Tren Serangan Siber 2023, Ransom Jadi Tujuan Utama

- Teknologi, Media, dan Telekomunikasi (TMT) jadi target utama serangan siber
- AI mempengaruhi pertahanan dan serangan, geopolitik juga berdampak pada keamanan siber
- Sektor TMT paling sering diserang di Indonesia, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Wilayah China Raya, dan Australia
Ensign InfoSecurity, penyedia solusi keamanan siber, resmi meluncurkan Laporan Lanskap Ancaman Siber 2024 Ensign pada Rabu (15/5/2024). Laporan ini mengacu pada data intelijen ancaman siber milik Ensign.
Dibanding tahun 2022, Ensign mengamati adanya pergeseran di antara tiga industri yang paling banyak dijadikan sasaran. Sektor Teknologi, Media, dan Telekomunikasi (TMT) hadir sebagai target baru bagi para hacker.
Acara peluncuran tersebut menghadirkan Adithya Nugraputra, Head of Consulting, Ensign InfoSecurity Indonesia, untuk memberikan poin-poin penting dari laporan tersebut.
1. Tren ancaman siber 2023

Terdapat sejumlah tren yang disoroti terkait ancaman siber di tahun 2023. Perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang semakin pesat tampaknya menjadi tren ancaman utama di tahun lalu. Beberapa tren ancaman utama siber di tahun 2023 meliputi:
- Dampak AI pada pertahanan dan serangan
AI memang bisa membantu tim keamanan dengan alat yang lebih canggih untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan. Akan tetapi, para peretas juga bisa menggunakan teknologi tersebut untuk melakukan eksplorasi awal dan akses. - Geopolitik mempengaruhi keamanan siber
Konflik internasional, seperti antara Rusia dan Ukraina, memengaruhi keamanan siber. - Evolusi taktik penyerang
Penyerang memanfaatkan kerentanan berisiko rendah yang sering diabaikan oleh Tim Security, menggunakan teknik yang lebih sulit terdeteksi. - Peningkatan serangan cyber supply chain
Terjadi lebih banyak kasus injeksi kode jahat ke dalam perangkat lunak open-source yang populer.
2. Kelompok industri yang paling sering menjadi target
Sektor Teknologi, Media, dan Telekomunikasi menjadi industri yang paling sering menjadi target serangan siber. Laporan dari Ensign melihat 6 wilayah, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Wilayah China Raya, dan Australia.
Selain sektor Teknologi, Media, dan Telekomunikasi, sektor pemerintahan, layanan
keuangan, dan manufaktur juga menjadi sasaran umum dari aktor-aktor ancaman siber.
Berdasarkan data laporan tersebut, 5 industri teratas di Indonesia yang sering menjadi target peretas di tahun 2023 adalah:
- Teknologi, media, dan telekomunikasi
- Layanan finansial.
- Pemerintahan.
- Energi.
- Manufaktur.
3. Ransom menjadi tujuan utama

Di lima wilayah (Indonesia, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan Wilayah China dan Australia), ransom menjadi tujuan utama para aktor ancaman siber. Di sisi lain, data leak menempati urutan teratas di Korea Selatan sebagai tujuan serangan siber.
Di Indonesia sendiri, 42% dari semua serangan siber yang diamati mencoba memeras korban organisasi untuk uang. Ini mencerminkan peningkatan global ancaman ransomware terhadap perusahaan.
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, ancaman siber juga semakin beragam dan berkembang. Ini menjadi alarm untuk para institusi dan pelaku bisnis untuk meningkatkan keamanan siber mereka.