7 Kekurangan MacBook yang Perlu Dipertimbangkan sebelum Membelinya

MacBook memiliki sejumlah fitur unggulan, tetapi sama seperti produk Apple lainnya, harganya bisa terlalu mahal.

Sebagai gambaran, MacBook Air dipatok mulai harga Rp16 juta dengan chip M1, RAM  8 GB, SSD 256 GB, dan layar 13 inci. Sementara itu, untuk mendapatkan MacBook Pro dengan spesifikasi paling sederhana, yaitu chip M1, RAM  8 GB, SSD 256 GB, dan layar 13 inci, kamu harus menyiapkan bujet mulai Rp20juta. Uang yang harus kamu keluarkan akan lebih besar jika mengharapkan RAM, SSD, dan layar yang lebih besar.

Harga tersebut tentunya membuat MacBook hanya bisa dibeli oleh kalangan tertentu. Padahal, dengan bujet yang sama, kamu bisa mendapatkan laptop Windows dengan spesifikasi yang lebih gahar.

MacBook keluaran lama menggunakan prosesor Intel, yang memungkinkan pengguna untuk meng-install sistem operasi Windows menggunakan Boot Camp. Ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan hasil maksimal dari kedua sistem operasi, baik Windows maupun macOS.

Namun, MacBook keluaran yang lebih baru menggunakan chip M1 sebagai pengganti intel. Meskipun ini jauh lebih powerful saat menjalankan macOS, tetapi MacBook M1 tidak mendukung sistem operasi Windows.

Baiklah, memang sejak tahun lalu Apple sudah memungkinkan sistem operasi Windows dijalankan dalam MacBook M1 dengan beberapa solusi, tetapi ini melibatkan perangkat lunak pihak ketiga dan tidak semudah dulu.

Jika kamu membutuhkan banyak laptop dengan penyimpanan besar, kamu perlu berpikir matang-matang sebelum membeli MacBook. Sebab, MacBook tidak dirancang untuk menampung data dalam jumlah besar, dan itu tercermin dari harganya.

MacBook Air dengan harga Rp16jutaan hanya dibekali penyimpanan SSD 256 GB, yang sangat kecil dibandingkan dengan produsen lain. Jika uang tersebut kamu gunakan untuk membeli laptop Windows, kamu akan mendapatkan laptop dengan penyimpanan yang jauh lebih besar.

Sementara itu, jika kamu ingin mendapatkan MacBook dengan penyimpanan yang lebih besar, misalnya 512 GB atau 1 TB, kamu harus mengeluarkan uang tambahan yang cukup besar.

Sebagai laptop kelas premium, MacBook memiliki webcam dengan resolusi rendah, yang tentunya menjadi kelemahan lain dari laptop ini. MacBook umumnya memiliki webcam 720p. Ini sebenarnya tidak buruk, hanya saja tidak sebanding dengan harga dan nilainya yang tinggi. 

Kualitas webcam makin diperhatikan akhir-akhir ini, mengingat semenjak pandemik COVID-19, banyak orang bekerja dan belajar dari jarak jauh serta mengandalkan video online untuk saling terhubung. Mengingat harganya yang mahal, resolusi kamera MacBook yang kecil dianggap tidak memuaskan.

MacBook keluaran terbaru selalu diiringi dengan pengurangan port atau porta pada perangkat. Misalnya, beberapa MacBook hanya memiliki porta USB-C sehingga pengguna harus selalu membawa multiport jika perlu menggunakan porta lain, seperti HDMI atau USB-A.

Memang, saat ini Apple kembali menghadirkan beberapa porta penting, seperti porta HDMI, slot kartu SD, dan porta MagSafe pada model MacBook Pro berukuran 14-inci dan 16-inci, yang membuatnya menjadi jauh lebih mudah. Namun, masih belum jelas arah mana yang akan diambil Apple di masa depan dalam hal jumlah dan jenis porta yang dipertahankan.

Kemampuan upgrade perangkat keras adalah kelemahan lain yang dimiliki oleh MacBook. Filosofi perangkat keras Apple adalah memiliki sistem tertutup, dan itu tercermin dalam produknya yang tidak memungkinkan pengguna meng-upgrade-nya.

Prosesor dan memori terintegrasi pada satu papan sirkuit, yang berarti hampir tidak ada opsi peningkatan sama sekali. Apple bahkan menggunakan sekrup khusus yang membuat pengguna tidak bisa masuk ke bagian dalam MacBook. Dengan demikian, jika kamu ingin menambah kapasitas penyimpanan atau memori, kamu harus membeli MacBook baru.

Ekosistem Apple yang terbatas membuat lebih sedikit perangkat lunak bisa masuk ke macOS. Dan, game menjadi area di mana MacBook masih jauh tertinggal.

Ini masuk akal mengingat MacBook memang lebih berorientasi untuk kebutuhan kantor, produktivitas, dan pekerjaan kreatif daripada bermain game. Terlebih, beberapa game sering dirilis lebih lambat di MacBook daripada konsol game atau desktop Windows. Dengan demikian, jika kamu mencari laptop yang dapat mendukung aktivitas gaming-mu, MacBook mungkin bukan pilihan terbaik.

MacBook memang memiliki beberapa kekurangan, tetapi bukan berarti laptop ini tidak layak untuk dimiliki mengingat perangkat buatan Apple ini juga memiliki banyak keunggulan. Hanya saja, dengan mengetahui kekurangan MacBook, harapannya kamu punya gambaran apakah laptop ini dapat memenuhi kebutuhanmu dan apakah uang yang akan kamu keluarkan sebanding dengan apa yang ditawarkan untukmu.