Kamu ingin memiliki in-ear monitor (IEM) dengan suara mumpuni? Banyak, kok. Baik digunakan untuk aktivitas sehari-hari atau produksi musik, IEM sudah menempel erat di telinga para musisi.
Beberapa IEM menawarkan fitur kabel yang dapat dilepas (detachable). Jadi, jika suatu saat sudah tidak berfungsi atau kamu kurang puas dengan inputnya, kamu dapat menggantinya.
Nah, jika kamu tertarik, berikut adalah IEM detachable yang memanjakan telinga dan tidak membuat kantongmu kering.
Yang satu ini datang dari Jerman. Sama seperti Shure, kualitas dan kredibilitas audio Sennheiser tidak perlu diragukan lagi. Bersaing dengan IEM detachable di rentang harga < Rp2 juta, Sennheiser dengan bangga merilis IE 40 Pro. Sama seperti SE215, Sennheiser IE 40 Pro mengusung single dynamic driver yang menjanjikan suara yang "bulat" dan kuantitas bass dan treble yang seimbang.
Dari segi kenyamanan, Sennheiser mengklaim bahwa setelah melalui berbagai percobaan, desain IE 40 Pro yang telah disempurnakan akan terasa nyaman di berbagai bentuk telinga, mau yang besar atau kecil.
Kelemahan dari IE 40 Pro justru terletak di bagian kabelnya yang sulit didapatkan. Bahkan, kamu harus memesan dari Sennheiser langsung. Akan tetapi, jika kamu memiliki kenalan jasa recable, kamu tidak perlu repot-repot.
Sennheiser IE 40 Pro dibanderol seharga Rp1,8 jutaan dan tersedia dalam dua varian warna:
IEM yang satu ini juga berasal dari Negeri Tirai Bambu. Bermarkas di Guangdong, Tiongkok Tenggara, TinHiFi merilis T4 sebagai produk lanjutan dari seri T2 dan T3 yang mendulang kesuksesan besar.
Kalau dilihat dari segi desain, T4 memang tidak berubah sama sekali dari pendahulunya. Desain T4 dibuat agar bisa lebih awet dari hubunganmu (ups!).
"Eh! Jangan tersinggung."
Maksud kami adalah desainnya yang terbuat dari aluminium tersebut benar-benar kuat. Selain itu, T4 dapat mengunci telingamu erat-erat dari suara luar.
Sekadar saran, pemilihan ear tips akan memaksimalkan pengalamanmu dengan T4. Salah pilih tips? Tidak nyaman, deh. Minusnya adalah, saat mengatur kabelnya mengitari telinga. Apalagi, kalau kamu pengguna kacamata. Perlu perjuangan ekstra.
Dari segi suara, T4 yang mengusung single dynamic driver tentunya lebih superior dibandingkan pendahulunya. Bagaimana bedanya?
T4 juga dapat menghasilkan clarity pada sektor high, mid, dan bass yang tidak saling mendominasi, melainkan saling bersinergi. Tetapi ingat satu hal: tips dan pemasangan kabel yang tepat! Tidak main-main soal suara, TinHiFi T4 dihargai Rp1,8 juta.
Siapa yang tidak kenal Shure? Produsen mikrofon dan pelantang telinga asal Amerika Serikat ini terkenal legendaris dalam kedua produk andalannya tersebut.
Untuk memanjakan telinga dan kantongmu, Shure merilis salah satu IEM detachable dengan kualitas di atas rata-rata pada kelasnya: SE215.
Tak perlu khawatir soal kualitas suara. Dengan model yang mengikuti kakaknya, SE535, Shure SE215, dilengkapi dengan single dynamic driver, menjanjikan kualitas suara yang warm serta keseimbangan kuantitas bass dan treble.
Selain itu, SE215 mengusung desain Sound Isolating™ khas Shure yang mengunci telingamu dari suara luar.
Kamu ingin SE215 jadi wireless? TIDAK MASALAH! Shure juga menyediakan kabel detachable wireless untuk SE215, tentunya dengan harga tambahan. Dengan mode wireless, kamu bisa kenakan SE215 bahkan saat kamu mengangkat barbel atau berlari di treadmill.
Dengan kualitas yang mumpuni, Shure SE215 dibanderol seharga Rp1,6 jutaan, dan tersedia dalam empat varian warna:
Yang satu ini berasal dari Tiongkok. Terkenal di kalangan penggemar Chi-Fi (China Hi-Fi) atau para penggemar perangkat audio asal Negeri Panda, The Fragrant Zither (TFZ) merilis TFZ King II.
Dari segi suara, TFZ King II mengusung double dynamic driver sehingga menghasilkan suara beresolusi tinggi dengan bass yang nendang dan treble yang detail. Kamu penggemar musik jedag-jedug seperti EDM, rock, atau pop? Soundstage yang ditawarkan King II cukup luas untuk mencakup seluruh elemen di dalam lagu.
Kekuatan terbesar TFZ King II adalah pada desainnya yang ramah di telinga. Pemakaian jangka panjang bukanlah masalah dengan IEM ini. Terlebih lagi, desain King II dapat mengunci telingamu di lingkungan ramai seperti di dalam bis TransJakarta atau kereta MRT.
Dengan kata lain, TFZ King II dapat menemanimu saat bekerja atau beraktivitas sehari-hari! Untuk memboyong TFZ King II, siapkan Rp1,6 jutaan dan tersedia dalam dua varian warna:
Eropa? Sudah. Tiongkok? Sudah. It's time for Japan!
IEMd satu ini datang dari Negeri Sakura, dan pastinya sudah dikenal oleh kalangan audiophile di seluruh dunia. Tidak lain dan tidak bukan, Audio Technica. Untuk bersaing di pasaran IEM Rp1 jutaan, Audio Technica mengutus E40.
Dari segi suara, E40 hadir dengan single dynamic driver. Hal ini memastikan kejernihan bass dan treble pada E40. Mid-bass E40 bersifat "maju" dan kaya, memanjakan bagi kamu yang suka musik akustik.
Karena dominasi mid-bass, treble E40 terkesan "malu-malu kucing". Akan tetapi, treble yang tertutup tersebut menjadi pesona tersendiri yang menghilangkan sibilance pada E40.
Kekurangan terbesar E40 terletak di bagian desain. Terbuat dari plastik berkualitas tinggi, desain E40 tidak terlalu ergonomis sehingga pemakaian untuk jangka panjang dapat membuat telingamu tidak nyaman. Hal tersebut dapat ditanggulangi dengan ear tips yang tepat.
ATH E40 dibanderol seharga Rp1,2 juta.
Lagi-lagi dari Tiongkok, perkenalkan Knowledge Zenith (KZ). Merek satu ini memang terkenal di antara para ChiFi yang menginginkan IEM kualitas bintang lima dengan harga kaki lima.
Sukses dengan seri ZS5, KZ merilis ZS6 sebagai prelude menuju ZS10. Didapuk oleh banyak audiophile sebagai versi ZS terbaik, ZS6 memang mengusung kualitas suara spektakuler di kisaran harganya.
Mengusung empat driver seperti ZS5, yaitu 2 balanced armature dan 2 dynamic drivers, ZS6 memiliki karakter suara "V-shaped". Kekuatan utama ZS6 berada pada keseimbangan bass. Mid-bass ZS6 juga dapat mengeluarkan potensi pada musik akustik dan vokal pada lagu EDM.
Namun, kekurangan ZS6 terletak pada treble, konsekuensi dari memasang 2 balanced armature drivers secara berdampingan di dekat nosel.
Pada sektor high, ZS6 terkesan "di luar kontrol". Oleh karena itu, jika kamu mendengarkan lagu dengan vokal yang tinggi, siap-siap untuk mengecilkan volume jika tidak mau budek.
Dari segi desain, ZS6 ramah di telinga. Jangan ragu untuk menggunakan ZS6 saat beraktivitas sehari-hari. Akan tetapi, bagi kamu yang memakai kacamata, ZS6 memerlukan usaha ekstra agar terasa nyaman.
Ekonomis, KZ ZS6 dapat kamu bawa pulang seharga Rp500 ribu.
IEM detachable ekonomis terakhir datang dari Indonesia! Perkenalkan Basic IE-300 SHD, penerus IE-200 yang sukses besar di kalangan audiophile Indonesia.
Dari segi desain, IE-300 akan mengingatkanmu pada Shure SE215. Oleh karena itu, jika kamu nyaman dengan fitting SE215, IE-300 akan akrab di telingamu. Perbedaan kecilnya hanya pada ukuran IE-300 yang tidak selonjong SE215.
Menyesuaikan IE-300 dapat sedikit merepotkan karena kabel MMCX IE-300 "punya pikiran sendiri" alias suka berputar sendiri.
Dari segi suara, IE-300 memiliki dynamic micro driver. Berbeda dengan IE-200 yang warm, IE-300 memiliki bass yang lebih nendang dan treble yang mencakup detail terkecil dari instrumen pada lagu. Separasi antar instrumen juga rapi, sehingga tidak saling tumpang tindih. Oleh karena itu, IE-300 amat cocok untuk mendengarkan lagu pop, EDM, dan jazz.
Basic IE-300 dibanderol seharga Rp300 ribuan.
Itulah IEM over-ear yang detachable dengan harga di bawah Rp2 juta. Berbagai IEM ini membuktikan bahwa dengan harga murah, kualitas yang ditawarkan tidak murahan.
"Yuk, beli."