kabel untuk melakukan charge. Terlebih, produk ini bisa mengisi baterai iPhone X, Apple Watch, dan AirPod secara bersamaan. Kendati begitu, Apple merasa produk ini tidak bisa memenuhi standar mereka yang tinggi.

Pemilik dari Blackberry Playbook kala itu masih bernama Research In Motion. Hadirnya Blackberry Playbook sendiri merupakan jawaban dari tantangan bagi iPad dan Kindle Fire.

Namun, ketika ribuan unit Blackberry Playbook dikirim kepada para pengecer, produk ini justru tidak laku. Padahal, berbagai cara sudah ditempuh agar Playbook ini laku, contohnya adalah diskon yang besar. Tapi tetap saja, produk ini gagal bersinar dan resmi ditarik dari pasar pada pertengahan 2013.

Galaxy Note 7 adalah ponsel idaman tiap orang. Namun, stigma itu harus menghilang ketika terjadi tragedi Samsung Galaxy Note 7 yang meledak. Memang, Samsung telah melakukan perbaikan kepada seluruh produk Galaxy Note 7. Namun, pada akhirnya mereka menyerah dan sepenuhnya menyalahkan baterai yang digunakan ponsel tersebut.

Walaupun terdapat tragedi yang tidak mengenakkan menimpa Galaxy Note 7, tapi itu tidak membunuh merek Note lainnya. Pasalnya, hingga saat ini Note 8,9, dan 10 tetap laris manis di pasaran.

Awalnya, produk ini diberikan nama Project Natal pada tahun 2010. Fungsinya adalah untuk menjadikan tubuh kamu sebagai pengontrol permainan di Xbox 360.

Kemudian, mulai tahun 2014, produk ini dijual secara terpisah dan mulai mengalami kegagalan di pasar. Akhirnya, Microsoft pun berhenti memproduksi Microsoft Kinect di tahun 2017. Meski demikian, produk ini terpantau masih beredar di beberapa titik.

Samsung mulai bermain di pasar kamera digital berbekal Samsung NX1 nya pada 2010. Lalu, pada 2014, Samsung NX1 menawarkan berbagai keunggulan seperti sensor BSI CMOS dan teknologi video 4K. Namun, sama seperti kamera lainnya, NX1 harus berjuang untuk mendapatkan daya tarik pelanggan di pasar.

Berbagai cara pun Samsung lakukan agar kamera itu bisa laku. Contohnya adalah ketika mereka membuat strategi kamera yang rusak bisa ditukar dengan NX1 secara cuma-cuma. Akan tetapi, tetap saja tidak berhasil. Akhirnya di penghujung tahun 2015 Samsung menarik NX1 dari pasar.

Google membawa produk mereka yang bernama Nexus Q masuk pada awal 2012. Bentuk dari produk ini bisa terbilang unik karena sangat mirip dengan bola billiard angka delapan yang berwarna hitam. Adapun benda ini akan bekerja ketika kamu menyambungkannya ke televisi untuk streaming Youtube atau lainnya.

Sayangnya, terlalu banyak kekurangan dari produk ini seperti tidak bisa berfungsi ketika ingin menayangkan sesuatu di Netflix. Dengan demikian, Nexus Q dianggap terlalu terbatas untuk harganya yang kala itu mencapai Rp4,2 juta. Oleh karena itu Google berhenti menjualnya pada Januari 2013.

Wii U merupakan penerus dari Nintendo Wii yang asli. Produk ini diproyeksikan untuk digunakan di Xbox One dan Sony PlayStation 4. Setelah itu, Wii U disulap dari yang tadinya hanya berfungsi sebagai pengontrol gerakan menjadi terdapat layar gandanya agar bisa dimainkan.

Kendati begitu, sangat sedikit game yang tersedia di Nintendo Wii U dan gagal menarik perhatian para konsumen. Mereka pun akhirnya mengibarkan bendera putih alias menyerah di tahun 2014.

Itu dia beberapa deretan produk dari perusahaan-perusahaan ternama yang gagal bersinar dalam 10 tahun ini. Sebelum menghilang dari pasar, kamu pernah cobain salah satunya gak?