Saat ini, ada banyak orang yang sukses berkarir sebagai vlogger, terutama di platform YouTube. Melihat pundi-pundi rupiah dan ketenaran yang dihasilkan, kita mungkin tergiur untuk melakukan hal yang sama. Of course, banyak yang harus kita siapkan. Salah satunya adalah kamera video untuk vlogging.
Kamera seperti apa yang dibutuhkan, apakah digital single-lens reflex (DSLR) atau mirrorless? Bagaimana kualitas gambar, audio, dan stabilizer kamera tersebut? Selengkapnya, tengok ke bawah!
Fujifilm X-S10 adalah kamera mirrorless yang compact dan ringan. Ini menguntungkan bagi para vlogger spesialis travel atau kuliner. Beratnya hanya 465 gram, sudah termasuk baterai dan memory card.
Terdapat layar flip-out yang bisa diputar ke depan agar kita bisa melihat wajah kita sendiri ketika berbicara di depan kamera. Selain bisa merekam video dalam format 4K, terdapat in-body image stabilization lima sumbu untuk mengurangi getaran supaya video yang dihasilkan tetap halus.
Mengutip The Verge, terdapat microphone input supaya audio yang dihasilkan lebih jelas dan mudah diedit. Baterai yang digunakan adalah NP-W126S yang berkapasitas 1260 mAh, cukup untuk dipakai nge-vlog seharian. Fujifilm X-S10 yang di-bundling dengan lensa kit XC 15-45mm f/3.5-5.6 OIS PZ dipatok dengan harga Rp17,5 juta.
Cocok untuk vlogging, Sony A6400 memiliki layar flip 180 derajat yang bisa diputar ke atas. Kita tak perlu repot-repot mengatur tripod, cukup pegang dengan satu tangan jika ingin berbicara di depan kamera. Dilansir VloggerPro, layarnya juga bisa diputar ke bawah dengan sudut 78 derajat.
Video yang dihasilkan jernih dan tajam karena formatnya 4K. Bagi kamu yang suka membuat video time-lapse, manfaatkan fitur interval recording yang sudah disediakan. Tetapi, Sony A6400 tidak dibekali dengan image stabilization sehingga video yang dihasilkan rentan akan guncangan.
Baterai yang digunakan adalah NP-FW50 yang kapasitasnya hanya 1020 mAh. Di situs resminya, www.sony.co.id, kamera ini dijual dengan harga Rp12,9 juta (body only) dan Rp14,9 juta (body dan lensa power zoom 16-50mm). Tertarik untuk memilikinya?
Sepertinya, Canon EOS M50 Mark II diciptakan khusus untuk vlogging. Kamu bisa merekam video dalam format 4K, baik secara horizontal maupun vertikal. Terdapat fitur face & eye detection autofocus dan movie servo AF untuk menjaga fokus pada subjek, bahkan ketika sedang bergerak.
Untuk menjaga agar video tetap stabil, fitur movie digital IS akan membantumu. Video akan lebih steady jika kita menggunakan lensa yang dilengkapi dengan image stabilization. Guncangan akan diminimalkan, bahkan ketika kita merekam video sambil berjalan sekalipun.
Yang bikin beda, kamu bisa melakukan live streaming YouTube dengan Canon EOS M50 Mark II. Dengan koneksi Wi-Fi yang stabil, kamu bisa berinteraksi dengan audiens secara langsung! Siapkan budget Rp11,7 juta, maka kamu akan mendapatkan kamera beserta lensa EF-M 15-45mm.
Sama seperti beberapa kamera sebelumnya, Nikon Z fc bisa merekam video dalam format 4K dan dibekali dengan flip screen. Terdapat fitur eye-detection AF yang otomatis mengunci fokus pada mata. Tidak hanya mengenali mata manusia, tetapi juga hewan seperti kucing dan anjing!
Bagi content creator, kualitas audio sama pentingnya dengan video. Kamu bisa menangkap suara berkualitas tinggi dengan built-in stereo mic atau menggunakan mikrofon eksternal yang bisa disambungkan lewat jack 3,5 mm. Namun, karena tidak ada in-body stabilization, kamu harus menyiasatinya dengan gimbal agar hasilnya tidak shaky.
Dengan berat hanya 445 gram, kamu bebas membuat vlog tanpa merasa pegal. Untuk daya, menggunakan baterai lithium-ion EN-EL25 yang kapasitasnya 1120 mAh. Unit yang dijual dengan lensa 16-50mm f/3.5-6.3 VR dihargai sekitar Rp17 juta, sedangkan yang di-bundling dengan fixed lens 28mm dipatok Rp18,5 juta.
Bikin vlog tidak harus selalu pakai kamera mirrorless. Kalau kamu suka berpetualang ke tempat yang menantang, gunakan action camera seperti GoPro Hero 10. Tak tanggung-tanggung, kamera mungil ini bisa merekam video dalam format 5,3K! Hasilnya pun stabil berkat teknologi HyperSmooth yang disertakan di dalamnya.
Yang tidak dimiliki oleh kamera mirrorless adalah kemampuan waterproof yang tahan hingga kedalaman 33 kaki (10 meter). Selain itu, kamu bisa membuat video menjadi dramatis berkat fitur timewarp 3.0 dan 8X slow-motion. Bayangkan, betapa keren hasilnya setelah diedit nanti?
Akan tetapi, tidak ada yang sempurna. Baterainya hanya tahan 3 jam jika dipakai terus-menerus, mengutip Digital Camera World. Ukurannya juga lebih besar daripada GoPro versi sebelumnya. Dan jika kita merekam dalam format 5K, memori akan cepat penuh. But, if you like it, siapkan dana Rp7,2 juta ya!
Jika kamu mencari action camera yang lebih terjangkau dari GoPro Hero 10, maka DJI Pocket 2 adalah jawabannya. Harganya sekitar Rp6 juta. Tetapi, DJI Pocket 2 hanya bisa merekam video dalam format 4K.
DJI Pocket 2 nyaman dipegang karena bentuknya disesuaikan dengan genggaman tangan. Dengan gimbal stabilization, video akan tetap halus walau kita sedang berjalan atau berlari.
Minusnya, kamera akan menjadi panas apabila kita terlalu lama merekam dalam format 4K. Selain itu, noise handling-nya juga masih kurang. Kemampuannya dalam merekam area yang minim cahaya juga perlu ditingkatkan.
Sedikit lebih tinggi dari GoPro Hero 10, Insta360 ONE X2 bisa merekam dalam format 5,7K. Seperti namanya, kamera ini bisa merekam video dengan sudut 360 derajat alias menyerupai globe!
Laman Digital Camera World memujinya sebagai kamera yang detail, tajam, dan penuh warna. Kualitas audionya baik karena memiliki empat mic, baterainya juga awet karena berkapasitas 1.630 mAh. Fitur creative edits membuat hasilnya terlihat unik dan istimewa.
Meski begitu, kita hanya bisa merekam video berformat 5K dengan durasi 80 menit atau bahkan kurang dari itu. Dan fitur waterproof-nya hanya bekerja dengan kedalaman maksimal 5 meter saja. Harganya sedikit lebih mahal dari GoPro Hero 10, yaitu Rp7,5 juta.
Well, that's it! Dari sekian banyak kamera yang telah disebutkan di atas, kamu paling sreg sama yang mana?