5 Fakta Unik Chipset HP, Benda Kecil yang Menjadi Otak dari HP

Jika membahas laptop atau komputer, hanya ada tiga processor yang menguasai pasar, yaitu Intel, AMD, dan processor M milik Apple. Sangat berbeda, justru chipset HP ada banyak, seperti Snapdragon, MediaTek, UNISOC, Tensor, Kirin, hingga JLQ. Selain itu, beberapa merek seperti OPPO, Xiaomi, dan vivo juga dikabarkan sedang mengembangkan chipset baru. Karena ada banyak chipset HP di pasaran, alhasil konsumen bisa memilih chipset yang paling unggul dan cocok untuk mereka. Gak cuma itu, hadirnya banyak chipset juga mencegah adanya monopoli dan menjamin persaingan tetap sehat.

Secara singkat, chipset merupakan otak dari HP. Jadi, chipset bertugas mengatur semua hal yang ada di HP, entah itu membuka file, membuka aplikasi, mengolah data, memproses AI, menangkap foto, mengedit foto, hingga bermain game. Chipset di HP sendiri agak berbeda dengan processor di laptop atau komputer. Pasalnya, chipset merupakan satu paket lengkap yang terdiri dari CPU, GPU, hingga modem jaringan.

Sangat berbeda, processor di laptop atau komputer terkadang hanya terdiri atas CPU. Soal modem, GPU, dan sebagainya ada di komponen yang berbeda. Lebih lanjut, chipset juga menjadi jembatan antara hardware, software, dan sistem itu sendiri. Maka dari itu, semua pekerjaan dan komputasi di HP sangat bergantung dengan chipset. Jika chipset rusak, maka HP tak akan berfungsi dengan baik.

Jika kamu perhatikan, semua chipset pasti memiliki angka nanometer (nm). Sebenarnya, nanometer merupakan sebuah satuan untuk mengukur, sama dengan centimeter, meter, atau kilometer. Nah, secara spesifik angka nanometer di chipset menunjukan berapa ukuran transistor di chipset tersebut. Semakin kecil angka nanometer di chipset, maka secara teori kualitas chipset tersebut semakin bagus.

Pasalnya, angka nanometer yang kecil membuat chipset lebih powerful dan membuat chipset lebih hemat daya. Dahulu, chipset memiliki angka nanometer yang besar, seperti 24, 12, 10, 8, dan 7. Sekarang, angka nanometer terus mengecil hingga 6, 5, 4, bahkan 3 nanometer. Gak cuma itu, beberapa produsen seperti Samsung, Apple, dan Qualcomm juga mulai mengembangkan chipset 2 nanometer.

Karena sering menjalankan pekerjaan berat, alhasil suhu chipset bisa naik. Jika naiknya tidak signifikan sebenarnya hal tersebut tak akan menjadi masalah. Namun, jika naiknya terlalu tinggi makan HP bisa mengalami overheat dan akhirnya akan memunculkan masalah baru. Contohnya, jika digunakan bermain game suhu chipset bisa naik hingga 90 derajat Celcius dan suhu HP secara keseluruhan bisa naik hingga 50 derajat Celcius. Suhu yang naik secara drastis juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti sistem pendingin yang tidak optimal, angka nanometer yang besar, sistem yang berat, hingga pekerjaan yang terlalu berat.

Seperti hal lain, kemampuan atau performa chipset juga bisa diukur. Nah, alat untuk mengukur kemampuan chipset adalah aplikasi benchmark seperti Geekbench dan AnTuTu. Nantinya, hasil pengukuran akan muncul dalam bentuk angka dan semakin tinggi angka yang didapatkan maka chipset tersebut semakin powerful. Contohnya, chipset flagship seperti MediaTek Dimensity 9400 dan Snapdragon 8 Elite mampu menorehkan skor AnTuTu v10 hingga 2,5 jutaan. Kemudian, chipset kelas menengah seperti Snapdragon 7 Gen 4 bisa menorehkan skor AnTuTu v10 di angka 900 ribuan hingga 1 jutaan.

Bukan cuma sekadar komponen kecil, ternyata chipset merupakan suatu komponen krusial di HP. Andalkan chipset, HP bisa menjalankan berbagai hal, entah itu hal yang ringan hingga berat. Oleh sebab itu, semua pengguna harus benar-benar memahami dan cermat saat memilih chipset di HP. Pasalnya, chipset berkualitas rendah tak akan bisa memaksimalkan kinerja dari HP kamu.