[SURVEI] Peringkat Brand HP Terfavorit 2021 Versi Pembaca IDN Times!

Untuk menjadi brand terfavorit, suatu produk perusahaan haruslah diminati terlebih dahulu oleh konsumennya. Kalaupun tidak dimiliki, setidaknya produk-produk mereka diinginkan oleh masyarakat luas.

Dari 136 responden yang didapatkan IDN Times dari berbagai daerah, didapatkan data 52,9 persen responden belum membeli HP baru pada 2021 ini. Ada banyak alasan yang mendasari keputusan tersebut. Alasan paling utama dikarenakan HP lama mereka masih berfungsi dengan normal (67,4 persen) sehingga kebutuhan untuk ganti belum ada.

Akan tetapi, hal ini tidak mengubah kenyataan bahwa setengah jumlah responden IDN Times tetap berkeinginan membeli HP baru.

Jika melihat data yang telah didapatkan, setidaknya ada tiga alasan besar responden IDN Times memiliki rencana atau memutuskan berganti HP pada 2021 ini. Alasan pertama adalah karena HP lamanya sudah tidak mumpuni lagi, alias ada penurunan performa yang membuat HP-nya sudah tidak berjalan dengan normal (41,2 persen). Yang kedua yaitu HP-nya sudah rusak (19,1 persen) dan terakhir, mereka ingin up-to-date dengan teknologi terbaru (19,1 persen).

Erna adalah salah satu dari responden yang merasakan HP lamanya sudah tidak berjalan sebagaimana mestinya dan berkeinginan untuk mengganti yang baru. Perempuan yang punya pekerjaan di bidang media sosial tersebut mengatakan bahwa HP Honor-nya sudah tidak lagi berfungsi normal setelah pemakaian lebih dari dua tahun.

Erna menceritakan bahwa dia memiliki HP Honor itu pada 2018 lalu, saat dia masih menjadi mahasiswi. Dia membeli HP tersebut setelah mendapat rekomendasi dari penjual HP. Sebelumnya, perempuan tersebut mengincar HP milik Xiaomi, namun berubah keputusan setelah sang penjual mengatakan bila kamera dari Honor lebih bagus.

“Nggak cuman itu sih. Waktu itu juga pertimbangannya tempat service Honor dekat. Itu jadi pertimbangan besar dan akhirnya aku putusin beli Honor. Aku puas dengan pilihan itu karena kameranya memang berfungsi dengan baik sesuai yang aku inginkan,” cerita Erna.

Walaupun keputusan memilih HP tersebut adalah keputusan yang tepat bagi Erna, sayangnya performanya tidak bisa maksimal dalam waktu lama. Erna mulai merasakan HP-nya berjalan lemot hingga 2021 ini dan dia memutuskan untuk bersiap-siap berganti HP. Saat ini, yang dia incar adalah Samsung.

“Sedari dulu sebenarnya aku pakai Samsung sih. Jadi aku ingin kembali lagi,” ujarnya.

Pengalaman serupa turut dirasakan Vitto. Pemuda asal Jakarta tersebut juga berganti HP karena performa HP sebelumnya sudah melambat akibat dimakan waktu. Hanya saja, ada perbedaan besar dari brand yang dipilih kedua responden itu. Jika HP lama Erna adalah Honor, maka HP lama Vitto yaitu Samsung.

HP lama Vitto adalah Samsung Galaxy Note 8, salah satu produk flagship dari perusahaan asal Korea tersebut. Walaupun berfungsi normal dalam kurun waktu yang lama, yaitu empat tahun, Vitto merasakan adanya penurunan performa, terlebih dalam urusan baterai. Yang dahulu cukup dengan sekali pengisian, sekarang dalam sehari Vitto perlu mengisinya sebanyak dua kali.

Situasi itu memutuskan Vitto mengganti Galaxy Note 8 tersebut dengan produk baru. Akan tetapi, HP tersebut tidak diganti dengan produk dari brand yang sama, melainkan diganti dengan brand lain, yaitu Xiaomi. Ya, Vitto memutuskan memilih Redmi Note 10 Pro edisi spesial.

Ada alasan kuat yang mendasari Vitto memilih Redmi Note 10 pro. Alasan pertama adalah banyak review dari YouTuber-YouTuber tekno yang mengatakan HP tersebut sangat layak dibeli karena harganya murah, namun punya performa tak karuan hebat.

Dia mempercayai hal tersebut dengan membandingkan sejumlah HP lain yang memiliki pasar harga serupa. Menurutnya, di harga bawah Rp4 juta, spesifikasi Redmi Note 10 Pro mengalahkan HP lain dengan harga satu tingkat lebih mahal.

Alasan kedua yang mendasari perpindahannya ke Xiaomi adalah karena Vitto sebelumnya sudah punya ekosistem produk brand tersebut.

“Sebelum beli, aku sudah punya TV dan router internet Xiaomi. Aku pikir-pikir lagi, kenapa tidak sekalian saja masuk ke ekosistem Xiaomi jadi biar aku bisa kontrol sekaligus lewat satu HP?” jawab Vitto.

Alhasil, selain membeli HP, Vitto juga menguatkan ekosistem Xiaomi di rumahnya dengan menambah air purifier dan CCTV.

Jauh berbeda dengan Vitto yang berganti brand, Ari dari Denpasar malah memutuskan untuk setia kepada satu brand saja. Ari memilih untuk setia kepada produk HP dari Apple, yaitu iPhone. Tentu saja jawabannya tidak lain adalah karena kualitas HP tersebut yang sangat terpercaya.

Ari telah memakai iPhone semenjak dirilisnya iPhone 3. Dia mulai memakai HP tersebut karena mendapatkan produk itu dari temannya. “Dia jual murah ke saya waktu itu. Jadi, ya sudah,” jawab Ari.

Semenjak menggunakan iPhone, Ari tidak bisa lagi berpindah ke HP brand lain. Alasan utamanya adalah karena dia terlalu nyaman dengan sistem operasi milik Apple tersebut dan ada banyak aplikasi eksklusif yang dipakai olehnya. Sampai artikel ini ditulis, Ari masih memakai iPhone lamanya, yaitu iPhone 7S dan belum berniat untuk menggantinya dengan seri terbaru.

Ada yang menarik dari kisah Ari dalam memiliki sejumlah iPhone tersebut. Di dalam survei, pria yang punya pekerjaan sebagai penulis lepas itu memilih tidak akan mengeluarkan dana lebih dari Rp5 juta demi mendapatkan suatu HP. Ini berseberangan dengan kenyataan bahwa harga iPhone hampir tidak ada yang di bawah Rp5 juta.

Ternyata, Ari memiliki teman yang tergabung dalam komunitas pencinta Apple dan suka melakukan review produk.

“Orang-orang seperti ini kan biasanya beli satu produk HP buat di-review saja. Setelah di-review, HP itu dijual lagi. Saya dapat iPhone dengan murah lewat cara itu,” terang Ari dalam menjelaskan triknya cara mendapatkan iPhone dengan harga murah.

Sebenarnya bukan hanya Ari saja yang berpikiran untuk mendapatkan HP dengan harga di bawah harga Rp5 juta. Ada 29,4 persen responden IDN Times lainnya yang juga berpikiran demikian. Mereka melihat harga tersebut merupakan harga ideal untuk mendapatkan satu produk HP.

Sayangnya, Rp3 juta hingga Rp5 juta bukanlah harga favorit HP responden IDN Times. Harga favorit responden IDN Times adalah di rentang harga Rp1 juta hingga Rp3 juta (33,1 persen). Itu artinya setidaknya satu dari tiga responden IDN Times akan memilih dan membeli HP di rentang harga tersebut.

Untuk posisi ketiga dalam favorit harga, ia ditempati oleh HP senilai Rp5 juta sampai Rp7 juta. Melihat dari seluruh data ini, dapat disimpulkan HP favorit di Indonesia merupakan HP yang memiliki harga terjangkau.

Ada fakta menarik yang cukup berseberangan dengan poin sebelumnya. Walaupun harga menjadi pertimbangan besar, nyatanya responden IDN Times tidak sepenuhnya bergantung pada hal itu.

Ketimbang harga, mereka lebih melirik brand HP terkenal yang membuat produk berkualitas tinggi sebagai pertimbangan membeli suatu HP. Dari data yang didapat, hampir lima dari 10 responden IDN Times akan mempertimbangkan brand HP-nya dulu.

Barulah hal yang menjadi pertimbangan selanjutnya untuk memilih suatu HP adalah fiturnya banyak (12,5 persen) dan kamera yang canggih (11,8 persen). Setelah itu, responden IDN Times baru memilih HP sesuai dengan harganya.

Dari alasan-alasan dasar untuk memilih HP tersebut, tidak mengagetkan bila tiga besar brand HP terfavorit versi IDN Times bisa ditebak. Ketiga brand tersebut adalah Xiaomi, Apple, dan Samsung.

Baik untuk HP yang dimiliki ataupun ingin dibeli, Samsung menduduki posisi pertama sebagai brand HP terfavorit mengingat sepertiga jumlah responden memilih brand tersebut. Akan tetapi berbeda kasusnya dengan brand yang menempati posisi nomor dua dan tiga.

Pada kategori kepemilikan HP favorit, Xiaomi menempati posisi nomor dua dengan angka 20,6 persen, sedangkan Apple hanya 18,4 persen. Baru pada kategori HP favorit yang diinginkan, Apple menggeser Xiaomi, yang memiliki angka 22,1 persen, dengan jumlah responden sebanyak 29,4 persen.

Posisi brand HP terfavorit di Indonesia ternyata tidak jauh berbeda dengan juara yang diumumkan oleh StatCounter untuk versi internasional, yaitu Samsung. Jika mau diamati, Samsung memang memiliki produk HP yang menyasar ke berbagai kalangan.

Sebagai contoh, seri Galaxy S dan Galaxy Note diperuntukkan untuk mereka yang mengejar sisi premium dengan spesifikasi kelas atas. Sedangkan seri Galaxy A dan M diperuntukkan untuk pasar kelas menengah yang berbudget Rp3 juta sampai Rp5 jutaan.

Berbeda dengan Apple. Apple hanya memiliki satu seri produk HP, yaitu iPhone. Kalaupun ada perbedaan, itu hanya varian saja, tidak sampai seri dan harganya terbilang tinggi. Akan tetapi, Apple menjamin produk mereka memiliki kualitas yang sebanding dengan harga yang dikeluarkan. Di Indonesia sendiri, produk terbaru iPhone hampir dipastikan dihargai di atas Rp10 juta.

Jika Apple ingin terus menjadi brand premium dan Samsung ingin menjadi brand yang dinikmati segala pihak, maka Xiaomi ingin menjadi brand yang dapat menyaingi kepopularitasan kedua brand tersebut.

Menyandang brand yang sering mengeluarkan flagship killer, Xiaomi tidak pernah sungkan untuk merilis HP berspesifikasi tinggi dengan harga sangat terjangkau. Maka dari itu, di Indonesia Xiaomi sangat populer dimiliki orang-orang, khususnya mereka yang mengincar harga murah.

Seperti Vitto, Erna, dan Ari, setiap orang memiliki brand favoritnya masing-masing dan setiap pilihan didasari alasan tersendiri. Vitto memilih Xiaomi karena harganya murah, namun punya spesifikasi canggih serta ekosistem yang kuat.

Ari suka dengan Apple karena eksklusif, namun berkualitas tinggi. Lalu Erna condong menyukai Samsung karena pengalamannya selalu baik dalam memakai brand tersebut.

Untuk mendapatkan brand HP favoritmu dan puas dengan pilihanmu, ada baiknya kamu mengikuti beberapa tips ini:

• Lakukan riset dan pengamatan terlebih dulu. Kamu bisa mencontoh Vitto yang melihat review di YouTube sebelum membeli suatu HP;
• Kenali kelebihan dan kekurangan brand tersebut. Mengingat tidak ada yang sempurna, mau tidak mau kamu harus siap mengantisipasi kekurangan dari HP yang bakal kamu pilih;
• Pertimbangkan kebutuhan apa yang kamu miliki. Contoh paling mudah bisa dilihat dari Erna yang memilih HP dengan pertimbangan besar dari kualitas kameranya;
• Sesuaikan dengan kemampuan danamu. Tentu saja ada harga, ada kualitas. Kalau ingin dapat HP berkualitas bagus, kamu harus mengeluarkan dana tidak sedikit pula atau mengakalinya dengan membeli bekas seperti yang dilakukan Ari.

Tidak bisa dimungkiri konsumen akan selalu memiliki harapan besar akan adanya perkembangan inovasi di kemudian hari. Dari data yang didapatkan, responden IDN Times sangat menginginkan adanya perkembangan dari segi kualitas HP (52,2 persen). Setidaknya, melalui Vitto, Erna, dan Ari, ada beberapa hal yang bisa ditarik dari kualitas:

• Sistem operasi yang lebih lama. Erna merasa HP yang dia beli selalu melambat (dalam hal performa) setelah dipakai lebih dari dua tahun dan itu diakibatkan oleh sistem operasi yang tak lagi diperbarui. Dari sini, Erna berharap HP selanjutnya akan punya pengembangan sistem operasi yang lebih lama, agar dia tak perlu berganti-ganti HP terus
• Kualitas kamera yang lebih bagus. Selain Vitto, harapan ini juga disampaikan oleh 9,6 persen responden lainnya. Mengabadikan suatu momen serta membuat konten kreatif pada saat ini menjadi sesuatu yang penting. Tidak bisa dimungkiri pada akhirnya kamera menjadi pertimbangan dalam memilih suatu produk HP.
• Harga yang lebih terjangkau. Ari melihat untuk memiliki HP dari brand kesayangannya sangatlah susah dikarenakan harganya yang sangat tinggi. Alangkah baiknya bila di 2022 atau di suatu hari nanti, akan ada HP dari Apple yang punya harga terjangkau.

Itulah sejumlah informasi yang bisa kamu dapatkan dari survei IDN Times kali ini. Jadi bagaimana? Apakah kamu setuju dengan posisi brand HP terfavorit versi para pembaca IDN Times atau kamu punya penilaian tersendiri?