Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bentuk colokan listrik yang berbeda di tiap negara (freepik.com/lazy_bear)

Intinya sih...

  • Sejarah colokan listrik dimulai pada awal abad ke-20, ketika penemu asal Amerika Serikat menciptakan colokan portabel pertama di dunia.

  • Bentuk colokan listrik berbeda-beda karena standar tegangan dan desain colokan tidak diseragamkan secara global sejak awal perkembangan listrik.

  • Penggunaan adaptor universal sangat disarankan untuk mengatasi perbedaan bentuk colokan di tiap negara.

Saat pertama kali traveling ke luar negeri, kamu mungkin bingung karena charger HP atau laptopmu tidak bisa dicolok ke stopkontak hotel. Ternyata, masalah ini cukup sering dialami para wisatawan. Salah satu penyebabnya adalah bentuk colokan listrik di setiap negara memang berbeda-beda. Tidak hanya bentuk, sistem voltase dan lubang stopkontaknya pun beragam.

Faktanya, perbedaan colokan di tiap negara bukan cuma soal bentuk, tapi juga berkaitan dengan sejarah, standar kelistrikan, dan aturan keselamatan yang berlaku. Lalu, kenapa colokan listrik tidak dibuat seragam di seluruh dunia? Yuk, simak penjelasan berikut agar kamu tidak salah membawa adaptor saat traveling ke luar negeri!

1. Sejarah colokan listrik

ilustrasi colokan listrik di berbagai negara (freepik.com/EyeEm)

Melansir The Conversation, Selasa (8/7/2025), sejarah colokan listrik dimulai pada awal abad ke-20. Saat itu, listrik baru mulai masuk ke rumah-rumah hanya untuk menyalakan lampu. Namun, kebutuhan warga makin berkembang. Mereka mulai ingin menyalakan peralatan lain, seperti setrika atau pemanas air.

Awalnya, warga terpaksa menyambungkan kabel langsung ke fitting lampu supaya lebih praktis. Tapi, cara ini tentu saja sangat berbahaya. Hingga akhirnya, pada 1904, penemu asal Amerika Serikat bernama Harvey Hubbell menciptakan colokan listrik portabel pertama di dunia. Berkat penemuan ini, warga tidak perlu lagi bongkar pasang kabel lampu hanya untuk menyalakan peralatan rumah tangga lain.

2. Kenapa bentuk colokan listrik tidak diseragamkan saja?

ilustrasi perbedaan bentuk colokan listrik di berbagai negara (freepik.com/EyeEm)

Setelah penemuan Hubbell, banyak perusahaan listrik di berbagai negara mulai membuat versi colokan mereka sendiri. Sayangnya, saat itu belum ada standar internasional yang mengatur bentuk colokan karena kebutuhan dan kondisi di setiap negara juga berbeda. Beberapa negara menambahkan fitur keamanan ekstra, seperti grounding, untuk mengurangi risiko sengatan listrik.

Selain itu, ada juga negara yang memilih desain lebih simpel supaya biaya produksi lebih murah. Faktor sejarah pun ikut memengaruhi. Negara-negara bekas jajahan Inggris banyak yang memakai colokan tipe G, sama seperti di Inggris. Sementara itu, sebagian besar negara Eropa daratan memilih tipe C atau F.

3. Beda bentuk colokan, beda tegangan

ilustrasi perbedaan bentuk dan tegangan colokan listrik di berbagai negara (freepik.com/bualuang_freepik)

Selain bentuk colokan, sistem voltase juga berbeda-beda. Amerika Serikat, Kanada, dan beberapa negara di Amerika Tengah menggunakan tegangan 110–120 volt dengan frekuensi 60 Hz. Di sisi lain, sebagian besar negara Eropa, Asia, dan Afrika memakai tegangan 220–240 volt dengan frekuensi 50 Hz. Kenapa tegangannya bisa berbeda-beda? Balik lagi, ini juga soal sejarah.

Pada awal abad ke-20, Amerika Serikat memutuskan memakai voltase lebih rendah demi alasan keselamatan. Sementara itu, Eropa memilih voltase lebih tinggi supaya distribusi listrik ke rumah-rumah lebih efisien. Kalau sekarang colokan di seluruh dunia diseragamkan, biayanya tentu akan mahal sekali. Negara harus mengganti jutaan stopkontak di rumah, gedung, hotel, hingga peralatan listrik yang sudah ada. Ribet banget, kan?

4. Jenis colokan listrik di dunia

ilustrasi jenis colokan listrik yang berbeda di tiap negara (freepik.com/etaphop)

Menurut data dari World Standards, ada lebih dari 15 tipe colokan yang dipakai di seluruh dunia. Beberapa jenis colokan yang umum digunakan adalah:

  • Tipe A dan B: Biasanya dipakai di Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang

  • Tipe C, E dan F: Umumnya digunakan di Eropa daratan, Asia, dan sebagian Afrika

  • Tipe G: Digunakan di Inggris, Irlandia, Singapura, Malaysia, dan beberapa negara bekas jajahan Inggris

  • Tipe I: Biasa dipakai di Australia, Selandia Baru, dan beberapa negara Pasifik

5. Gunakan adaptor universal untuk colokan berbeda

ilustrasi adaptor travel universal (gadgetwagon.in)

Colokan listrik di tiap negara berbeda karena standar tegangan dan desain colokan memang tidak diseragamkan secara global sejak awal perkembangan listrik. Untuk mengatasi perbedaan ini, terutama bagi wisatawan atau pekerja yang sering bepergian lintas negara, penggunaan adaptor universal sangat disarankan. Adaptor universal memungkinkan kamu mengisi daya HP, laptop, atau gadget lain melalui stopkontak di negara tujuan.

Melalui satu perangkat adaptor, kamu bisa menyesuaikan steker gadget ke tipe colokan yang tersedia di hotel, bandara, atau tempat tinggal, tanpa perlu repot mencari colokan khusus yang kompatibel tiap kali berpindah tempat. Colokan berbeda kini bukan lagi masalah. Jadi, selalu bawa adaptor universal saat bepergian agar aktivitas memakai perangkat elektronik tetap lancar di mana pun kamu berada.

Sekarang sudah tahu, kan, kenapa colokan listrik di tiap negara berbeda-beda? Jadi, jangan lupa riset terlebih dulu, bawa adaptor yang sesuai, dan siapkan konverter tegangan jika diperlukan. Semoga kamu tidak bingung lagi soal colokan pas traveling!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team