mmWave 5G dapat menghasilkan kecepatan data yang sangat tinggi, tetapi untuk mencapainya, ponsel harus mengemas antena array bertahap dan sangat bergantung pada beamforming. Handset 5G dengan dukungan mmWave harus secara konstan menyesuaikan pancaran dan mengelola beberapa elemen antena secara real-time, yang berarti pemrosesan sinyal yang lebih besar, penggunaan penguat daya yang lebih sering, dan konsumsi daya yang lebih tinggi.
Jaringan TDD menggunakan saluran frekuensi tunggal untuk transmisi uplink dan downlink tetapi pada interval waktu yang berbeda, yang menambah fleksibilitas dan meningkatkan efisiensi spektrum, sehingga bermanfaat di daerah perkotaan yang padat.
Namun, jaringan TDD memerlukan sinkronisasi waktu yang ketat antara ponsel dan stasiun pangkalan, serta peralihan antara UL dan DL, sehingga ponsel harus terus menerus menyesuaikan waktu transmisi dan sirkuit radionya, yang menambah biaya pemrosesan dan meningkatkan konsumsi daya. Selain itu, di area sinyal lemah, ponsel harus meningkatkan daya transmisinya untuk mempertahankan koneksi, yang lebih membebani TDD daripada FDD.
Hal yang sama berlaku untuk DC-HSDPA—fitur ini meningkatkan kecepatan data dengan menggunakan dua frekuensi pembawa, bukan hanya satu, yang secara inheren berarti komponen radio perangkat bekerja lebih keras, sehingga meningkatkan konsumsi daya. Namun, ini semua dapat dioptimalkan.