contoh penulisan judul artikel (idntimes.com)
"Kalau sudah effort banget bikin artikel dan bagus, tapi judulnya gak menarik? Percuma, gak ada yang baca, gak ada yang klik," ujar Bayu Dwityo Wicaksono.
Struggle ini pasti relatable bagi kamu yang sering menulis artikel. Sudah menghabiskan energi dalam menulis artikel, tiba-tiba kamu menyadari bahwa kolom judul masih kosong.
Nah, ternyata 83 persen artikel yang diklik menyertakan harga, spesifikasi, brand, dan tipe HP. Harga yang dimaksud dalam artikel ini bukan nominalnya, melainkan kata 'Harga'. Selanjutnya, 75 persen artikel diklik jika ada kata hands-on dan review. Pembaca akan memahami bahwa artikel tersebut merupakan review jujur, bukan iklan.
Berikutnya, 42 persen artikel diklik jika menyertakan keunggulan di judul. Sebagai contoh, fitur terbaru yang hanya ada di smartphone tersebut atau daya baterai yang menjadi juara. Terakhir, 17 persen artikel diklik apabila menampilkan fitur terbaiknya. Akan tetapi, nama fitur yang terlalu unik justru akan membuat pembaca kebingungan. Akibatnya, kemungkinan untuk diklik menjadi kecil.
data Google Trends (trends.google.com)
Penulisan kata-kata dalam judul juga lebih baik apabila kamu mengeceknya terlebih dahulu di Google Trends. Sebagai contoh, HP, hape, ponsel, dan smartphone memiliki arti yang sama. Setelah dicek, ternyata kata kunci 'HP' lebih sering dicari dibandingkan sinonim lainnya. Lebih menariknya lagi, perbedaan pencarian ini sangat jauh.
Melihat dari perspektif yang berbeda, Ricky Bunardi mengunggulkan fitur di seri smartphone tersebut. Ia juga tidak menghindari kata-kata yang mungkin mengandung unsur clickbait. Perlu diingat, clickbait yang dimaksud adalah penggunaan kata yang sedikit berlebihan tetapi berdampak, bukan clickbait yang sering diartikan sebagai kebohongan. Di sisi lain, Bernadus Agung menjelaskan bahwa ia akan menulis judul yang relatable, yang berkaitan dengan permasalahan umum.